14. Kerbau Sakti Mengamuk

5.5K 77 1
                                    

"Oooh kau.. kau bernama Liem Tou ???„ Seru orang itu. "Baiklah tapi kau tak usah bertemu, aku hanya seorang nenek yang buta sepasang matanya, pada lima tahun yang lalu berkat pertolongan tuan penolongku nyawaku berhasil diselamatkan hingga hari ini maka aku mau dengan rela menjagakan harta kekayaannya di tempat ini dan menanti orang yang menggunakan kode rahasia itu datang mengambil barang tersebut sekarang kau sudah datang, aku boleh serahkan barang itu kepadamu."

Hati Liem Tou terasa bergetar oleh kata-katanya ini, dia merasa ikut berduka atas kejadian yang menimpa padanya karena itu segera sahutnya:
"Kalau memangnya cianpwee tidak ingin bertemu dengan cayhe, cayhe akan turut perintah."
"Sekarang aku mau beritahukan tempat simpannya barang barang tuan penolongku, ujar orang itu lagi. "Barang itu sekarang disimpan didalam sebuah sumur kering di belakang halaman rumah ini, karena mataku sudah buta belum perlu aku kesana untuk melihat dan tak tahu barang barang berharga apa saja yang berada disana, tapi aku hanya tahu di dalam sumur kering itu ada sebuah jalan rahasia yang menghubungkan tempat itu dengan sungai. Baiklah perkataan sudah kujelaskan sekarang aku mau pergi."

Mendadak terdengarlah orang itu menangis dengan amat sedihnya, Liem Tou yang teringat akan kata-kata terakhir mendadak hatinya menjadi bergidik, cepat tanyanya.
"Cianpwee, kau kenapa ??"
"Bagaimana pun aku tak bisa hidup lebih lama lagi " jawab orang itu dengan nada gemetar.
"Dulu aku terus menerus menahan siksaan dari hweesio gundul terkutuk itu hal ini dikarenakan
urusan dititipkan tuan penolong padaku belum selesai kerjakan kini urusan sudah selesai kerjakan kini urusan sudah selesai berarti hari siksaan bagiku juga sudah habis. Hanya saying aku tidak pernah melihat wajah puteraku dan menceriterakan ayahnya dan membutanya mataku sehingga sampai akhir hidupku aku benar-benar merasa sayang."

Liem Tou segera termenung berpikir sebentar, sahutnya kemudian.
"Asalkan boanpwee berhasil mendapatkan kitab pusaka To Koan Pit Liok itu dan berhasil
memperoleh kepandaian silatnya, sesudah keluar dari selat ini boanpwee akan bantu menyelesaikan urusan cianpwee itu, asalkan cianpwee ada perintah aku Liem Tou pasti akan mengerjakannya, hanya saja siapa nama puteramu itu?"
"Putraku bernama Sun Ci Sie" jawab orang itu dengan suara yang penuh berterimakasih. "Musuh besarnya adalah Kioe Lang Wan Kouw dari gunung Im San tolong sampaikan urusan ini kepada putraku."

Terhadap nama Sun Ci Sie ini Liem Tou sama sekali belum pernah mendengar tapi Kioe Lan Wan Kouw dari gunung Im san dia pernah bertemu sewaktu berada di lembah cupu-cupu, dia tahu urusan ini pasti menyangkut suatu pembunuhan yang berdarah tapi mendadak dia teringat kembali si hwcesio gundul yang sedang keluar dari selat itu, ujarnya kemudian.
"Boanpwee sudah tahu harap cianpwee legakan hatimu, hweesio bangsat itu mungkin segera akan kembali, boanpwee saat ini bukan tandingannya. Selamat tinggal."
Baru dia selesai berbicara mendadak suara jeritan ngeri berkumandang datang dari arah kamar itu. Liem Tou menjadi amat terperanjat, teriaknya.
"Cianpwee..cianpwee..."
Suasana tetap sunyi tak terdengar suara jawaban dari orang itu, hal ini membuktikan kalau orang itu sudah menemui ajalnya, tanpa disadari Liem Tou sudah meneteskan air matanya saking sedih melihat kejadian yang menyedihkan itu

Sesudah lewat beberapa waktu kemudian pikirmya kemudian didalam hati.
"Tempat harta dari Hek Loo toa birada di-tempat ini, tentunya kitab pusaka To Kong-Pit Liok berada ditempat ini pula, kini harus cepat-cepat keluar dari rumah bangunan ini kemudian bersama sama dengan si pengemis pemabok yang terluka masuk kedalam sumur kering itu, apalagi sumur itu menembus kedalam sungai, aku tak takut sampai menjadi lapar karena ini."
Selesai mengambil keputusan segera dia berjalan keluar dari rumah bangunan itu mendadak
dia berdiri melongo.
Kiranya si pengemis pemabok yang semula duduk semudi didepan bangunan itu kini sudah
lenyap dari tempat itu. cepat cepat dia berlari mencari dirinya disekeliling tempat itu.

Walaupun sudah dicari setengah harian jangan dikata si pengemis pemabok sampai di bayangannya pun tak kelihatan, pada perjalanan kembali itulah dia menjumpai pohon buah-buahan yang amat banyak, selesai menangsal perutnya dipetiknya lagi beberapa buah untuk bekal.
Sedang dia enak-enaknya mendahar buah-buahan itu, dari seberang hutan sebelah sana tiba tiba terdengar suara pekikan kera yang amat ramai, Liem Tou tahu tentu si penjahat naga merah itu sudah kembali.
Dia tidak berani berayal, bagaikan kilat cepatnya dia berkelebat melalui rumah bangunan itu menuju ke belakang halaman di samping sumur kering.
Semula dia menggunakan sebuah buah yang dilemparkan kedalam untuk mengukur dalamnya sumur kering itu, setelah dirasanya tidak terlalu dalam dengan tangan kiri mencekal pisau belati untuk melindungi dirinya, tanpa berpikir panjang lagi dia meloncat masuk ke dalam.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang