"Kau ini selalu saja labil, Ed. Ya sudah sana sekalian bawakan aku segelas air bening ya." Ujar Niall sembari memainkan gitar dengan kunci nada yang asal.
Lantas aku pergi ke dapur. Karena aku orang yang inisiatif, maka bukan Niall saja yang kubawakan minum, Zayn, Harry, Liam, dan Louis pun tentu kubawakan. Namun, sebelum aku kembali pada the boys di halaman belakang, tiba-tiba seseorang menutup mataku dengan tangannya. Refleks, kusikut perutnya itu dengan keras dan orang itu pun melepaskan tangannya dari mataku.
"Oh.. Harry. Maaf-maaf, sakit ya?" Tanyaku saat ia memegang perutnya dan menunjukkan ekspresi sedihnya. "Lagian kenapa kau sok mengagetkanku?"
"Sebenarnya tadi aku ingin memelukmu dari belakang, seperti di film-film. Tapi entah dorongan darimana aku hanya memeluk matamu."
"Kau.. serius? Ingin memelukku? Kenapa?" Tanyaku, gugup.
Dag Dig Dug..
"HA HA HA. Tidak lah, aku memang ada rencana untuk mengagetkanmu. Dan lihat, sekarang kau kaget dua kali." Ucapnya dengan nada yang sangat menyebalkan.
Aku kesal. Mengambil nampan, segera aku menaruh gelas-gelas yang sudah berisi air di atasnya tanpa menghiraukan Harry.
"Tunggu. Kenapa hanya empat? Untukku mana?" Tanya Harry.
"Kau sendiri sedang di dapur, ya kau ambil saja sendiri." Jawabku, ketus.
"Kau marah?"
"Tidak."
"Tak usah bohong. Aku tahu kau itu marah." Ucapnya sembari mencolek hidungku. Ugh, colek-colek, memangnya hidungku sabun colek.
"Baguslah kalau kau tahu." Aku, nampan, dan gelas-gelas ini pun berjalan pergi meninggalkan Harry di dapur.
...
"Ayo kita berangkat!" Seru kami ketika Ashton telah pergi dari rumah. Kami kira Ashton akan pergi jam setengah 8 atau 8, ternyata jam 11. Sebuah keterlambatan yang luar biasa.
Dengan pergerakkan yang cepat satu persatu kami memasuki mobil Harry.
"Sempit! Aw! Niall geser, kau jangan mengambil tempatku! Louis! Bokongmu tajam sekali!"
"Aduh, Ed, berisik! Kau duduk di depan saja sana temani Harry." Protes Liam.
"Ya, kau tukar tempat duduk dengan Zayn, Zayn kan lebih kurus, jadi mungkin di sini tidak akan sempit." Ujar Niall.
"Jadi aku ini gendut?!"
Mereka berlima menepuk jidatnya masing-masing.
"Sudah cepat pindah, Ed, Zayn sudah menunggu." Ucap Louis.
"Tidak. Aku tidak mau pindah."
Mereka berlima menepuk jidatnya masing-masing lagi.
"Ed sedang marah denganku." Celetuk Harry.
"Tiba-tiba marah.. pasti tidak ada alasannya." Ucap Niall.
"Ya begitulah wanita." Sambung Zayn.
"Edrea, dengar, mau kau sedang marah dengan Harry atau tidak, kau tetap harus duduk di depan." Ujar Louis.
"Okay.." Akhirnya Zayn dan aku pun bertukar tempat.
"Har, jangan lupa ke McDonald's dulu." Niall mengingatkan. Harry mengangguk dan mobil pun melaju.
Di tengah perjalanan menuju McDonald's, aku tak mendengar lagi suara keributan dari the boys. Aku pun mengeceknya. Shit. Mereka tidur, berpelukan seperti bayi. Untuk apa mereka mengajakku ke pub kalau jam 11 malam saja mereka sudah tak kuat untuk tidur?

ANDA SEDANG MEMBACA
Mischievous
FanfictionKisah seorang gadis remaja dan kelima sahabat lelakinya yang hidupnya senang sekali membuat kerusuhan, benci dengan kesedihan, pemakan bukan penikmat, dan memiliki selera humor receh.