23. Kawan atau Lawan?

4.9K 63 0
                                    

Satu jam kemudian burung burung pada berkicauan memecahkan kesunyian di pagi hari. Bayangan layar dari perahu yang berlalu lalang di atas sungai pun mulai berlalu dengan tidak henti hentinya, dengan perlahan Liem Tou sadar kembali dari pulasnya dan menghembuskan napas panjang, dengan pandangan terpesona dia memandang ke arah burung yang beterbangan di atas langit dengan perahu layar yang laju bergerak diatas sungai.

Tiba tiba dia melihat beberapa kaki dari tepi sungai tampaklah seorang pemuda tampan berbaju hitam dengan seorang diri berdiri di atas sebuah sampan yang sedang laju bergerak dengan lincahnya.

Yang mengherankan di atas perahu itu ternyata tidak berlayar tidak ada pula yang mendayung sebaliknya pemuda yang berdiri di ujung perahu itu tidak memperlihatkan gerakan apapun, jelas tenaga dalam yang dimilikinya amat tinggi sekali sehingga cukup menggerakkan tenaga dalamnya perahu tersebut sudah dapat bergerak sendiri.

Sudah tentu dengan kepandaiannya seketika itu juga mendapat tepukan serta pujian dari para nelayan lainnya.
Tetapi hanya dalam sekejap saja suara pujian itu sudah berubah menjadi suara teriakan kaget dan kagum, karena para tetamu yang semula ada didalam perahu kini pada keluar semua dan menonton kejadian yang amat aneh itu dengan mata terbelalak lebar lebar.
Liem Tou yang berdiri di tepi sungai dapat melihat setiap kali pemuda berbaju hitam itu mengayunkan tangannya kebelakang sehingga sampan itupun bergerak ke depan dengan amat lajunya, tidak bisa diragukan lagi gerakan perahu tersebut tentunya disebabkan oleh tekanan angin pukulan itu diam diam pikirnya.
Orang ini sungguh keterlaluan sekali, di hadapan orang banyak ternyata dia sudah pamerkan ilmu silatnya.
Saat itu tetapi si lelaki berbaju hitam itupun sedang menoleh ke arah tepi sungai, ketika dilihatnya seorang berbaju hijau berdiri disana dia agak tertegun sebentar.
Liem Tou segera tersenyum dan anggukkan kepalanya, siapa tahu orang itu bukannya membalas anggukan kepala, sebaliknya malah melengos keluar bahkan secara samar samar Liem Tou bisa mendengar orang itu sudah memperdengarkan suara dengusannya yang amat dingin sekali.
Liem Tou yang ketanggor batu dalam hati merasa sangat mendongkol sekali, pikirnya lagi.
Jikalau orang ini berasal dari aliran lurus dia orang tentulah tidak akan memperlihatkan sikapnya yang demikian jumawa, apalagi sikapnya yang amat sombong itu bukanlah sifat dari orang orang dunia kangouw sejati dia bangga atas kepandaian silat yang dimilikinya dan tidak memandang sebelah matapun kepada orang lain, Hmmm.. .hmm.. .ini hari aku mau lihat kau orang sebenarnya seberapa lihaynya? aku harus ngasih sedikit hajaran kepadanya.
Berpikir akan hal ini dia orang cepat cepat menyelinap masuk ke dalam semak dan melepas jubah panjangnya, ketika dilihatnya orang itu suaah berada pada ratusan kaki jauhnya dalam hati dia segera mengambil satu keputusan.
Aku harus dapat mengejar dirinya, demikian pikirnya dalam hati.
Tubuhnya dengan cepat terjun ke dalam sungai dan meyelam ke dalam dasar sungai untuk melakukan pengejaran dengan amat cepatnya.
Sejak Liem Tou berhasil mempelajari kitab pusaka To Kong Pit Liok. ilmu menyelamnya sudah tentu memperoleh kemajuan yang amat pesat sekali, tidak sampai seperminum teh kemudian dia sudah berhasil menyandak beberapa kaki di belakang sampan tersebut.
Saat itulah dia bisa melihat ombak yang dihasilkan oleh tenaga pukulan orang itu terasa amat hebat sekali, melihat hal tersebut di dalam hati dia merasa terperanjat sekali, pikirnya.
Ombak yang dihasilkan oleh tenaga pukulan orang ini di atas permukaan sungai kelihatan kecil sekali, siapa tahu ombak yang terjadi di dalam air sungguh begitu dahsyat, jelas sekali tenaga dalamnya benar benar amat sempurna.
Tetapi diapun merasa kalau orang itu sedikit keterlaluan.
"Biar aku coba coba tenaga pukulannya secara diam diam" pikirnya lagi.
Berpikir sampai disini badannya dengan Cepat berenang mencapai di belakang perahunya, melihat dari atas permukaan air menggulung datang angin pukulan yang amat keras mendadak dia mengangkat telapak tangannya menyambut – ..
"Byuuurrr . . . seketika itu juga dari permukaan air muncul semburan tiang air setinggi dua kaki lebih ke atas udara.
Pemuda berbaju hitam yang ada di ujung perahu agaknya sama sekali tidak siap, mendapat serangan tersebut badannya segera terhuyung huyung dan mundur tiga langkah ke belakang dan hampir hampir jatuh terduduk di atas perahu teesebut.
Tidak terasa lagi di dalam bati dia merasa sangat terperanjat dan memandang ke atas permukaan air secara terpesona, perlahan lahan pada wajahnya yang pucat pasi secara lambat laun timbul warna kehijau hijauan yang samar samar, dari sinar matanya muncullah nafsu untuk membunuh.
Siapa yang berani membokong Kongcuyamu dari dalam air? bentaknya dengan amat gusar.
Jikalau betul betul bernyali ayoh keluar., .-dan naik ke sini untuk bergebrak seribu jurus dengan aku orang.
Tetapi walaupun dia sudah memperhatikan permukaan air itu beberapa saat lamanya tetapi keadaan disekeliling tempat itu masih tenang tenang saja sampai gelembung udarapun tidak tampak.
Sekali lagi dia menanti beberapa saat lamanya, sewaktu melihat tidak ada gerakan yang mencurigakan dan melihat pula sampannya sudah terkena cipratan air sehingga basah kuyup terpaksa dengan melancarkan pukulan melanjutkan kembali perjalanannya ke depan.
Siapa tahu begitu perahunya mulai bergerak mendadak dari ujung perahu serta buritan terjadi getaran yang amat keras lagi. Dia orang yang sama sekali tidak mengerti ilmu di dalam air saking khekinya seluruh tubuhnya jadi gemetar amat keras, diiringi suara bentakan yang amat keras, dari pingangnya dia mencabut keluar sebilah pedang hitam yang amat tajam sekali dan ditebaskan sekeliling perahu.
Jikalau dia tidak melancarkan serangan masih baikan. Begitu dia bergerak tubuh perahu itu goncang semakin keras lagi.
Pemuda berbaju hitam itu tidak bisa berbuat apa apa lagi, terpaksa dia meloncat ke bagian tengah dari perahu itu dan mengerahkan ilmu bobot seribu kati untuk menenangkan goncangan tersebut.
Pada saat itulah tiba tiba tubuh perahu miring ke samping dan mendadak terbalik ke dalam air.
Untung saja pemuda berbaju hitam itu bisa melakukan tindakan dengan cepat. Sambil ber teriak keras dia menutul ujung perahu lantas melayang setinggi tiga kaki ke atas kemudian bersalto ke atas beberapa kali.
Dengan berjalan di atas permukaan air dia melirik sekejap kearah perahu tersebut kemudian tertawa tawar, hanya di dalam beberapa kali lompatan saja dia sudah melayang ke tepi sungai tanpa badannya terkena cipratan sedikit air pun.
Dengan gerakannya ini secara tidak disengaja sudah mendemonstrasikan semacam ilmu kepandaian,seketika itu juga membuat orang yang ada di atas perahu disekeliling tempat itu pada sorak memuji.
Tetapi air mukanya sama sekali tidak memperlihatkan perubahan apapun dengan termangu mangu dia memperhatikan perahu kecil yang tenggelam separoh itu, dia orang benar benar dibuat keheranan daa jengkel oleh kejadian ini.
Sudah tentu kesemuanya itu hasil perbuatan dari Liem Tou yang ada didalam air sungai, akhirnya sewaktu dilihatnya pemuda berbaju hitam itu sudah mendemontrasikan ilmu men agankan tubuh berjalan diatas permukaan air di dalam hati diam diam merasa sangat kagum se kali, pikirnya.
Tida kusangka perbuatanku ini sama sekali tidak bisa memberi kelihayan kepadanya, aku harus mencari cara yang lain untuk mempermainkan dirinya, pokoknya mulai hari ini aku mau paksa dia uatuk mengetahui kalau orang sakti yang ada di dalam dunia kangouw sangat banyak jumlahnya sehingga dia orang sampai begitu sombong dan tidak memandang sebelah matapun kepada orang lain.
Berpikir sampai disitu, dengan cepat telapak tangannya ditempelkan ke dasar perahu tersebut kemudian dengan mengerahkan tenaga saktinya perahu di dorong ke atas.
Dorongannya kali ini sama dengan kekuatan seribu kati, seketika itu juga perahu tersebut didorong dari permukaan sungai dan melayang setinggi satu kaki lebih di tengah udara, tubuhnya membalik lagi menumpahkan air sungai yang memenuhi ruangan perahu tersebut kemudian kembali ke atas permukaan sungai di dalam keadaan semula.
Dengan kejadian ini walaupun sudah membuat pemuda berbaju hitam itu menjadi amat gusar tetapi dia orang yang mengetahui telah bertemu dengan lawan tangguh tidak berani banyak bertingkah, dengan diam diam dia mempersiapkan diri untuk menghadapi sesuatu.
Lama sekali pemuda berbaju hitam itu berdiri di tepi sungai menantikan kedatangan musuhnya tetapi dari dasar sungai dia orang tidak melihat adanya orang yang keluar dan juga tak terasa lagi sambil mendepakkan kakinya ke atas tanah makinya dengan amat gusar.
Kongcu ya mu selamanya tidak berganti nama, aku adalah Ai Lau Tiauw atau si elang sakti dari gunung Ai Lau, Sun Ci Sie adanya, jikalau kau benar benar berilmu nanti malam pada kentongan ketiga aku menanti kau orang di tepi sungai di luar kota disebelah barat dari kota Ciat Ciang.
Selesai berkata tanpa menoleh lagi dengan langkah yang lebar dia barjalan meninggalkan tempat tersebut.
Ltem Tou yang mendengar pemuda berbaju hitam itu ternyata sudah menyebutkan namanya sebagai Sun Ci Sie dalam hati dia segera berpikir.
Aaaaa, kiranya kau orang kalau begitu aku tidak usah susah payah mencari dirimu lagi.
Kiranya Sun Ci Sie nama ini adalah nama orang yang harus dicari oleh Liem Tou sesuai dengan pesan orang yang ditemuinya, kalau musuh besar mereka adalah Kioe Lang Wan Kauw, atau dengan perkataan lain dialah satu satunya sanak saudara dari si perempuan tunggal Touw Hong itu.
Tetapi si pemuda berbaju hitam yang sejak kecil sudah menemui bencana membuat dia itu sama sekali tidak mengetahui asal usul dia sendiri, sudah tentu di dalam persoalan tersebut iapun tidak mengerti.

Raja Silat (Yu Long Yin Feng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang