Part 18

2.3K 78 2
                                    

"Enak!" Prilly memakan nasi goreng yang dihidangkan oleh Mila. Dia makan begitu lahap. Mila tersenyum melihat adiknya begitu menikmati masakannya.

"Maaf ya, tadi kakak gak nganterin kamu. Soalnya pacar kamu.."

Uhuk uhuk.

Tiba tiba Prilly tersedak lalu segera meminum air putih dihadapannya.

"Bukan pacar!" jawab Prilly ketus.

"Terus?" Mila menaikkan alisnya, menatap Prilly lekat lekat.

"Bukan siapa siapa. Kebetulan kenal!"

"Yaudah gak papa kalo gak mau ngaku."

"Ngaku apaan sih ka Mila!"

"Kalau bukan pacar, ngapain coba dia ngasih brownis mahal buat mama papa?"

"Apah?"

Prilly terkejut lalu menatap wajah Mila yang tersenyum penuh makna diwajahnya. Prilly mengalihkan pandangannya. Menurutnya percuma jika mengelak. Nyatanya Mila selalu mengatakan bahwa Aliando adalah pacarnya. Ia menghabiskan nasi dipiringnya sambil terus memikirkan maksud dari lelaki misterius itu.

"Makasih ya kak."

Prilly beranjak dari tempat duduk. Saat Mila ingin mengatakan sesuatu, Prilly langsung mencegatnya dengan pura pura menguap. Takut kalau membahas lelaki itu lagi. Prilly segera masuk kekamarnya, meninggalkan Mila yang masih membersihkan meja makan.

Mata Prilly menatap sebuah boneka yang barusan diberikan oleh Aliando. Tanpa ia sadari, bibirnya kini mengembangkan senyum. Dia mengambil boneka itu lalu duduk di meja belajar. Ditatapnya sambil masih menerka.

Kenapa orang ini? Begitu aneh. Hei doraemon! Lo bisa kasih gue jawaban? Prilly menatap benda mati itu. Seakan dia bisa memberinya jawaban. Prilly masih berkulat dalam kebingungannya. Saat mengucapkan kata "jawaban" dirinya seperti ingat sesuatu. Dia langsung menepuk kepalanya dengan telapak tangan.

"Gue harus ngerjain tugas!" Prilly meletakkan boneka itu dikasurnya. Kemudian meraih tas sekolahnya yang tergeletak disamping meja. Diambilnya lembaran kertas. Kertas yang berada ditangannya saat ini adalah tugas untuk kompetisi music.

Ya ampun! Banyak banget tugas gue. Ngelembur nih!

Mata Prilly yang tadinya mengantuk, kini kembali normal. Tugas bu Santi begitu banyak, tidak mungkin dia bisa menyelesaikan semuanya. Prilly beranjak dari tempat duduknya. Melangkahkan kaki ke kamar Mila. Dibukanya perlahan pintu kamar Mila yang tidak terkunci.

"Ka!" Prilly memanggil Mila yang terlihat seperti sudah tertidur membelakangi Prilly. Mila membalikkan badan lalu duduk. Syukurlah! Prilly lega, Mila belum tertidur.

"Kesini Pril !" Mila menepuk tempat tidur disebelahnya, meminta Prilly untuk mendekat. "Kenapa?"

"PR aku!"

Prilly memberikan lembaran kertas yang dipegangnya kepada Mila. Mila tersenyum melihat tugas itu.

"Kakak ngerti kok! Siniin pensilnya." Mila mengerjakan tugas Prilly sambil menjelaskan sedikit.

"Kak, gimana interviewnya?"

"Alhamdulillah lancar prill, doain kakak diterima ya!" Mila masih mengerjakan tugas Prilly sembari bercerta pengalaman pertama kali interview nya.

"Nih udah !" Mila memberikan tugas Prilly yang sudah selesai dikerjakannya. Ternyata adiknya sudah tertidur lelap disampingnya. Mila membenarkan posisi tidur Prilly lalu menarik selimut menutupi tubuh mungil adiknya.

...

🕑

Jam menunjukkan pukul 02:00 pagi. Prilly terbangun dari tidurnya. Dia menatap Mila yang tertidur dengan lelapnya. Teringat tugasnya. Prilly langsung mencari cari letak benda pusaka itu. Mila menaruhnya dimeja samping kasur. Prilly melihat seluruh pertanyaan telah dijawab Mila. Wajah Prilly menguntai senyum penuh kebahagiaan. Setidaknya dia akan terbebas dari ocehan dan hukuman selanjutnya dari Bu Santi. Prilly mencium kening Mila yang masih terlelap. Lalu bangkit dan kembali ke kamarnya. Masih ada satu tugas yang belum dikerjakannya.

Prilly Latuconsina

Lagu daerah : Waktu hujan sore sore

Lagu tantangan : We are never ever getting back together - taylor swift

- Juri : Aliando Fikri
- Juri : Ashila

Kertas itu dilengkapi dengan lirik dan kunci gitar. Prilly meraih gitarnya.

...

Bintang Dilangit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang