#2

133 8 1
                                    

Ruby's POV

"Ruby!! Aku bahkan hampir lupa dengan senyumanmu kau tahu?!"
Roh tupai berekor 2 yang tak asing lagi berlari menghampiriku dan mendarat di pangkuanku.

"Ahahaha Qui maaf aku jarang menemuimu kemari..."
Sudah lama aku tak ke Basingse semenjak kakak ku sibuk akan kenaikan pangkatnya.

"Kau tahu, aku kemari hanya dengan kakak ku. Ia tidak mengijinkan aku pergi jauh sendirian.."
Aku merebahkan diri di ladang rumput hijau di halaman kediaman pemimpin Basingsei. Qui dengan lincahnya berlari ke pundak ku dan ikut merebakan diri di sampingku.

"Hmm iya Ruby, kumaafkan kau. Tapi ada apa kau kemari? Aku bahkan tidak merasakan ada amukan roh jahat ataupun keributan oleh bender lain?" Qui menggaruk-garuk kepalanya yang tebal akan bulu-bulu keemasan.

"Ah itu, kakak ku mengambil dokumen-dokumen untuk pelantikan para Kuda Putih Muda." Angin sepoi-sepoi membuat mataku mengerjap perlahan.

"Ah iyaya sudah saatnya pelantikan Kuda Putih baru. Kau termasuk didalamnya kan Ruby?" Kali ini Qui berlari ke atas perutku. Meskipun Qui adalah Roh, namun aku bisa merasakan sentuhannya. Begitu pula dengan roh-roh lain yang sudah pernah kutemui sebelumnya. Aku bisa berinteraksi langsung dengan roh-roh tersebut.

"Ya, aku juga akan dilantik 2 minggu lagi. Oleh karena itu, mungkin kita akan sulit bertemu, Qui Quikuuuu..." aku membelai Qui yang meringkuk di atas perutku.

"Wah akhirnya impianmu tercapai ya Ruby, aku ikut senang! Tenang saja, aku akan ikut membantumu menjaga perdamaian, dan err.. jika kau membutuhkan bantuanku, err dalam kasus itu ka-"

"Terimakasih Qui, kau tak usah terburu-buru. Tanpa kau tawarkan pertolongan pun, aku akan meminta pertolonganmu jika memang kubutuhkan. Jadi, lakukan tugasmu saja menjaga lembah ini okaaay? hehe"
Aku terduduk dan melihat ke sekeliling padang rumput ini. Begitu sejuk dan damai. Aku menghela nafas dan seketika aku tersenyum mengingat awal mula aku bertemu dengan Qui.

-----

"Ruby! Ayo kita pergi makan terlebih dahulu sebelum kembali ke Republic City." Kak Harry berteriak memanggilku dari balkon. Kulihat Menteri dari Negara Bumi di sebelah kakak ku tersenyum ke arah ku. Aku bangun dan melambaikan tanganku kepada Qui. Sejurus kemudian Qui menghilang dibalik pepohonan.

Aku berlari menghampiri kakak ku dan Pak Menteri. Aku membungkuk memberikan salam kepada Pak Menteri itu.
"Wah Ruby sekarang sudah besar yaa. Akan dilantik menjadi Kuda Putih Muda pula," Paman Rowy, begitu aku memanggilnya, mengusap rambutku sambil tersenyum riang sehingga membuat kedua matanya hampir hilang.

"Ahaha aku masih imut kok Paman Rowy, ah maksudku Pak Menteri.." aku seharusnya menggunakan bahasa formal, mengingat aku dan Paman Rowy akan menjadi atasan dan prajuritnya.

"Kalau sekarang tak apa By, tapi jika kamu sedang bertugas nanti, err kuharap kerjasamamu. Hahahahaha"
Kamipun serentak tertawa karenanya.

"Ah iya, kalian yakin tidak ingin makan disini?"

"Ah tidak usah Pak, kami makan searah jalan pulang saja. Terimakasih atas tawarannya" kak Harry mengatakannya karena ia berjanji padaku untuk mentraktirku makan kalkun panggang, yey!!

Akhirnya kami pamit kepada Pak Menteri. Aku dan Kak Harry menaiki F-Car, mobil dengan 4 roda dan kapasitas 4 orang yang dapat terbang. F-Car merupakan fasilitas yang diberikan bagi Kuda Putih.

-----

Kami sampai di kedai kalkun panggang yang sangat ternama di Basingse. Kalkun Panggang JJ namanya. Kedai semi resto bernuansa kayu yang cukup luas itu ramai akan pengunjung. Bahkan kami hampir tidak mendapatkan tempat duduk.

"By, kita makan di sana aja yuk," Kak Harry mengacungkan telunjuknya ke arah tempat duduk seperti bar yang memang kosong untuk 2 orang. Pas sekali, pikirku. Kami berjalan ke arah yang ditunjuk kak Harry. Sesaat setelah kami duduk, wanita paruh baya dengan rambut separuh terurai dan memiliki senyum yang sangat ramah menghampiri kami.

"Silahkan, mau pesan apa?" Senyumnya sangat hangat. Aku bisa merasakan aura positif dari ibu ini. Kakak ku memesan setengah ekor kalkun panggang untuk kami berdua serta cinnamon tea untuk minumnya. Namun ibu itu tak bergeming di tempatnya, "Kalau boleh tanya, apakah kamu seorang Kuda Putih nak?" Ternyata ibu itu sedang melihat tato kuda di lengan bagian dalam dekat siku kakak ku.

"Ah iya bu, aku sedang dalam perjalanan pulang ke Republic City." Kakak ku menjawab sekenanya.

"Ah begitu, baiklah akan kuambilkan pesanan kalian, sebentar ya nak" ibu itu segera berlari ke arah dapur secepat kilat. Aku dan kakak ku kebingungan dibuatnya.

Beberapa saat kemudian, ibu itu datang dengan membawa pesanan kami. Namun kali ini ia tidak sendirian. Seorang pria paruh baya menyusul dibelakangnya sembari membawa buah-buahan. Dan kufikir pesanan kami agak bertambah. Lol.

Aku bertanya pada ibu itu apakah pesanan yang ia antarkan salah. Karena kurasa tadi kakak memesan setengah ekor, tetapi yang ada di hadapan kami saat ini seekor kalkun panggang yang super besar. Namun ia menggelengkan kepalanya. Ia memberikan bonus katanya.

Sembari makan, kami bercerita banyak. Ternyata mereka sepasang suami istri yang sangat berterimakasih kepada Kuda Putih karena dahulu pernah melindungi tempat tinggal mereka. Dan mereka juga menceritakan anak sulungnya juga akan segera menjadi Kuda Putih. Sang bapak kembali kedapur untuk melanjutkan pekerjaannya, sementara si ibu masih berbincang dengan kami. Aku juga menceritakan bahwa aku akan segera menjadi Kuda Putih pula. Dan ibu itu meminta aku berkenalan dengan putranya. Namun tiba-tiba kak Harry mengajakku pulang karena ia baru saja mendapat pesan dari atasannya.

Sebenarnya aku masih ingin bercerita banyak dengan mereka. Karna... aku merindukan sosok ibu dan ayahku. Mereka hampir mirip. Ah sedih rasanya. Lain kali aku harus kemari lagi, aku berjanji pada diriku sendiri. Selain kalkun panggangnya yang enak, pemiliknya pun sangat membuatku nyaman.

-----

Juna's POV

Aku baru saja berbaring di atas sofa setelah seharian mengajari Jo basic bendering. Namun tiba-tiba telepon di sudut ruang tamu berdering. Ayah meneleponku untuk mengantarkan beberapa kalkun panggang karena ia sedang kekurangan orang. Setelah menutup telepon, aku dan Jo bergegas ke kedai di kota dengan menaiki sepeda kesayanganku.

Sesampainya di kedai, aku melihat F-Car yang baru saja meninggalkan kedai. F-Car itu sangat keren. Aku sangat ingin mengendarainya. Jo menarik lenganku, membuatku bangun dari lamunan mengendarai F-Car. Dengan sigap aku dan Jo langsung masuk ke kedai dan mengantarkan pesanan kalkun panggang yang ternyata cukup banyak ini.

-----

Chapter 2 is out!
Mungkin akan ada beberapa perubahan kedepannya, mungkin juga tidak, lol!
Jangan lupa vommentnya yaa readerskuuu😘

AVATAR : The Soldier Of PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang