Setelah mereka selesai dari toko bunga itu. Peter mengajak Rachel untuk makan malam sebagai tanda terima kasih dan maafnya. Tapi Peter harus pulang ke rumahnya dulu. Ia ingin ganti baju dan ambil uang lagi karena ia memang setiap hari hanya membawa beberapa dolar.
Mau tak mau, Rachel menurutinya. Ia tahu apa yang akan terjadi di sana. Jika dia ikut pulang dengan Peter. Tapi semoga itu tidak terjadi. Mereka pun naik bus menuju tempat pemberhentian selanjutnya karena disana sudah dekat dengan rumah Peter.
"Kau mau tunggu di sini? Atau ikut aku ke kamar?" tanya Peter.
"Di sini aja. Kau kan mau ganti baju kenapa ajak aku masuk ke kamarmu juga?" tanya Rachel yang sudah duduk di ruang tamunya.
"Yaya, dia akan pulang. Sebentar lagi" kata Peter singkat lalu pergi begitu saja.
Rachel yang bosan pun mengeluarkan ponsel dan mengotak-atik social mediaku.
"Aku pulang" kata Sean yang masuk dari pintu beberapa saat kemudian.
Rachel menatapnya dan begitu juga sebaliknya. Dia menatap Rachel dengan tatapan aneh.
"Aku hanya menunggu Peter, jika kau tak suka, aku bisa keluar" kata Rachel yang bersiap-siap untuk keluar.
"Tunggu, duduklah" kata Sean yang berjalan menuju ke arah Rachel.
Rachel menatapnya heran. Tapi di sisi lain Rachel sangat merindukannya. Rachel ingin memeluknya sekarang tapi diurungkan niatnya itu.
"Apa?" tanya Rachel.
"Aku minta maaf, akan ku ceritakan semuanya padamu nanti apa yang terjadi beberapa bulan ini. Aku hanya ingin berusaha menjadi ayah yang baik" kata Sean yang sudah duduk di sampingnya.
"Kau harus cerita semuanya. Semuanya. Bahkan cemburuku padamu. Tolong ceritakan padanya. Mana tahu dia akan berubah pikiran" kata Peter.
"Kau sudah siap mandi?" tanya Rachel.
"Sudah, sayang. Sorry, pa. Untuk hari ini Rachel akan menjadi milikku. Jika kau mau jelaskan sesuatu dengannya pilihlah hari lain" kata Peter.
Peter langsung menarik Rachel dari sana dan mengajaknya masuk ke mobilnya. Lalu melajukan mobilnya ke rumah Rachel. Rachel hanya diam saja di dalam mobil. Peter ingin mengatakan sesuatu tapi dia bingung. Jadi ia memutuskan untuk diam saja.
"Pete, tunggu bentar ya, gue ganti baju dulu" kata Rachel. Mereka sudah masuk ke tempat Rachel dan Peter sudah duduk di ruang tunggu. Seperti biasa.
Rachel POV
Setelah selesai ganti baju, ia memoleskan sedikit make-up. Tiba-tiba ia teringat Sean. Ia sangat ingin baik lagi dengan Sean. Waktunya telah tiba, tapi aku malah menyia-nyiakannya.
Setelah selesai ia memoleskan sedikit lipstik sebagai sentuhan terakhir. Ia keluar dari kamarnya. Dan ia terkejut siapa yang ada di depannya sekarang. SEAN.
"Berarti Peter adalah lelaki yang special untukmu ya? Sampai-sampai dia pun tahu passlock tempat ini" kata Sean yang memulai percakapan.
"Dia memang special. Aku sudah menganggapnya seperti abangku walaupun terkadang dia lebih manja. Kok bisa ke sini?" tanyaku heran.
"Jujur. Aku mengikuti kalian. Lalu mendapatkan pesan dari Peter, katanya ia sedang ngak mood jadi dia menyuruhku untuk menggantikannya" jelas Sean.
"Oh" ucapku singkat.
"Ayo, akan ku jelaskan nanti" kata Sean yang sudah berdiri.
"Ok" jawabku.
Ia pun mengantarku ke sebuah restoran yang belum pernah kuinjaki. Kelihatannya mahal dan mewah. Setelah kami duduk, aku memulai membuka menunya lalu tercengang melihat harga makanan di sini. Aku menoleh ke arah Sean dan ternyata ia sedang menatapku.
"Kau pesan saja, aku tak nafsu makan melihat harganya yang begitu menjijikkan" kata Rachel yang duduk di seberangnya itu.
"Aku bahkan tak tahu ini artinya apa. Akan ku samakan pesananku dengan pesananmu saja" kataku lalu menutup menunya.
"Aku sangat merindukanmu, Rachel" katanya dengan lembut.
"Aku juga" jawabku keceplosan.
"Aku tahu itu" lalu ia tersenyum dengan senyumannya yang akan membuat semua wanita meleleh jika melihatnya.
"Simpan saja senyummu itu. Aku tidak suka kau tersenyum di sini" kataku yang ku rasakan pipiku mulai memanas.
"Baiklah, sayang" katanya lalu menatapku lagi.
Kami pun menikmati makanan yang sudah disajikan. Aku tidak akan lupa dengan hari ini. Bahkan, kita tetap mengobrol seperti biasa. Mungkin ini yang namanya kekuatan cinta. Atau cinta itu buta?
"Kita harus pulang, besok aku harus sekolah dan kau mengajar" kataku yang sedang menutup tasku.
END
BOONG DENG
================================
Hallu maap baru sempat publish lagi, soalnya banyak tugas di sekolah. Bagi kalian yang sekolah tahu lah bagaimana sengsaranya jadi siswa😊 Oh ya, jangan lupa vote atau commentnya jika ada yang kurang atau salah. Gue senang banget kalo readers gue aktif😉 thankyou juga buat yang selalu vote kalo baca dan beberapa orang yang udah nambahin ini di reading list kalian.Gue kek pidato yak panjang amat. Ya udah dehh, see you di part selanjutnya, xoxo

KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT?
Teen Fiction#1 in Indo (April 2019) #1 in ceritaindo (Feb 2021 til Apr 2021)