Jilid 51. Matinya Hweesio Tujuh Jari

4K 53 0
                                    

TUBUH LIM TOU serta Suo Kut Mo Pian sama-sama berdiri tak berkutik bagaikan gunung thay-san tetapi dalam bentrok barusan inilah masing-masing pihak telah dapat mengukur sampai dimanakah kekuatan lawan.

Tanpa disadari rasa waspada pun makin meliputi hati mereka berdua, baik Liem Tou maupun Suo Kut Mo Pian tidak berani bergerak secara gegabah lagi.

Lama sekali kedua orang itu berdiri saling berhadap-hadapan, mendadak jubah putih Suo Kut Mo Pian bergelembung, mulutnya yang kecil bagaikan bocah memperdengarkan dua kali jeritan yang amat nyaring

Ujung jubah dibebut keluar. sepasang telapak bersama-sama diayun kedepan melancarkan sebuah angin pukulan bagaikan taupan menggulung empat penjuru.

Seketika itu juga Liem Toa merasakan badannya gemetar keras, gigi saling beradu darah yang mengalir dalam badannya seraya membeku semua,

Buru-buru ia salurkan hawa murninya mengelilingi seluruh tubuh untuk punahkan rasa dingin yang merasuk tulang itu.

"Ilmu Kioe Im Cin Khie yang sangat lihay." tak kuasa lagi ia berseru memuji.

Sepasang telapak tangannya bersama-sama ditekan kebawah. dengan salurkan sembilan bagian tenaga sinkangnya mengirim sebuah pukulan angin taupan mempertahankan diri dari hantaman lawan.

Pukulannya segera membentuk suatu pertahanan yang kuat bagaikan dinding baja.

Bentrokan pukulan kali ini terjadi karena bertemunya hawa pukulan Im dan hawa pukulan yang satu keras yang lain lunak ...

"Brak! Angin pukulan kontan lenyap tak berbekas, tetapi bersamaan itu pula air muka Sou Kut Mo Pian maupun Liam Tou sama-sama berubah hebat. tubuhnya tergetar keras.

Hingga detik inilah Suo Kut Mo Pian baru merasa terperanjat. ia mendengus dingin sepasang matanya memancarkan cahaya dingin yang menggidikan hati.

Tjing Oow Koay Hiap ternyata bukan nama kosong belaka Loohu merasa sangat kagum!" serunya keras.

Liem Tou sendiripun ikut merasa terperanjat atas kedasyatan tenaga sinkang yang dimiliki Sou Kut Mo Pian, seluruh perhatiannya makin tercurahkan dalam pertarungan.

"Tjianpwee terlalu memuji." jawabnya hambar. "Aku rasa ilmu Kioe Im Tong Tju Loo Han Kang engkaupun sangat luar biasa. hampir saja aku tidak sanggup untuk menerimanya."

Sewaktu bercakap-cakap itulah masing-masing pihak menggunakan kesempatan ini untuk mengatur pernapasan.

"Tjianpwee! kau telah melancarkan tiga buah serangan, maaf sekarang boanpwee dari posisi akan berganti menyerang bertahan." tiba-tiba Liem Tou berseru,

Mendengar perkataan itu Suo Kut Mo Pian mendongak tertawa terbahak-babak. "Sudah tentu. sudah tentu!"

Tetapi baru saja ia menyelesaikan kata-katanya mendadak diiringi suatu jeritan keras, bagaikan sebuah bola saja badannya menggelinding kedepan mendesak maju tiga langkah kedepan. ditengah menyambarnya angin pukulan yang gencar dalam sekejap mata ia sudah mengirim tiga buah serangan sekaligus.

Tiga tombak disekeliling kalangan seketika itu juga diliputi juga hawa dingin yg menggidikan hati Liem Tou hanya merasakan kulitnya seketika berubah jadi memerah. hal ini masih tidak aneh, justru hawa dingin tersebut ternyata meresap masuk melalui setiap bulu badannya menerjang urat dan membekukan semua orang didalam badannya.

Seluruh tubuh Liem Tou bergidik, seraya menggertak gigi menahan rasa dingin yang menyerang badannya diam-diam ia berpikir.

"Apakah aku Liem Tou pada malam ini juga akan musnah ditangannya??." Pikiran dengan cepat berputar. timbullah semangat jantan didalam tubuhnya.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang