Part 16

2.1K 80 0
                                    


Sementara semua penghuni mobil tertidur,kecuali Aliando. Aliando memutar lagu yang tidak terlalu bising dan nyaring. Hanya agar dirinya tidak merasa ngantuk. Sesekali dirinya menatap gadis cantik disampingnya. Kapan lagi dia bisa menatap Prilly sedekat ini. Tanpa sadar Aliando tengah tersenyum, entah apa yang dia rasakan. Yang pastinya dia bahagia.

Hari sudah mulai gelap. Lampu lampu jalanan mulai menghiasi sepanjang jalanan ibu kota. Aliando merasa haus dan berusaha mengambil botol Aqua dihadapan Prilly. Seketika itu bayangan muncul dihadapan mobil. Seorang anak kecil berusaha menyebrang. Aliando bergegas rem mobilnya. Untungnya mobil tidak melaju begitu kencang. Sehingga Aliando tidak melukai anak kecil itu. Ia segera keluar dari mobil untuk melihat kondisi anak didepan mobilnya dan membantunya menyebrangi jalan. Aliando kembali masuk kedalam mobil.

"Hey!" Aliando mengambil botol Aqua dihadapan Prilly lalu meminumnya. "Maaf ya bikin kamu kebangun!" Aliando menaruh kembali botol Aqua dan menatap teman teman Prilly di belakang. Mereka masih tertidur lelap. "Temen temen lo tidurnya nyenyak banget." Kata Aliando terkekeh. Prilly pun ikut terkekeh.

"Kamu haus gak? Itu ada supermarket. Belanja bentar yuk! Aku juga mau beli coffe biar gak ngantuk." Kata Aliando mengajak Prilly ke supermarket. "Tapi temen temen kamu tidurnya nyenyak banget. Nggak enak kalo bangunin. Kamu pilihin buat mereka aja ya!" kata Aliando sembari menyetir mobilnya ke arah parkiran supermarket. Aliando membuka pintu mobil Prilly. Prilly yang memang merasa dirinya sedang haus, terpaksa mau mengikuti Aliando ke supermarket. Aliando mengunci mobilnya agar teman teman Prilly tetap aman.

"Lo pilih aja, gue kesana ya cari coffe. Jangan lupa snack buat temen temen lo juga." Kata Aliando lalu meninggalkan Prilly yang masih memilih milih makanan dimasukkan ke keranjang. Prilly mengangguk tanpa menatap Aliando.

Prilly hanya mengambil beberapa snack dan tujuh buah aqua ke dalam keranjang belanja lalu berjalan menghampiri kasir.

"Kamu belanja itu aja?" Aliando menghampiri Prilly.

"Iya ini aja!" Sahut Prilly lembut.

"Kesana bentar Pril !" Aliando mengambil keranjang ditangan Prilly lalu menggandeng tangan Prilly. Prilly hanya bisa menatap tangannya yang digenggam Aliando sambil mengikuti langkah Aliando.

"Kemana?" Tanya Prilly heran.

"Kamu suka gak?" Kata Aliando menghentikan langkahnya disebuah deretan etalase beraneka ragam boneka. Itu liat! Aliando menunjuk sebuah deretan boneka berwarna biru yang membuat Prilly terpana. Apalagi kalau bukan doraemon. Kartun kesukaan Prilly. Banyak koleksi Doraemon Prilly terpajang dikamarnya. Dari boneka, miniatur dan lain sebagainya.

"Lo tau dari mana gue suka doraemon?" tanya Prilly heran.

“Dari wajah lo! Mirip doraemon soalnya!" Aliando tertawa sambil mencubit pipi Prilly.

Prilly terkejut saat Aliando tiba tiba mencubit pipinya. Berani beraninya lelaki ini mencubit pipinya, fikirnya.

"Lo suka?" Aliando mengambil salah satu boneka doraemon berukuran sedang dan menunjukkannya kepada Prilly.

Prilly hanya menatap boneka itu. Sebenarnya dia sangat ingin, karena dari banyaknya koleksi boneka doraemon. Prilly tidak memiliki yang berbentuk seperti itu.

"Ya udah gue beliin buat lo!" Tanpa menunggu Prilly menjawab Aliando langsung memutuskan untuk membelinya.

"Gak gak usah li !" kata Prilly menggenggam lengannya.

Aliando tersentak. Ini pertama kalinya Prilly memanggil namanya dan menggenggam tangannya. Aliando menatap wajah Prilly dan tetap memaksa untuk membelinya. Sambil berjalan menuju kasir, Aliando terus menambah snack snack kedalam keranjang.

“Punya gue biar gue bayar sendiri! kata Prilly tidak ingin lebih banyak merepotkan Aliando.

Aliando tidak memperbolehkan Prilly membayar sendiri, dirinya menghalang halangi Prilly membayar. Membuat kasir bingung dengan tingkah mereka. Prilly menggenggam boneka yang dibeli Aliando untuk dirinya. Karena tidak ada plastik yang muat untuk boneka itu. Aliando membawa tiga kantong belanjaan ke dalam mobil.

..

Next

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang