29. Bertemu Kembali Penjahat Naga Merah

4.6K 61 0
                                    

Saat ini Lie Loo jie pun sudah muncul di samping badan Liem Tou, sewaktu dilihatnya wajah yang cemas dari keponakannya ini tidak kuasa diapun jadi melengak.

"Mereka berdua sudah pergi kemana ?"

Dengan perlahan Liem Tou gelengkan ke palanya, mendadak dia menyerahkan batok kepala dari si Ang In Sin Pian itu ke tangan Lie Loo-jie lalu ujarnya dengan tergesa-gesa.

"Supek, kau tunggulah sebentar disini, aku akan pergi dulu untuk mengadakan suatu penyelidikan, di dalam urusan ini tentu ada hal hal yang tidak beres."

Selesai berkata tanpa menunggu jawaban dari Lie Loo jie lagi dia segera meloncat ke luar melalui jendela, dengan beberapa kali salto tubuhnya sudah berada di atas atap kembali lalu dengan gesitnya melayang ke bangunan baru dari si Ang In Sin Pian.

Ketika tiba dibagian luar dari bangunan Ang In Sin Pian itu, tiba tiba melihat Liong Ciang Lie Kian Poo menggeletak di tanah dalam keadaan terluka parah, saat ini dia sama sekali tidak ada niat untuk memeriksa keadaan lukanya, dari dalam sakunya diambil keluar tali obat yang didapatkan dari Hek-loo-toa lalu diputuskan sekerat dan dijejalkan kemulutnya Lie Kian Poo. Setelah itu tanpa banyak cakap lagi tubuhnya melayang dengan cepatnya menuju ke ruang dalam dari bangunan Ang In Sin Pian.

Kecepatan geraknya luar biasa, hanya di dalam sekejap saja dia sudah mengelilingi satu kali seluruh bangunan tersebut. Tetapi kecuali gundik gundik serta pelayan-pelayan dari Ang In Sin Pian baik bayangan dari si gadis cantik pengangon kambing maupun bayangan dari Lie Siauw Ie. sama sekali tidak kelihatan.

Liem Tou benar-benar sangat cemas, dengan cepat dia berlari keluar dari bangunan itu menuju kegunuug Ha Mo San. Sinar matanya yang amat tajam mendadak secara samar-samar dapat menangkap bayangan seorarng yang lagi menangis di tempat dimana Ang In Sin Pian menemui ajalnya.

"Siapa dia orang?" Pikirnya di hati. Jikalau dikatakan Pouw Siauw Ling agaknya tidak mirip."

Hawa murninya segera ditarik panjang-panjang, kakinya mempercepat gerakannya menerjang ke arah depan. Agaknya pendengaran dari orang itupun amat tajam. begitu mendengar di belakang tubuhnnya berkumandang datang suara sampokan baju yang terkena angin. Mendadak dia meloncat bangun dan berkelebat menuju ke sisi hutan tersebut.

Pada saat orang itu meloncat pergi itulah, jarak antara dirinya dengan Liem Tou cuma tinggal sepuluh kaki saja, sekali pandang saja dia bisa melihat kalau orang itu memiliki rambut yang panjang terurai dibelakang pundaknya, jelas dia adalah seorang perempuan.

"Jien Coei-clci, kau jangan pergi!" Teriak nya kemudian tanpa terasa lagi. Tubuhnya dengan cepat ikut menerjang masuk ke dalam hutan, tetapi agaknya gadis itu tidak ingin bertemu dengan dirinya, begitu tubuhnya berkelebat masuk ke dalam hutan dengan cepatnya lantas lenyap tak berbekas.

Liem Tou yang lehilangan jejak dari Pouw Jien Coei dalam hati merasa rada cemas, bertarut-turut dia ber teriak beberapa kali lagi, sewaktu di dengar tiada jawaban, dia jadi bergumam seorang diri.
"Jien-Coei cici! aku tidak punya akal lagi, aku harus membunuh ayahmu. Pokoknya aku akan melaksanakan seluruh perkataanmu itu, aku tidak akan membunuh Siauw Ling-heng bahkan selamanya aku tidak akan membunuh dirinya."

Demikianlah sembari bergumam reorang diri dia berjalan kembali menuju ke rumah Lie Siauw-Ie.
Belum jauh dia berjalan meninggalkan hutan tersebut, mendadak serentetan suara tertawa dingin yang amat menyeramkan berkumandang datang dari arah sebelah kiri, dengan terburu-buru Liem Tou menoleh kearah sana.
Terlihatlah dari balik sebuah pohon itu yang amat besar sekali muncullah sipenjahat naga merah serta Thiat Bok Thaysu dua orang.
Si penjahat naga merah sama sekali belum pernah bertemu muka dengan Liem Tou sedangkan Thian Bok Thaysu pun cuma melihat dia berada di atas punggung kerbau sewaktu ada di kuil Siang Lian si , karena itu sampai saat ini mereka sama sekali tidak mengetahui akan kelihayannya.
Si penjahat naga merah yang melihat Liem Tou sama sekali tidak pandang sebelah matapun terhadap mereka bahkan menggubrispun tidak. dalam hati jadi teramat gusarnya, mendadak tubuhnya menerjang ke depan menghalangi perjalanannya.
Apakah kau sudah membunuh mati muridku!"' bentaknya dengan suara seperti geledek. Kaukah yang bernama Liem Tou ? Kemapa sesudah bertemu muka dengan kami berdua masih tidak berlutut menyerahkan jiwamu ?"
Malam ini aku tidak ingin terlalu bannyak melukai orang" Ujar Liem Tou dengan pelahan sambil gelengkan kepalanya berulang kali. "Kalian janganlah mengganggu aku lagi. Ang In Sin Pian adalah pembunuh ayahku.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang