Naruto © Masashi Kishimoto
Dedicated : PipitIswanti Azu_Hime...
...
Angin berkesiur cukup kencang, membawa gumpalan-gumpalan awan kelam menutupi cerahnya langit luas. Hatiku bergumam, 'Mungkin setelah ini, hujan akan turun.'
Hanya menatap ke atas sana dari jendela kaca perpustakaan, dengan senyum tipis yang kupahat tak sadar. Kapas-kapas itu beriringan, seolah tidak ingin tertinggal dari kumpulannya, namun ada pula yang terbagi menjadi beberapa bagian sampai tidak berbentuk lagi.
Pemandangan yang sangat indah, bagiku.
"Astaga, mereka akan datang."
"Hm?" aku menaikkan sebelah alisku, tanpa memudarkan senyuman dan tak berniat mengalihkan mata pada seseorang yang berseru tadi.
"Kekasih yang begitu kau gilai..." kudengar ia mendesah.
Aku mulai beralih menatapnya, ia sedang menopang kepala sampai miring di atas meja. Mata hitam setitik miliknya memandang seksama ke arah amethyst-ku, seolah mencari sesuatu.
Entah karena hal apa, aku merasa geli dengan tatapannya. Aku pun terkekeh pelan, lalu menjawab kata-kata yang tadi ku abaikan.
"Maksudmu... hujan? Ah, janganlah cemburu pada mereka, Shikamaru."
Shikamaru, lengkapnya Nara Shikamaru. Dia adalah seseorang dengan mata sipit, berambut bak buah nanas, juga ekspresi wajah yang terlihat selalu mengantuk. Jujur saja, dia memang tukang tidur. Ia juga pemalas. Tapi jangan salah, laki-laki itu sangat pintar dibidang akademik. IQ-nya mencapai 200 bahkan lebih.
Meskipun aku belum pernah satu kelas dengannya, tetapi rumor itu acap kali ku dengar saat dewan guru membicarakan tentang Shikamaru.
Dia tidak berminat masuk klub manapun, juga tidak mau menjadi bagian dari Osis. Padahal, banyak yang merekomendasikannya menjadi ketua Osis, tapi ia menolak dengan kata, "Itu sangatlah merepotkan."
"Kau bilang aku cemburu? Tidak, itu sangatlah merepotkan."
Sesuai yang kupikirkan, dia akan mengatakan itu.
Aku menyenderkan tubuhku ke belakang, dengan mata tertutup juga tangan melipat di dada, "Terserah kau saja, Shikamaru. Semua hal bagimu selalu saja merepotkan."
"Ya Tuhan, bahkan kau tidak mau memberi embel-embel -kun setelah menyebutkan namaku, Hinata."
"Kau juga tidak menambahkan suffix -chan setelah namaku."
"Sudahlah, jangan berdebat. Lihat, kekasihmu sudah turun dari langit."
Aku kembali melihat keluar jendela, dan benar, hujan sudah menyebar luas menerjunkan pasukannya. Perasaanku berubah hangat. Gemericiknya seolah mengalun seperti melodi indah ketika sampai ke telinga. Semakin mereka menderas, maka bertambahlah suara-suara manja yang berbisik dilorong pendengaranku. Bahkan, hawa dingin yang menguak pun seperti membelai lekuk tubuhku dan mengundangku untuk bermain bersama.
Aku lupa diri, sampai-sampai sosok Shikamaru lenyap dari tempatnya. Aku melupakan sekitarku. Entah bagaimana cara mendeskripsikan tentang mereka, tapi sungguh kehadirannya membuatku berulang kali jatuh cinta, bahkan lebih dari rasa ketika mencintai Shikamaru.
Hujan menafsirkan kedamaian. Resahku reda, mimpi burukku hanyut, gundah dan gelisah terobati karenanya. Aku menumpu dagu, dengan binaran cahaya dari dalam pandanganku. Ketika semua suasana sudah kutujukan hanya pada satu titik, tiba-tiba seseorang menggoyahkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ 12 ] Lovely Rain [ Completed ]
FanfictionNaruto © Masashi Kishimoto [ AU ] [ NaruHina Fanfict Story ] [ Dedicated : @PipitIswanti ] ... Hujan. Tak ada hal terindah ketika butiran permata itu turun dari langit luas, membawa sejuta kedamaian untuk hati yang lara. Bagai pelita dikala gelap. B...