Jilid 8 : Gadis Cantik Gembala Kambing

6.2K 78 2
                                    

Perkataannya Liem Tou ini sebetulnya keluar dari hati sanubarinya siapa tahu gadis berbaju putih itu hanya tertawa ringan ujar nya.

"Siauwko, apa itu jago2 dari Bu Lim ?? Apa mereka lihay semua, tapi aku takkan takut."

Liem Tou tak bisa bicara apa apa lagi sambil berjalan disamping tubuhnya mereka melanjutkan perjalanannya kedepan sedang gadis itu pun mulai menggerakkan seruling pualam di tangannya memberi tanda pada kawanan domba dibelakangnya, demikianlah mereka mulai melanjutkan perjalanannya menuju keluar.

Terlihatlah jalan raya dipenuhi dengan kawanan donba yang sangat banyak sehingga mengganggu perjalanan dari orang orang lain seluruh jalan raya hanya terlihat serombongan berwarna hitam yang berjalan dengan perlahan-lahan.

Gadis berjubah putih itu sambil berjalan sambil tertawa, dia sungguh sungguh menganggap Liem Tou sebagai saudaranya sendirl sedang terhadap domba dombanya yang menutupi jalan raya sama sekali tak mau ambil perduli.

Sebaliknya dalam hati Liem Tou terus menerus sedang memikirkan hilangnya kitab pusaka "Toa Loo Cin Keng serta 'gilanya' Ie Cicinya itu bahkan dalam hati sedang memikirkan cara yang baik dan sempurna untuk kembali keatas gunung Ha Mo San untuk bertemu dengan Ie cicinya, karena itulah dengan berdiam diri dia melanjutkan perjalanan bersama sama dengan gadis berbaju putih itu.

Lewat lagi beberapa waktu lamanya mendadak dari belakang tubuh mereka berkumandang datang suara derapan kaki kuda yang sangat ramai sekali, untung saja telinga dari gadis berbaju putih itu sangat tajam, ujarnya dengan cepat sambil tersenyum.

"Siauwko dari belakang kita muncul enam penunggang kuda.

Mendengar perkataan itu Liem Toa menjadi sedikit heran, pikirnya.

"Bagaimana dia bisa mendengar kalau yang datang adalah enam ekor kuda?"

Tidak terasa matanya dipentangkan lebar lebar agaknya dia tidak percaya terhadap perkataan ini. Mendadak gadis berbaju putih itu seperti juga sedang teringat sesuatu ujarnya lagi.

"Koko, kamu orang apa mau menghilangkan kemangkalan didalam hati?"

Liem Tou semakin dibuat bingung oleh perkataannya ini, dengan melongo dia memandangi wajah gadis yang terlapis oleh topeng berwarna kuning itu, saat itu suara derapan kuda semakin santar baru saja Liem Tou menoleh kebelakang terlihatlah tidak lebih tidak kurang enam orang penunggang kuda dari jauh berlari mendatang membuat debu mengepul memenuhi angkasa.

Melihat mereka itu tidak terasa hati Liem Tou menjadi bergerak, pikirnya.

"Apa mungkin mereka?"

Begitu terpikir akan hal ini tanpa sadar lagi air mukanya sudah terjadi perubahan yang sangat hebat sedang hatinyapun ikut berdebar dengan keras, gadis berbaju putih yang berada disisinya ketika melihat perubahan itu dengan gugup tanyanya.

"Hey Siauw ko sudah terjadi urusan apa? Ooooh aku teringat kembali, mungkin yang kau ceritakan itu sudah datang?"

Liem Tou yang sedang memusatkan seluruh perbatiannya pada para penunggang yang makin lama makin mendekat itu hanya menjawab seenaknya saja terhadap perkataan gadis berbaju putih itu.

"Mungkin benar, tapi sebelum melihat dengan jelas siapa mereka mereka itu aku tidak mau ambil kesimpulan dengan cepat."

"Yang datang ada enam orang" ujar gadis itu dengan cepat" yang pertama agaknva usianya paling muda kurang lebih baru dua puluh tahunan sedang yang berada dibelakang merupakan orang orang dari usia pertengahan, Oooh . .. . ada orang yang sudah berusia lima puluh tahunan pada pingganguya terikat seuntai kain merah."

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang