Part 20

2.6K 138 8
                                    


"Laper?"

Prilly menggeleng. Sepertinya akan sangat sulit meluluhkan hati Prilly.

...

"Ka Mila !" Prilly mengetuk pintu kamar Mila. Setelah selesai makan malam mereka ke kamar masing masing. Tapi Prilly merasa ada hal yang ingin disampaikannya ke Mila.

"Kak!" panggilnya.

"Masuk aja Pril!"

Setelah mendengar sahutan dari dalam. Prilly segera masuk ke dalam. Prilly memilih novel dirak Mila, setelah mendapat buku yang belum pernah dibacanya, Prilly mengambil buku itu lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Sementara Mila sedang menyiapkan baju kerjanya besok.

"Kak!" panggil Prilly sambil membaca dan masih diposisi semula.

"Hmm"

"Jangan mau sama Ali yang sok ganteng itu!"

Mila menoleh ke arah adiknya itu. Mengangkat ke dua alisnya bingung mendengar perkataannya.

"Jangan mau dipedekatein sama Ali!" kata Prilly lagi menjelaskan perkataan sebelumnya.

"Aliando?" ujar Mila memastikan.

Setelah Prilly mengangguk, seketika itu tawa Mila pecah. Entah apa yang ada difikiran adiknya itu.

"Gak! Kakak gak bakal rebut dari kamu kok!" Ujar Mila masih dalam tawanya.

"Ih kakak apaan! Aku serius!"

Prilly bengun lalu duduk disamping kasur. Bagaimana caranya menjelaskan pada Mila.

"Gak ada yang serius. Udah sana kamu tidur! Besok kakak gak bisa anter. Kamu minta tolong Ali gih!"

Prilly memutar bola matanya malas. Kenapa harus Ali?

"Gak ah! Kan ada mang Supri!"

"Kalau kamu gengsi, yaudah aku bilangin deh!" Mila mengambil handphonenya di meja rias. Prilly segera bangun mengambil handphone itu lebih dulu.

"Kakak ngapain sih! Gak mau!"

Mila tertawa gemas meliat tingkah adiknya.

"Kok Bima sekarang jarang main sama kamu?"

Prilly pun lupa kapan terakhir bertemu Bima. Mungkin sudah beberapa minggu lalu. Prilly hanya bisa mengangkat bahunya sebagai jawaban. Padahal hubungannya dengan Bima sudah baik sejak malam itu.

"Aku pinjem bukunya ya kak!" setelah Mila mengangguk, Prilly meninggalkan Mila ke kamar pribadinya.

Prilly ingat pertanyaan terakhir kakaknya. Tapi kenapa Prilly merasa biasa saja tanpa Bima?

Massage :

Bima

Bim, bsok gw bsa ikut skolah breng lo?

Sebenarnya dia bisa saja minta antar mang Supri atau naik taksi seperti biasa. Tapi Prilly rasa dia harus memulihkan kembali hubungannya dengan Bima seperti sedia kala.

...

"Oke bro!" Bima menyentil rokonya agar abunya jatuh. Seseorang yang berbicara dengannya kini pergi menjauh dari bar.

"Satu gelas lagi!" ucap Bima pada seorang bartender.

"Sayang!" seorang wanita tampak mendekat dan duduk disebelahnya setelah memberikan salam hangat dengan mencium pipi kanan dan kiri Bima.

"Kamu sendirian?" tanya nya.

"Iya sendirian!" Bima meneguk segelas bir yang diberikan bartender.

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang