Bab 28. Kelompok Kaum Penjudi

663 14 1
                                    

Ketika ia tersadar kembali, Cia Siau-hong sudah mulai minum arak, bukan minum arak seorang diri, melainkan terdapat banyak sekali perempuan cantik yang menemaninya minum arak.

Entah araknya adalah arak yang terbaik atau bukan, tapi yang pasti perempuan-perempuan itu semuanya bahenol cantik mendebarkan hati.

Dengan sempoyongan Kian Po-sia bangkit berdiri, lalu dengan sempoyongan menghampirinya, ia menyambar secawan arak lalu diteguk sampai habis.

Ternyata arak itu betul-betul arak bagus.

Para cewek sedang memandang ke arahnya sambil tertawa, sewaktu tertawa mereka tambah lebih cantik dan menarik.

Kian Po-sia memandang sekejap ke arah mereka, lalu memandang pula ke arah Cia Siau-hong:

"Apakah kau juga mengendus bau harum yang semerbak?", ia bertanya.

"Tidak!", Cia Siau-hong menggeleng.

"Kalau aku mengendus bau tersebut, kenapa kau tidak?"

"Sebab aku telah memencet hidungku sendiri!"

"Mengapa kau pencet hidungmu sendiri!"

"Sebab aku sudah tahu bau harum macam apakah itu!"

"Bau harum apa?"

"Obat pemabuk!"

"Kenapa kau harus merobohkan aku dengan obat pemabuk?"

"Dengan begitu kau baru akan merasa agak aneh dan misterius!"

Setelah tersenyum ia menambahkan:

"Sesuatu yang makin misterius akan mendatangkan daya tarik yang makin besar, makin besar daya tariknya, makin puas pula kau merasakannya"

Kian Po-sia memandang ke arahnya, lalu memandang pula cewek-cewek itu, akhirnya tak tahan lagi dia menghela napas panjang.

"Tampaknya kau benar-benar seorang ahli, seorang ahli seratus persen......"

"Mengapa semua orang selalu menyebutkan makan, minum, bermain perempuan lalu berjudi, mengapa tidak dikatakan berjudi, main perempuan, minum, kemudian baru makan........?"

"Entahlah!"

"Aku tahu!"

"Kenapa?"

"Sebab berjudi adalah paling hebat, entah bagaimanapun caramu makan, caramu minum, caramu bermain perempuan, tak akan habis hartamu dalam sekejap mata, tapi bila sudah berjudi maka kemungkinan besar segala sesuatunya akan ludas dalam waktu singkat! Asal harta sudah ludas mau makan juga tak ada yang bisa di makan, mau minum juga tak ada yang bisa di minum, apalagi bermain perempuan, perempuan lacur manakah yang sudi kau gerayangi tanpa mendapat imbalan yang sesuai dengan tarifnya?"

"Ya, ya, betul juga perkataan itu!"

"Makanya soal judi selalu diatur pada bagian yang terakhir!"

"Betul, betul, sedikitpun tak salah!"

"Sekarang, apakah kita sudah tiba pada gilirannya untuk berjudi?"

"Agaknya memang begitulah!"

"Kau bermaksud membawaku kemana untuk bermain judi?"

Belum lagi Cia Siau-hong menjawab, tiba-tiba kakek itu sudah menongolkan kembali kepalanya dari balik pintu seraya menjawab:

"Di sini saja, apapun yang kau inginkan, bisa kau dapatkan semua di sini!"

ooo)O(ooo

Tentu saja tempat itu sudah bukan warung bobrok yang kotor lagi.

Tempat ini adalah sebuah bangunan rumah yang sangat indah, mempunyai dekorasi yang indah, perempuan yang cantik, hidangan yang lezat dan arak yang terbaik.

Sword Master aka Pedang Tuan Muda Ketiga/Pendekar Gelandangan - Khu LungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang