Jilid 2 : Bukan Pencuri Kerbau Tapi Dipenjara..

8.2K 85 2
                                    

Tahun ketemu tahun akhirnya dia jadi besar, biarpun tampangnya ganteng dan cakap, tetapi kelihatan sekali sifatnya yang masih ke tolol-tololan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ketemu tahun akhirnya dia jadi besar, biarpun tampangnya ganteng dan cakap, tetapi kelihatan sekali sifatnya yang masih ke tolol-tololan.

Pada waktu itulah oleh karena perasaan kesatuan dan simpatiknya dari Siauw Ie yang selalu melindungi dirinya, akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih yang saling sayang menyayangi.

Tak terkira pada suatu malam, pertengahan musim salju ayah Liem Tou yaitu Liem Han San meninggal dunia secara mendadak, sewaktu dia mau menarik napas yang penghabisan telah memberikan sejilid kitab kepada anaknya bahkan memesan untuk dipelajari dengan baik, di samping itu dia memesan juga, agar kitab itu jangan sampai diketahui oleh orang lain.

Setelah meninggalkan pesan-pesannya dia menghembuskan napasnya yang penghabisan.

Karena kesedihan atas meninggalnya Liem Han San, membuat Liem Tou tak terlalu memperhatikan hal itu. Pada saat itu juga Lie Ek Hong dihadapan orang-orang kampung telah mengangkat Liem Tou ayah beranak sebagai warga perkampuugan le Hee Cung bahkan dengan segala upacara besar mengubur jenazah Liem Han San.

Siapa tahu Lie Ek Beng pun menyusul kealam baka, dengan menurut peraturan2 perkampungan sesudah diadakan pibu atau pertandingan silat Pauw Sak San menjadi cungcu yang baru.

Sejak malam itu juga Liem Tou mulai mempelajari kitab peninggalan ayahnya.

Pada suatu malam ketika Liem Tou sedang mempelajari kitab peninggalan ayahnya, dari luar jendela terdengar suara tertawa dingin, begitu mendengar suara tertawa mengejek itu segera Liem Tou tahu kalau orang itu tak lain adalah Pouw Siauw Ling, dengan cepat dia menyembunyikan kitabnya.

Pada waktu itu juga terdengar dari luar Pouw Siauw Ling telah menggape kearahnya sambil serunya dengan keras:

"Liem Tou ! Ayahku memanggilmu untuk menghadap."

Karena perjntah dari Cung-cu, Liem Tou terpaksa keluar dari rumah. Siapa tahu baru saja dia melangkah keluar dari pintu secara mendadak Pouw Siauw Ling telah memberikan hajaran yang hebat keatas tubuhnya, tangannya melayang tak henti2-nya memukuli seluruh tubuhnya bahkan ancamnya:

"Adik Siauw Ie merupakan menantu dari keluarga Pouw kami, coba pikir macam apakah kau ini berani demikian kurang ajarnya, harus kuberi hajaran yang setimpal pada kau cecunguk busuk, rasakanlah kelihayanku."

Pada waktu itu sekalipun dia menerima pukulan yang amat kejam hingga tubuhnya babak belur oleh pukulan tangan serta terdangan keras dari Pouw Siauw Ling tetapi merintihpun ia tidak. Kelakuan tersebut sudah menjadi kebiasaan baginya sejak kecil bahkan dia pun tahu dengan jelas sekalipun didalam perkampungan punya paraturan bahwa keluarga Lie harus dikawinkan dengan keluarga Pouw, tetapi pada saat itu dia telah diizinkan dan dianggap sebagai warga dari perkampungan Ie Hee Cung oleh Cung cu yang terdahulu, sudah tentu dia tak dapat dianggap sebagai orang luar lagi.

Sesudah dipukuli babak belur oleh Pouw Siauw Ling, segera dia digusur kehadapan Pouw Sak San. Tampak dengan mandelikkan matanya Cung cu memandang gusar kearahnya, air mukanya amat keren, bentak dia kemudian.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang