9

5K 386 2
                                    

Aku sedang berjalan sendirian ketika aku terkejut dengan juluran kaki dihadapanku.

"Mau kemana?" Aku mengerjapkan mataku sesaat. Lalu aku melihat sang pemilik kaki. Ternyata salah satu teman Vektor. Maksudku mereka semua.

"Kelas." Kataku singkat. Tiba-tiba teman Vektor itu menurunkan kakinya dan membiarkan Vektor yang bertanya padaku tadi melewatinya dan berdiri dihadapanku. Aku dikelilingi teman-teman Vektor yang menatapku dengan menyeramkan.

"Eh! Kasian anak orang. Kayak kelaperan aja." Celetuk salah satu teman Vektor yang membuat Vektor berdeham dan yang lainnya mengalihkan pandangannya dariku. Aku sedikit lega karena mereka tidak menilaiku dengan tatapan yang mereka tunjukan tadi.

"Biarin aja Ner, si Vektor emang agak-agak gesrek orangnya." Orang yang membelaku tadi berkata lagi membuatku mengerenyit geli melihatnya.

"Eh bego! Apaan yang gesrek?" Vektor memprotes ucapan temannya itu. Kurasa ini akan menjadi tontonan yang seru dipagi hari.

"Lu lah! Yakali cicak?!"

"Gue bego elu apa? Idiot?!"

"Anjirr... Tuh mulut dijaga ya Tor!"

"Lu pikir gue lagi bawa palu manggil-manggil Tor!"

"Ge-er banget lu jadi cowok! Itu T-H-O-R kalo elo T-O-R! M-O-T-O-R, MOTOR!!"

"Wah!! Akhirnya elu bisa ngeja! Nih gue kasih dua ribu!" Aku terkekeh geli.

"Lu kira gue apaan dikasih dua rebu!"

"Buat parkir, lumayanlah. Mau gak?"

"Anjirr,, Gue sanggup banget oke kalo soal duit!"

"Wah songong banget ya.."

"Gini-gini juga gue sobat lo Tor."

"Bodo amat dong, pret."

"Jangan kaya bocah deh." Salah satu teman Vektor yang lain menyahuti.

"SIAPA YANG BOCAH JIRR?!" Aku tertawa pelan mendengar Vektor dan teman yang dia ajak ribut itu berbicara dengan berbarengan. Ternyata, dibalik kenakalan dan sisi negatif kelompok ini menyadariku satu hal. Mereka adalah teman yang baik satu sama lain.

"Anjirr.. Ner mending lo pergi sekarang oke?" Mendengarnya aku segera melesat pergi dan meninggalkan gerombolan itu.

"EH NERA!"

Dapat kudengar suara Vektor memanggilku.

###

"Nera." Gea memanggilku disaat aku sedang serius membaca novel. Rehat waktu antara pelajaran memang biasa kugunakan untuk membaca buku novel yang bisa kupinjam di perpustakaan.

"Hm?"

"Tadi ada anak buah Bella ngancem gue." Aku langsung menutup bukuku dan menoleh ke Gea.

"Terus?"

"Dia nyuruh gue jauhin Kevin, tapi gue nggak salah kan? Kevin duluan yang mulai."

"..."

Aku tidak tahu harus berkata apa.

"Dia .... Ngomong apa?"

"Heh lo Gea. Jangan deket-deket sama Kevin. Lo sok kecantikan banget sih. Gue Helen, pacar Kevin. Gitu doang sih."

"Lu jawabnya?"

Changing Me [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang