Part 26

8.5K 390 9
                                    

Author POV

"Baiklah, terapi hari ini selesai ya, Sanny," ujar Dokter Anita pada gadis yang duduk di kursi pasien tersebut.

"Oh ya, selamat ulang tahun ya Sanny, kemarin ulang tahun kamu kan?"

Sanny tersenyum lalu mengangguk, "Iya, Dok. Terima kasih."

"Hari ini kamu kenapa sendirian? Jo kemana?"

"Tadi dia telepon, katanya ada sesuatu yang harus diurusnya."

"Hmm, biasanya dia kan selalu menemani kamu ya. Kamu sangat beruntung punya kekasih seperti Jo."

"Dia bukan kekasih saya, Dok. Dia kekasih Sashi," ujar Sanny.

"Sashi? Maksud kamu Jo dan alter kamu punya hubungan khusus?"

"Begitulah, Dok. Saya tidak pernah membahas ini karena dokter tidak pernah bertanya. Dan, saya juga bingung menjelaskan hubungan kami ini. Itu sebabnya, saya tidak menceritakan bagaimana saya mengenal Jo."

"Maaf saya melewatkan hal ini sebelumnya. Saya terlalu fokus pada tahap penyembuhan dan melewatkan hal-hal begini."

"Tidak apa-apa, Dok. Saya kira, hal itu bukan informasi yang terlalu penting. Saya hanya ingin fokus mengembalikan ingatan saya saat ini."

Dokter Anita masih mengerutkan dahinya, larut dalam pikirannya sendiri.

"Kalau begitu, saya akan pulang, Dok."

"Sebentar, ini resep obatnya. Kamu harus minum obatmu secara rutin ya."

"Baik, Dok." Sanny mengambil secarik kertas dari Dokter Anita lalu melenggang pergi, meninggalkan Dokter Anita masih sibuk berpikir tentang suatu hal.

*

"Halo, Yan. Aku baru sampai rumah... Aku ada urusan sebentar tadi... Kamu nggak latihan renang hari ini?" Sanny melepas kedua sepatunya sambil tetap memegangi ponsel di tangan kirinya.

Baru saja hendak merebahkan diri di kasur, tiba-tiba bel rumah Sanny berdering.

"Maaf ya, Yan. Ada yang datang. Aku buka pintu dulu ya."

Sanny buru-buru berlari ke lantai satu dan membukakan pintu untuk tamunya sore itu.

"Hai." Jo tersenyum di ambang pintu.

"Hai, Jo." Sanny berusaha tersenyum ramah.

"Boleh aku masuk?"

"Oh, silahkan, Jo."

Sanny mempersilahkan Jo masuk dan menyuruhnya duduk di ruang tamu selagi ia membuatkan minuman.

"Bagaimana terapimu?"

"Baik."

"Jadi, apa kamu berhasil mengingat sesuatu?"

Sanny menggeleng.

"San, aku mau ngomong sesuatu ke kamu," kata Jo terlihat serius.

"Apa Jo?"

"Beberapa hari lalu, Sashi muncul dan dia bilang ke aku, kalau dia bakal membantu kamu untuk mengingat segalanya."

Sanny mengerutkan alisnya, "kamu bertemu Sashi dan Sashi bilang begitu?"

Jo mengangguk, " Iya, San. Tapi, kalau kamu berusaha keras mengingatnya, aku takut terjadi sesuatu padamu."

"Tidak masalah," ujar Sanny cepat. "Aku harus mengingat masa laluku. Aku harus, Jo."

Jo diam sesaat menatap gadis itu lama. Sanny benar-benar terlihat percaya pada kata-katanya sekarang.

Another GIRL, Sashi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang