Part 25

8.7K 392 13
                                    

Note:

Maaf ya entah lantaran terlalu semangat sampai2 salah upload x_x

(Spoiler: itu part utk selanjut2nya. Maaf ya. )

Nah, ini yg bener. Author bener2 minta maaf.


Sanny POV

Aku menenteng 2 tas kantong belanjaanku dari dalam taksi yang berhenti tepat di depan rumahku.

Aku terkejut sesaat ketika melihat Ryan dengan sepeda motornya telah terparkir di depan pagar pagi-pagi begini.

"Ryan?" aku menatapnya kaget. "Kamu sedang apa di sini? Kamu tidak sekolah?"

Ryan menghampiriku. "Sepertinya kamu tidak melihat kalender ya? Ini hari minggu, San," uja Ryan mengulum senyum.

"Oh ya? Aku lupa," ujarku merasa bodoh.

Tiba-tiba Ryan mengulurkan sebuah kotak kecil yang dari tadi tidak kuperhatikan.

Aku menerimanya dan membukanya, beberapa cupcake lucu berwarna-warni dengan tulisan Happy Birthday Sanny membuatku terperangah.

"Seperti kamu juga lupa kalau hari ini hari ulang tahunmu," ujarnya lagi.

Aku mengangkat kepala menatapnya yang tengah tersenyum ke arahku. "Selamat ulang tahun, Sanny," ujarnya tulus.

Aku memalingkan wajahku, tak ingin Ryan melihat mataku yang tengah berkaca-kaca lantaran begitu bahagia.

"Kamu kenapa?" tanyanya saat melihatku enggan menatapnya.

"Aku nggak apa-apa. Ayo masuk, Yan," ujarku hendak mengangkat kantong belanjaanku.

"Aku aja yang bawa." Ryan mendahuluiku meraih kantong belanjaan. Dengan sungkan aku menyuruhnya masuk setelah kubuka pintu rumahku.

"Aku letak dimana?" tanyanya masih menenteng kantong belanjaan tersebut.

"Di meja dapur aja."

Ryan meletakkan kedua kantong plastik itu di sana. Aku pun meletakkan cupcake itu di atas meja.

"Kamu mau minum apa?"

"Apa aja," Ryan berkata cepat.

"Kamu banyak banget belanjanya." Ryan masih berdiri di dapur sambil memerhatikanku yang sedang mengeluarkan jus jeruk dari kulkas.

"Iya, stok untuk seminggu. Aku malas bolak-balik ke supermarket," ujarku seraya meletakkan segelas jus jeruk dingin di atas meja. "Ini minumannya, Yan."

"Thanks," jawabnya meraih gelas minuman itu.

Aku diam-diam melirik Ryan yang tengah meneguk minumannya. Aku khawatir ia akan menyinggung pertemuan terakhir kami waktu itu, saat ia menanyakan soal Sashi.

"Kenapa, San?" Ryan menangkap basah aku yang tengah memandanginya. Buru-buru aku berpaling dan pura-pura sibuk dengan kantong belanjaan yang harus aku susun isinya. "Nggak apa-apa."

Kulirik lagi Ryan yang masih berdiri di tempat memandangiku. Perasaan canggung seketika menyelimutiku. Kuputuskan untuk menghentikan aktivitasku dan berdiri menatapnya.

"Yan, soal waktu itu, aku minta maaf..."

"Apa kamu mau menceritakannya sekarang?" tanyanya.

Aku gugup seketika, "Maaf, Yan. Aku..."

"Apa sulit bagimu untuk memberi penjelasan?" potong Ryan cepat.

Belum sempat aku menjawab pertanyaannya, ia sudak kembali memotongku.

Another GIRL, Sashi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang