27. Menolong Malah Menimbulkan Dendam

4.7K 51 2
                                    

"HARAP Thayhiap suka mengampuni Siauw Jien ... Siauw Jien memang patut untuk menemui kematian," sahutnya terpaksa.

"Ayo, cepat bicara! Siapa yang tidak tahu kalau kau memang patut dibunuh?" Teriak orang itu dengan suara yang amat keras sekali. "Tetapi asalkan kau orang suka berterus terang dan menceritakan semua cara-caramu untuk membunuh orang ini hari aku akan lepaskan satu jalan kehidupan buat dirimu bahkan aku jamin semua orang dan barang yang kau bawa malam ini tidak akan aku ganggu barang seujungpun."

Si Ang In Sin Pian Pouw Sak San benar-benar terdesak, mendadak dari kelopak matanya menetes keluar titik titik air mata dengan amat derasnya teriaknya, "Ooooh ... Thian!! Kausuruh aku berbicara secara bagaimana?"

Mendadak dia busungkan lehernya kedepan meyambut datangnya ujung golok, kemudian sambil menoleh kebelakang bentaknya dengan suara yang amat keras, "Liem Tou ... kau bangsat cilik, anak kura-kura kalau bunuh ya bunuh, buat apa kau banyak bicara?"

Begitu Si Ang In Sin Pian Pouw Sak San mengerahkan tenaga murninya Liem Tou segera merasakan, tangannya dengan cepat ditarik kebelakang membuat tubrukan Si Ang In Sin Pian jadi menemui sasaran yang kosong. Sewaktu kepalanya berputar itulah mendadak golok naga hijau yang ada ditangan Liem Tou dengan amat cepatnya menekan diatas pundaknya. sedikit dia menggunakan tenaga Si Ang In Sin Pian tidak kuat lagi bertahan diri dan jatuh terduduk kembali ke atas tanah.

"Cung-cu! lebih baik aku lihat kau sedikit menurut saja dari pada menjadi gebuk buat dirimu!" seru Liem Tou sambil tertawa dingin. "Coba saja kau pikir. pada saat ini jangan dikata aku dapat membunuh dirimu sekalipun untuk memotong dagingmu segumpal demi segumpal pun bukanlah suatu urusan yang terlalu sukar untuk dilakukan."

Sudah tentu Ang In Sin Pian Pouw Sak San tahu dengan jelas kalau perkataan Liem Tou ini sedikitpun tak salah. Tak terasa lagi semangat serta nafsu amarahnya yang terkandung di dalam hatinya barusan ini telah lenyap tak berbekas dia tundukkan kepalanya rendah rendah untuk berpikir kemudian baru mengangguk.

"Liem Tou!" jawabnya kemudian. "Tidak disangka ini hari aku sudah terjatuh ketanganmu. Baiklah!! Suruh aku bicara yaa bicara. Tetapi, apakah kata-kata yang kau ucapkan tadi bersungguh-sungguh?"

"Siapa yang mau membohongi dirimu?" Sahut Liem Tou kurang senang.

Pada ujung bibir Ang In Sin Pian Pouw Sak San segera tersungging satu senyuman pahit, tetapi baru saja diperlihatkan sampai di tengah jalan sudah ditarik kembali.

"Hmmm, aku tahu di dalam keadaan seperti ini kau tentu akan melancarkan pertanyaan pertanyaanmu itu. Baiklah, aku terus terang beritahukan kepadamu aku pernah memfitnah orang sampai mati, mencongkel keluar sepasang biji mata orang lain, tetapi yang jelas orang yang mati di bawah serangan cambukku boleh dikata paling banyak.

Dengan perlahan Liem Tou mengangguk. "Yang lain?" tanyanya lebih lanjut.

"Aku pernah menggantung orang sampai mati, pernah menotok orang sampai mati, membunuh orang dengan sambitan senjata rahasia, dan menghajar orang dengan telapak sampai modar," sahut Si Ang In Sin Pian setelah berpikir sebentar, padahal di dalam hati diam-diam dia merasa amat tegang sekali.

"Ehmm, masih ada?!"

Air muka si Ang In Sin Pian semakin berubah menghijau, bibirnyapun gemetar dengan amat keras sekali, lama sekali dia baru menjawab.

"Aku pernah menyembunyikan orang di dalam peti untuk menusuk mati pihak musuh, mengerudungi muka untuk merampok barang kawalan orang lain." Berbicara sampai disini cepat cepat dia menutup mulutnya kembali.

"Masih ada yang lain?" Tiba tiba Liem Tou berteriak dengan suara yang amat keras.

Air muka si Ang In Sin Pian dari warna kehijau hijauan kini sudah berubah jadi hitam gelap seluruh tubuhnya gemetar dengan amat kerasnya sedang giginya saling beradu sehingga mengeluarkan suara yang amat nyaring sekali.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang