Part 30

1.7K 60 5
                                    

"Hei.. Udah lama?" tanya Bima saat masuk dan langsung manjumpai sosok Viara.

"Ya lumayan." jawab Viara tersenyum ringan. Lalu kemudian mengotak atik handphonenya kembali.

"Udah dibenerin handphonenya?"

"Belum, ini gue minjem hp nyokap." jawab Viara sambil terkekeh sendiri.

"Oh gitu, gue tau tempat service handphone yang bagus, mau gue temenin kesana?"

"Boleh, tapi nanti aja, gue gak bawa handphonenya kalau sekarang!"

"Iya nanti, jam segini juga belum buka!" kata Bima tertawa.

Bima memindah makanan ke piring yang sudah tersedia dari rumah sakit. Lalu membangunkan ibunya Prilly yang sedari tadi masih tertidur lelap. Bima memberikan sarapan pagi untuk Dilara. Viara memperhatikan gerak gerik Bima. Bima terlihat sangat perhatian dengan Prilly dan ibunya.

"Ra, gue mau sarapan diluar. Mau ikut?"

Viara mengangguk kemudian pamit dengan Dilara.

...

"Lo suka sama Prilly?"

Pertanyaan itu langsung dilontarkan saat Bima baru saja meneguk teh hangat. Sontak Bima langsung tersedak karena selain terkejut pertanyaan itu juga menjurus ke area sensitifnya - hati.

"Sorry bim, gue salah nanya!"

"Gue gak suka sama Prilly!" jawabnya datar lalu menatap Viara tajam. "Tapi gue sayang!" satu tangannya menyentuh dada. "Gue juga gak ngerti, sayang gue ini cuma sekedar rasa takut kehilangan atau gue gak bisa tanpa dia!"

"Lo udah ngomong sama Prilly?"

"Udah ra, dia nolak gue. Dia gak mau ngerusak persahabatan gue sama dia yang udah dari kecil dijaga sama sama."

Viara mengelus lembut pucuk tangan Bima. "Itu artinya lo cinta, cinta yang tumbuh karena kebersamaan kalian." Viara memindah tangannya ke bahu Bima. "Tapi cinta gak bisa dipaksain, Prilly sayang sama kamu, tapi dia gak cinta seperti perasaan kamu! persahabatan kalian bakal berubah kalau kalian pacaran. Dengerin gue..." Viara menatap bola mata Bima lekat lekat. "Coba buka hati lo ke orang lain, lo bakal lebih bahagia ketimbang lo maksain perasaan lo!"

Bima tersenyum. "Lo mau bantu gue?"

Viara tersenyum, lalu beberapa saat kemudian mengangguk pasti.

...

Seseorang tengah berjalan dengan langkah yang cepat dikoridor rumah sakit. Hatinya berdebar kencang. Rasa didadanya berkecamuk menjadi satu.

Kamar D59. Sesuai dengan petunjuk dari Viara. Belum sempat membuka pintu, seseorang sudah membuka lebih dahulu dari dalam.

"Tante!" sapanya lalu menyalimi.

"Nak Ali, kamu kemana aja? oh iya, kebetulan! Tante mau pulang sebentar, ayah Prilly baru datang dinas, minta jagain Prilly ya. Dia masih tidur didalam!"

"Siap tante, Pasti Ali jagain! hati hati tan!"

Aliando melangkah masuk kedalam dengan pelan. Bahkan hampir tak terdengar suara langkah kaki. Di tidak ingin membangunkan Prilly. Di tatapnya gadis yang sudah membuatnya jatuh cinta ini.  Tidak ingin mengganggu, Aliando meletakkan bouqet bunga disamping tangan Prilly kemudian menarik kursi agar bisa duduk disamping.

Next

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang