Part 17

2.3K 80 0
                                    

"Gilaa !!! Kita tidur. Kalian malah asik ngedate !" Kata Dini saat Prilly masuk ke dalam mobil.

"Iya nih, belanja gak ngajak ngajak!" Tere ikut komplain.

"Ini buat kalian!" Setelah mengambil coffe miliknya Aliando menyerahkan tiga kantong belanja yang dibawanya ke Tere yang duduk tepat dibelakangnya. Agar mereka menghentikan komplainnya terhadap Prilly. Mereka bersorak ramai lalu berebut memilih snack. Vina menyelidik ke arah Prilly saat dirinya merasa ada yang aneh. Benar! Prilly sedang memeluk boneka doraemon.

Aliando melajukan kembali mobilnya ke jalanan.

"Ehmm!" Vina mulai menggoda Prilly. Teman temannya ikut memandang. "Itu doraemon, dibeliin atauuuu??" tanyanya dengan nada sedikit mengejek.

"Cieeeee" ujar teman temannya.

Prilly tidak bisa menjawab. Pipinya mulai merah. Dirinya tahu ini akan terjadi. Prilly bingung harus bagaimana. Jika tidak dijawab, temannya akan berfikir macam macam. Tapi kalau dijawab, mau jawab apa? Prilly masih diam seribu kata tidak berani menatap teman temannya yang tengah mengejek dirinya.

"Yaudah kalo gak mau cerita mah!" sahut Tere. "Kita bisa nyimpulin sendiri kok!" sambungnya sambil terkekeh. Semuanya ikut terkekeh.

"Apaan sih kalian! Gak ada apa apa juga. Gak usah deh main kesimpulan kesimpulan!" jawab Prilly sedikit kesal tapi tidak marah.

"Minta dong!" Viara merebut snack di tangan Tere.

"Gak mau!" Tere menunjukkan sifat kekanak kanakannya. Membuat yang lainnya tertawa. "Elo ambil yang lain aja!" bukannya menyerah Viara justru merebut snack itu membuat terjadinya tarik menarik dan keributan kekanak kanakan.

Prilly bersyukur akhirnya teman temannya tidak menyambung pertanyaan yang dirinya sendiri bingung harus menjawab apa. Aliando tertawa melihat tingkah teman teman Prilly yang diluar dugaannya.

"Udah sampai!" kata Aliando memasuki pekarangan panti asuhan. Ada beberapa anak berpakaian muslim seperti baru pulang dari masjid.

Vina menatap panti itu. Tidak begitu banyak perubahan. Membuat dirinya masih merasa dekat dan sangat mengenali tempat itu. Mungkin hanya tinggal beberapa anak yang mengenali dirinya. Setelah beberapa detik mempersiapkan diri. Vina akhirnya turun dari mobil dan masuk ke dalam panti ditemani semua teman temannya. Ibu panti terkejut melihat kedatangan Vina. Vina masih sangat dikenali oleh ibu panti. Karena Vina adalah salah satu anak yang paling disayangi dipanti itu.

"Nak Vina!" ujar seorang wanita yang bergegas menghampiri setelah melihat kedatangan mereka.

"Ibu Nia!" Vina memeluknya sambil kembali menangis. Mungkin Vina kembali teringat dengan masalahnya, atau dia merindukan tempat ini. Dimana dia mendapatkan kasih sayang dengan tulus.

"Ayo masuk!" Bu Nia mempersilakan mereka semua untuk masuk kedalam. Seorang anak panti segera menghidangkan minuman dan kue kering untuk Prilly dan teman temannya.

Mereka duduk bersama. Sementara Vina menceritakan semua yang dialaminya. Dari pertama dirinya diadopsi, hingga hari ini dia memutuskan untuk kembali ke panti. Bu Nia sangat marah mendengar hal yang tidak enak dialami anak asuhnya. Seketika air matanya menetes. Yang lainnya ikut berempati dengan keadaan Vina. Bu Nia membuka lebar pintu panti untuk Vina. Bu Nia tidak mengijinkan Vina untuk kembali kerumah itu lagi. Vina tidak ingin memperpanjang masalah. Dirinya hanya ingin Bu Nia menerima kembali dirinya dan melanjutkan hidup dipanti seperti enam tahun yang lalu.

Usai menemani Vina berbincang bincang, Prilly dan yang lainnya pamit pulang. Berat bagi mereka berpisah dengan sahabatnya yang satu ini. Tapi Prilly yakin ini adalah jalan yang terbaik untuk Vina. Disinilah kebahagiaannya. Sebelum hari mulai semakin malam. Aliando segera mengantar teman teman Prilly bergiliran, sebelum akhirnya mengantar Prilly.

"Prill !" Aliando membangunkan gadis yang tengah tertidur pulas disampingnya.

Prilly tersadar dirinya tengah tertidur selama perjalanan. Prilly mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya, lalu mengambil barang barangnya bersiap untuk turun.

"Maafin temen temen gue yah! Mobil lo jadi berantakan!" kata Prilly saat melihat kursi belakang penuh snack berserakan.

"Gak apa apa Prill !" dirinya tersenyum pada Prilly.

Seperti biasa, Aliando membuka pintu untuknya. Prilly pun turun. Tapi tidak langsung kerumah. Dia justru ke kursi belakang mobil, membuat Aliando heran. Prilly membersihkan snack dan sampah sampah yang berantakan akibat ulah teman temannya.

"Pril, gak usah !" Aliando terkesima melihat sifat Prilly yang baru diketahuinya.

"Gak, gue udah banyak ngerepotin lo!" jawabnya sambil terus membersihkan. "Selesai!" Prilly turun sembari membawa bungkusan sampah ditangannya. Lalu membuang ke tong sampah didepan rumahnya. Mila yang mengetahui kedatangan Prilly segera keluar menyambut adiknya.

"Ini bonekanya. Disimpan ya! Jangan dibuang!" Aliando memberikan boneka yang tidak sengaja ditinggal Prilly didalam mobil.

"Prill, kok malem banget pulangnya?" Mila membuka pintu gerbang.

"Aku capek kak" Prilly segera masuk dan Aliando berpamitan pulang.

"Makasih ya!" kata Prilly tiba tiba muncul disamping Mila yang masih menunggu Aliando pergi.

Aliando tersenyum dan mengangguk. Mata Prilly menangkap wajah Aliando. Orang yang selama ini ditakutinya. Ternyata berwajah sangat rupawan. Prilly tersadar dengan perasaannya. Dirinya begitu beruntung diperlakukan manis oleh seorang pujaan sekolah. Tapi tetaplah, dia masih memiliki seribu pertanyaan yang belum terjawab. Bagaimana Aliando bisa selalu ada, dan tahu segala tentang dirinya. Padahal sebelumnya mereka belum pernah saling mengenal.

"Pril, ayo masuk!" Mila menyadari adiknya tengah melamun sembari menatap mobil Aliando yang tengah melaju.

"Iya iya kak!" Prilly menutup gerbang rumah lalu mengikuti langkah Mila.

"Kamu beli boneka Pril? Boneka kamu udah banyak gitu!" ujar Mila melihat adiknya menggenggam boneka doraemon.

"Gak kak!" Prilly tersadar dirinya tengah keceplosan. Langsung berusaha mengalihkan pembicaraan. "Mama sama papa mana kak?"

"Mama sama papa udah tidur." Mila berjalan menuju kedapur. "Aku mau bikin nasi goreng. Kamu mau?"

"Mauuuu!" sorak Prilly. Seketika rasa lelahnya hilang. Dia merindukan masakan Mila. Padahal dirinya tidak sedang lapar. "Tapi aku mandi dulu!"

"Gak baik mandi malam!" Mila mulai mempersiapkan bahan untuk memasak.

"Gerah banget kak!"

.

.

Ne

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang