Juna's POV
"Sudah lama menunggu, Juna?"
Orang yang sedari tadi aku tunggu akhinya datang juga. Ia memakai seragam Kuda Putih berwarna putih dengan kombinasi warna kuning. Aku berdiri dan membungkukkan separuh badanku dihadapannya.
"Tidak Kapten, saya baru saja sampai."
Ia memamerkan deret giginya dengan ramah sembari mempersilahkan aku untuk kembali duduk di sofa. Akupun menurutinya, dan kini ia duduk di arah serong kananku. Ia membuka beberapa map yang ada di tangannya, memilahnya dan memberikan sebuah map berwarna merah tua kepadaku.
"Itu beberapa deskripsi detail tugas tim kalian. Sisanya, silahkan usahakan,"
Aku mengangguk sembari menyisir tulisan-tulisan yang ada pada map tersebut.
"Ah iya, kau adalah ketua tim. Sesudah ini, kau bertanggung jawab atas tim-mu. Aku hanya mengawasi saja. Jadi buat tim-mu kembali dengan utuh. Ketentuan lainnya, silahkan baca di map itu. Kau bisa menghubungiku jika ada pertanyaan."
Aku tidak terlalu terkejut mendengar pernyataan Kapten Harry. Karena wajar saja, akukan lulusan terbaik dari Basingse. Di dalam map berisi daftar anggota tim, misi yang harus timku selesaikan, peraturan laporan, dan kontak pengawas timku, yaitu Kapten Harry sendiri.
"Baiklah kalau begitu, saya akan permisi untuk menyiapkan tim, Kapt." Aku kembali berdiri dan membungkukkan setengah badanku kepada Kapten Harry. Ia membalas dengan mengangguk kecil dan mempersilahkan aku untuk keluar.
"Jun, tuh barang-barang lo yang dipinjem anak-anak udah pada balik. Mereka bilang makasih, dan udah pada mencar deh.." Lee mengayunkan dagunya ke arah tempat tidurku yang kini ramai oleh tumpukan barang-barang yang dipinjam teman-temanku kemarin.
"Oh oke makasih Lee. Lo nugas disini kan?"
"Iya, gue dibagian smith. Sekarang gue latihan spelling nih, lo tiati Jun!"
Lee melambaikan tangannya dan pergi keluar kamar. Lee merupakan pengendali logam yang handal, tak heran kalau ia ditugaskan menjadi smith (pembuat peralatan demi mendukung pasukan perdamaian).
Suasana hening merupakan hal yang baik untuk membantuku konsentrasi.
"Mari kita lihat.."
Aku kembali membuka map merah tua itu, dan menuju halaman anggota tim. Ada 7 ID dalam halaman tersebut. Satu diantaranya adalah Idku. Sisanya? Aku harus mencari tahunya sendiri. Oleh karena itu aku memutuskan untuk merapihkan barang-barangku terlebih dahulu. Membawa barang-barang yang diperlukan untuk misi ke daerah pegunungan Negara Bumi.
Mengecek kembali jam keberangkatan yaitu pukul 1 siang dengan menaiki Armada Phoenix 3000. Masih ada waktu 3 jam untuk briefing tim. Setelah selesai dengan barang bawaanku, aku bergegas keluar kamar dan mencari anggota timku berdasarkan ID yang tercantum pada list anggota tim.
Setelah kuteliti, dari 2 bangunan asrama, 4 orang berada di asrama Kuda dan 2 orang berada di asrama Putih. Kamarku berada di asrama Kuda, maka ada 3 orang lagi di bangunan ini. Dan sekarang aku akan mencarinya berdasarkan urutan ID. Karena di pintu kamar masing-masing tertempel ID penghuninya, dan berurutan dari kamar ujung paling bawah hingga paling atas.
"Aku akan menyelesaikannya dengan cepat"
-----

KAMU SEDANG MEMBACA
AVATAR : The Soldier Of Peace
Fantasy"Sudah ada 3 laporan orang hilang dari daerah rawa di pinggiran Basingse selama 1 bulan ini, Kolonel!" Ucap Claire sembari mengecek kembali laporan tersebut. "Baiklah, kamu, Ruby dan Juna selidiki kasus ini!" Kolonel Harry beranjak dari kursinya dan...