12. Terkepung di Ie-hee-cung

5.3K 63 1
                                    

Angin serangan dari Au Hay Ong Bo itu datangnya memang sangat aneh sekali, baru saja sepasang tangan Liem Tou separuh di dorong kedepan segera sudah terbentur dengan angin pukulan pihak lawannya, terasa suatu hawa yang amat dingin tinggi menusuk kedalam tulang menyerang dirinya hamper-hampir dia sukar untuk menahan hawa yang amat dingin itu.

Walaupun telapak tangannya didorong dengan cara bagaimanapun tetap tangannya tidak bisa maju satu coen pun, saat itulah Liem Tou baru merasa terkejut pikirnya cemas, "Aduh ... habis sudah kali ini."

Sekonyong konyong, tenaga tekanan pihak lawannya semakin memberat, segera Liem Tou hanya merasakan kepalanya pening, matanya berkunang-kunang dan dadanya terasa sangat mual.

Dalam hati dia tahu saat inilah saat yang paling kritis,bagi jiwanya, bagaimanapun juga dia harus mempertahankan dirinya.

Berpikir sampai disini semangatnya bangkit kembali, dengan sekuat tenaga dia menarik hawa murninya kemudian dengan paksakan diri menerjang ke depan.

Mendadak terdengar gadis cantik pengangon kambing itu membentak nyaring.

"Siluman tua, kau berani."

Liem Tou hanya merasakan sepasang telapak tangannya sedikit tergetar, tenaga tekanan pihak lawannya sedikit kendor membuat tubuh Liem Tou tidak tertahan lagi mundur dua tiga langkah kebelakang dengan semponyongan, untung saja tidak sampai jatuh terduduk di atas tanah.

Ketika dia menoleh memandang terlihatlah gadis cantik pengangon kambing itu sudah bertempur dengan amat serunya melawan Au Hay Ong Bo.
Terlihat ujung baju gadis cantik pengangon kambing yang berwarna putih itu berkibar tertiup angin, seruling pualam ditangannya bagaikan kilat cepatnya melancarkan serangan.

Didalam sekecap mata dia sudah melancarkan tujuh kali serangn dahsyat bahkan setiap serangan yang digunakan terdapat perubahan gerakan yang sangat ruwet sekali, ketika dipandang dari depan hanya terlihat segulung bayangan seruling yang berputar dengan sangat rapatnya melindungi seluruh tubuh.

Sebaliknya Au Hay Ong Bo pun sudah mengeluarkan jurus-jurus serangan andalannya sebentar dia berkelebat kekiri sabentar lagi menahan serangan apa saja hanya terlihat ujung bajunya berkelebat dan menari dengan kencangnya.

Walaupun gadis cantik pengangon kambing itu sudah melancarkan berpuluh puluh serangan dengan menggunakan jurus seragnan yang berbeda, jangan dikata memukul hanya menyenggol saja sukar untuk tercapai.

Waktu itu Liem Tou punya niat untuk melihat jalannya pertempuran yang amat seru itu, dengam cepat dia berlari kesampingnya. Terlihatlah air muka Lie Siauw Ie sudab be rubah pucat pasi bagaikan mayat, bibirnys yang kecil mungil gemetar terus menerus. Waktu itu Pouw Jien Coei sedang membimbing tubuhnya berdiri sedang dari kelopak matanya air mata mulai mengucur keluar dengan derasnya.

Dengan setengah berlutut Liem Tou berjongkok didepan tubuh Lie Siauw Ie tanyanya dengan cemas.
"Ie cici, kau terluka parah??"
"Adik Tou" seru Lie Siauw Ie begitu melihat Liam Tou berjalan mendekati tubuhnya. "Kau tidak usah ikut, tempat ini tidak bisa ditahan lebih lama lagi cepat kau lari."
"Tapi luka cici sangat parah, bagaimana aku bisa pergi?"
Mendengar perkataan itu Lie Siauw le segera bangkit berdiri dari bimbingan Pouw Jien Coei makinya.
"Adik Tou, aku hanya terkena jarum Kioe Cu tok cianku sendiri, asalkan makan obat penawar segera akan sembuh kembali, jika kau tidak mau dengar omonganku lain kali jangan datang cari aku lagi."

Sehabis berkata dia paling kearah lain kemudian dengan terhuyung huyung lari keluar dari ruangan itu.
Dengan cepat Pouw Jien Coei lari membimbing lengannya dan bersama-sama meninggalkan ruangan tersebut, sesampainya diluar ruangan, sekali lagi dia menoleh mendelik kearah Liem Tou, agaknya ada perkataan yang hendak disampaikan, hanya saja karena Ang in sin pian sekarang masih berada disana akhirnya dia tidak jadi bicara dan lari keluar dengan cepat.
Sesudah Lie Siauw Ie meninggalkan ruangan itu dalam hati Liem Tou hanya merasakan hatinva yang hampa dengan termangu-mangu tanpa mengucapkan sepatah katapun berdiri disana.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang