17. Terperangkap Di Dalam Kuil Siang Lian Si

5.2K 60 3
                                    

"Tia, Lalu Ie Cici apa mungkin sudah.."

"Tidak usah banyak tanya lagi, aku sudah tahu!' Potong Lie Loo jie dangan cepat.

Berbicara sampai disitu dia segera menarik tangan si gadis cantik pengangon kambing untuk menyusup dengan cepatnya kedepan, dia bisa melihat pada dinding pintu itu ternyata telah terbuka sebuah pintu yang menghubungkan tempat itu dengan sebuah lorong yang sangat panjang sekali.

Si gadis cantik pengangon kambing menjadi amat girang, dengan gerakan badan yang Cepat dia siap siap hendak menerjang masuk terlebih dulu ke dalam lorong.

"Jangan terburu buru, jangan sampai terkena bokongannya!" mendadak teriak Lie Loo jle sambil menarik tangannya ke belakang.

Tubuh gadis cantik pengangon kambing itu segera mundur baberaba laagkah kebelakang, dan pada saat itu pula terdengar Thiat Bok Thaysu tertawa kembali dengan amat seramnya.

"Hee .. hee . . heee .. sungguh hebat sekali kau orang, tidak kuduga si cangkul pualam Lie Sang jadi orang amat teliti sekali, tapi sekalipun begitu apa gunanya?? saat ini walaupun kau punya sayappun jangan harap bisa terbang lolos dari tempat ini."

Dengan perlahan pintu tadi ditutup kembali dengan rapatnya disusul dengan bergemanya suara lonceng yang berbunyi tak henti hentinya didalam ruangan tersebut.

Kiranya genta yang semula digantung pada ujung tembok sebelah kiri saat ini secara otomatis sudah bergoyang dengan amat kerasnya sehingga suaranya memekikkan telinga.

Didalam ruangan kuil yang demikian besar dan ditutup dengan begitu rapatnya suara pantulan dari gema tersebut benar benar dahsyat sekali, membuat Lie Loo jie serta gadis cantik pengangon kambing benar benar kewalahan, untuk berbicarapun terpaksa harus berteriak teriak keras.

Ditengah bergemanya suara genta yang mengacaukan pikiran terdengar suara tertawa yang mengerikan dari Thiat Bok Thaysu berkumandang kembali, makinya:
"Hey orang she Lie, tidak kusangka sama sekali kamu orang ternyata begitu kejamnya, seluruh hweesio dari Siang Lian Si ku hampir-hampir sudah terbinasa ditanganmu semua, jika tidak berhasil membalas dendam ini hari aku bersumpah tidak akan jadi manusia."
Saat ini Lie Loo jie benar benar memperhatikan berasalnya suara dari Thiat Bok Thaysu, akan tetapi walaupun dia sudah memperhatikan dengan amat teliti jsngan dikata bayangan manusia sekalipun letak berasalnya suaranya pun dia tidak bisa mengetahui. "Mendadak . . ."
"Kraaak. . .kraaak." suara yang amat berisik sekali bergema memenuhi seluruh ruangan tersebut.
"Tia, coba kau lihat" terdengar si gadis cantik pengangon kambing itu berbisik kepada diri Lie Loo jie.
Dengan mengikuti tudingannya Lie Loo jie segera memandang kesana. tampaklah ketiga buah patung Budha yang ada dibelakang meja sembahyang itu meloncat turun dari tempatnya. Ujung kakinya dengan cepat menutul permukaan lalu dengan gerakan yang amat cepat sekali ketiga buah patuug itu menyerang ke arah si gadis cantik pengangon kambing serta diri Lie Loo jie.
Bersamaan waktunya pula ketiga buah patung Budha itu mementangkan mulutnya secara tiba tiba bagaikan kilat cepatnya tiga rentetan sinar yang berbeda memancar keluar.
Dan mulut patung Budha yang ada ditengah ternyata sudah memancar keluar sinar yang amat dingin, dari patung Budha yang ada disebelah kanan memancar keluar sinar api yang sangat panas sedangkan dari patung sebelah kiri memancar keluar sebuah sumber air berwarna hijau tua, sekali pandang saja sudah tahu bila air itu sangat beracun sekali.
Mendadak Lie Loo jie membentak keras telapak kirinya dengan keras melancarkan Suatu pukulan dahsyat ke depan menghantam ke atas patung Budha itu, serunya dengan cepat.
"Wan-jie, cepat menyingkir !"

Tubuhnya sendiri dengan cepat meloncat sejauh tiga kaki menghindarkan diri dari serangan gabungan dari ketiga buah patung Budha itu, si gadis cantik pengangon kambing yang mendengar suara suara seruan dari ayahnya dia segera tahu bahaya, tanpa berpikir panjang lagi ujung kakinya segera menutul ke permukaan tanah tubuhnya dengan cepat sudah menghindarkan diri dari ketiga buah serangan tersebut, sehingga dengan demikian serangan dari patung patung Budha itu mencapai pada sasaran yang kosong.
Siapa tahu patung patung Budha itupun sangat gesit sekali pada saat mereka berdua meloncat menyingkir itulah patung patung Budha yang semula berdiri sejajar saat ini mendadak memencar ke samping kiri, sedangkan patung yang berada di depan tetap meluncur dengan cepatnya ke arah depan.
Dengan demikian si gadis cantik pengangon kambing benar benar sudah berhasil menghindarkan diri dari serangan patung Budha itu tetapi Lie Loo jie kini sudah terdesak oleh serangan patung Budha yang berada disebelah kiri.
Dia menjadi sangat terperanjat, sama sekali tak terduga kalau di dalam ruangan itu bisa dipasangi suatu alat alat rahasia ysng demikian lihaynya, tetapi kenapa tak ada orang tahu??
Aiii kuil Siang Lian Si ini memang merupakan salah satu kuil yang masih angker dan tidak boleh dengan secara gegabah masuk kedalam kuil tersebut.
Tetapi ketika teringat kembali kalau dirinyapun merupakan seorang jagoan yang terkenal di dalam Bu lim kini ternyata sudah terkurung didalam kuil tak terasa hatinya merasa gusar juga, melihat patung Budha menerjang ke arahnya itu dia segera menyalurkan hawa murninya ke seluruh tubuhnya, setelah patung Budha tersebut menerjang sampai satu depa dari dirinya tangan kirinya yang mencekal golok membabat ke depan sadangkan tangan kanannya dengan mengerahkan tenaga penuh mengejar ke depan.
Pukulan Lie Loo jie kali ini sudah menggunakan tenaga sebesar delapan bagian, kalau dihitung kekuatannya diatas ribuan kati.
Walaupun patung Budha tersebut amat lihay sekali tetapi bagaimana pun juga dia hanyalah barang mati yang tidak tahu menghindar pukulan pukulan tersebut dengan amat dahsyatnya menghantam dada patung itu membuatnya seketika itu juga berhenti tak bergerak kembali.
Lie Loo jie yang melihat patung itu menghentikan gerakannya dia tidak berani berlaku gegabah, sepasang matanya dengan amat tajam sskali memperhatikan terus patung yang berdiri kurang lebih satu depa di depan tubuhnya itu.
Suasana menjadi amat sunyi sekali. . .mendadak dari dada patung itu mengeluarkan suara hiruk pikuk yang amat ramai sekali. Lie Loo jie yang tahu tentu ada permainan lagi dia semakin tidak berani berlaku gegabah. Tampak tangan dari patung itu dengan perlahan direntangkan ke samping lalu dengan perlahan diangkat naik keatas, walaupun suasana didalam ruangan itu amat gelap tetapi Lie Loo jie masih bisa melihat dengan amat jelas seluruh gerak geriknya.
Tiba tiba sepasang tangan dari patung Buddha yang diangkat ini ditetapkan di depan dada, Lie Loo jie segera tahu dia akan berbuat sesuatu di ujung kakinya dengan cepat menutul permukaan tanah dengan menggunakan jurus" Pek Hok Cong Thian" atau bangau putih menerjang langit meloncat ke atas setinggi dua kaki lebib.
Pada saat yang bersamaan dari sepasang tangan patung Buddha itu menyambar keluar senjata senjata rahasia yang amat halus sekali dengan memencar dari kiri kanan menghajar kearah depan.
Melihat kejadian itu Lie Loo jie segera merasakan hatinya bergidik, pikirnya,
Sungguh amat bahaya, asalkan aku sedikit berayal menghindar kesamping kiri atau kanan bukankah aku akan segara terkena permainan busuknya ini??"
Tubuhnya yang masih ada di tengah udara segera berjumpalitan, dengan gerakan "Ku Ing Leng Gong" atau burung elang menembus awan golok tipis ditangan kirinya digetarkan sehingga menimbulkan berbagai bunga golok yang amat menyilaukan mata, dengan dahsyatnya dia membacok kearah patung tersebut.
Di mana sinar golok itu berkelebat patung Buddha tersebut tetap berdiri tidak bergerak.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang