Part 2

4.9K 155 2
                                    

.

"Apa salahnya ly? Kita udah sama2 sejak kecil. Dimana ada lo disana ada gue." Bima menyentuh bahu Prily, lalu Prily kembali menatap wajahnya. "Gue sayang sama lo!" nadanya kembali tinggi.

"justru itu bim, kita udah sama sama sejak kecil, Elo dan gue gak bakal bisa dipisahin. Tapi elo mau ngerusak semuanya!"

"Apa sih Ly? Gue bener bener gak ngerti sama Lo!!" kata bima kesal dan membuang wajahnya dari tatapan Prily.

"Gue juga sayang sama lo bim!" Prily menundukkan wajahnya. Prily menarik nafasnya sejenak, "Gue gak mau kita pacaran, terus putus dan hubungan kita gak seru kayak sebelumnya lagi. Ada cemburu2, protect, dan lain sebagainya yang bakal bikin hubungan kita gak seasik dulu."

Bima hanya diam dan mulai menyalakan mobilnya.

Sepanjang perjalanan suasana hening. Sesampai dirumah Prily menatap wajah Bima sebelum turun dari mobil. Tapi Bima sama sekali tidak menatap Prily. Prily sangat merasa tidak nyaman dengan keadaan ini.

Prily turun dari mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun.

...

Brukk

Prily merebahkan tubuhnya sambil memegangi bunga yang diberikan oleh Bima.

"Gue gak maksud Bim, maafin gue. Gue bener bener gak tau harus gimana. Tapi gue tau perasaan gue cuma sebatas sayang sebagai sahabat sama lo. Gue gak bisa bim ngerusak hubungan ini. Persahabatan bisa selamanya! Tapi pacaran gak Bim." Prily bangkit dari tempat tidur, diletakkannya bunga itu di atas meja belajarnya. Prily memutuskan untuk mandi dan Prily ingin tidur lebih awal dimalam ini.

...

(Sisi Bima)

Bima termenung, dia menyesal mengungkapkan perasaan disaat yang tidak tepat. Dia hanya merasa cemburu saat Prily didekati oleh seorang lelaki tampan dan terlihat mapan saat ditoko buku. Saat lelaki itu menatap wajah Prily, bola mata bima menangkapnya sangat jelas. Prily tidak pernah dekat dengan lelaki selain dirinya. Sehingga hanya melihat Prily tidak sengaja bertemu dengan lelaki itu, perasaan Bima menjadi tidak biasa.

"Aku hanya gak ingin terlambat Ly!" kata Bima sambil menatap foto Prily bersama dirinya didinding kamar.

...

"Prily sayang, bangun..!!" kata Dilara.

"Iya mah, hari ini aku masih liburkan.." sahut Prily sambil menarik selimut menenggelamkan wajahnya.

"Kamu cewek! Gak boleh gitu ah!" kata Dilara sambil membuka jendela dikamar Prily. "Ayo bantu mamah masak didapur aja!"

"Iya deh mah, Prily mandi dulu ya..!!" Prily bangun dari tempat tidur dan memulai aktivitas.

...

(pukul 08:30)

"Mah, pah ! Aku izin mau ke mall dulu ya!" Prily memutuskan ke mall bersama teman temannya dari pada lontang lanting tidak jelas dikamar.

"iya, jangan pulang malam!" kata Feri,papa kandungnya tegas, lalu mengeluarkan kartu kredit dari dompetnya. "Nih sayang kalo kamu mau belanja!"

"Ihhh papah baik banget." Prily langsung memeluk ayahnya dan mencium pipinya.

"Tapi inget tau batasannya ya." Fery selalu berkata begitu, dia sangat baik tetapi memiliki syarat agar anaknya tidak melewati batasan.

"iya papahku sayang, Prily pamit yaa.." tidak lupa Prily cium tangan Fery dan Dilara sebelum berangkat.

"Ke Mall center ya pak!" kata Prily kepada supir pribadi ayahnya yang sedang melap kaca depan mobil.

"siap non."

Sepanjang perjalanan Pak Supri tidak henti hentinya bercerita tentang pengalamannya yang mungkin sudah kesekian kalinya Prily dengar. Prily hanya bisa pura pura kaget dan merespon ceritanya seolah olah penasaran.

"Vin, Re, semuanyaaa !!!" teriak Prily saat turun dari mobil.

"Prily!!" mereka memanggil seolah tidak pernah bertemu dalam jangka waktu yang lama.

"Makan dulu yaa, abis itu baru kita tentuin mau ngapain!!!" kata Vina dan disetujui oleh semuanya.
.
.

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang