26 - The Feelings

3.9K 328 2
                                    

"The heart has it's reasons which

reason knows not."

-(Blaise Pascal)-

Aku terus melirik kecil kearah laki-laki itu. Dia menatap datar sekelilingnya walaupun Ayahnya kini sedang meengobrol dengan beberapa petinggi. Aku menatapnya lagi. Raut wajah yang biasanya menampilkan kekonyoloan kini hanyalah sebuah wajah dingin. Dengan rahang yang mengeras.

"Samperin aja susah amat."

"Aaa!" Jeritku tidak terlalu kelas. Aku sedikit terkejut kala mendengar suara itu ditelingaku. Aku menatap tajam Gea yang tersenyum manis.

"Apaan sih. Udah jelas-jelas disekolah aja dia ngehindarin gue. Padahal gue gak buat dosa ke dia. Gimana mau nyamperin?"

Aku melirik lagi. Dia masih duduk disana. Menatap kosong pembicaraan Ayahnya.

"You just don't know the reasons why."

"What are you talking about? Reasons?"

"Never mind."

Ada yang tidak beres. Dapat kulihat sedikit raut kepanikan diwajah Jenny dan Gea. Aku menatap mereka tajam. Ada yang sedang mereka sembunyikan dariku. Dan itu menyebalkan.

"Kak." Pundakku ditepuk. Aku melihat Vero sudah berdiri disebelahku. "Dipanggil Ayah." Aku segera mengangguk dan mengikuti langkah Vero. Disitu dapat kulihat Ayah sedang berdiri dan berbicara dengan Pak Geva. Ada Andra juga.

"Oh ini putri saya." Aku tersenyum singkat. Kalian ingin tahu kesan awalku melihat Pak Geva? Buruk. Sangat buruk. Sama seperti saat pertama kali aku melihat Andra.

"Kalian satu sekolah kan?" Aku hanya mengangguk tanpa tersenyum kepada Pak Geva. "Wah, kalian deket?" Mau bapak-bapak ini apa sih? Menyebalkan. Aku melirik kearah Ayah dengan tatapan tidak suka. Aku tidak suka jika ada seseorang yang SKSD kepadaku. Tapi .... Kenapa saat itu Vektor aku biasa saj-

Ah! Lupakan!

Aku dapat melihat Vero juga sama tidak nyamannya denganku.

"Maaf. Tapi saya harus ke kamar kecil dulu." Kataku dengan datar dan langsung membalikan badanku. Aku sengaja berjalan sedikit lebih cepat. Untuk segera pergi ke toilet. Sebenarnya aku sedang tidak ingin buang air, hanya ingin kabur saja. Peduli sekali aku dengan perusahaan Andra.

Aku berjalan dengan kepala tertunduk.

BRUK!

"AKH!" Kataku sambil melihat terkejut ke arah dress abu-abu yang kukenakan.

"Maaf aku tidak senga- Nera?" Aku langsung mendongakan kepalaku.

Tenggelamkan saja aku sekarang tolong!

"Lo gak apa-apa?"

AKU HARUS GIMANAAAA????!!!

Vektor dihadapanku! Dan tadi aku menabaknya?! Nice!

"Eh Vektor." Kataku tersenyum kecil dan melihat gelas yang dibawanya dan melihat lagi dress yang kukenakan ini. Aku melihat kearah ekspresi wajahnya. Dia tersenyum?

Changing Me [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang