Halooo.... Aku kembali dengan part baru. Selamat membaca...
Auvi POV
Begitulah aku selalu bisa luluh dengan semua perkataan Suk Jo. Kim Suk Jo, dia adalah orang Korea yang sangat baik dan penuh dengan humor. Awal pertama kami bertemu ketika ada sebuah festival makanan khas Indonesia di Jakarta Tiga tahun yang lalu. Saat itu dia sedang berlibur di Jakarta dan menghadiri festival itu. Tanpa sengaja wedang jahe yang sedang ku pegang tumpah mengenai bajunya. Dari sanalah kami mulai berkenalan. Aku pikir dia orang cina, tapi karena aku mengenali logat orang Korea, aku langsung mengajaknya berbahasa Korea. Saat itu aku tergila-gila drama Korea, dan aku sudah mengikuti kursus bahasa Korea sejak lima tahun yang lalu.
Sebelumnya aku mau menjelaskan masalah namaku yang sedikit unik, kata orang yang berada disekitarku begitu. Auvi adalah pemberian adik mama aku atau oom aku. Saat aku lahir dia sedang membaca sebuah koran dan di sana dia melihat kata-kata auvi.com. Auvi adalah sebuah singkatan dari audio-visual. Dan Kirani juga singkatan dari Kita Indomas, Rahman dan Nia. Kita Indomas adalah perusahaan meubeul papaku, Rahman adalah nama papaku dan Nia adalah nama mamaku.
Kembali lagi pada Suk Jo, dia sering mengunjungi aku ke Jakarta. Bukan hanya sering, tapi harus, Suk Jo harus sering mondar-mandir Indonesia-Korea. Sedangkan aku baru mengunjunginya dua kali. Kalau soal perasaan pada Suk Jo, aku tidak tahu bagaimana. Yang jelas saat berada dekat dengannya aku selalu merasa nyaman. Suk Jo pernah meberitahu padaku, saat dia dekat denganku ada sesuatu yang meletup-letup di hatinya. Dia tidak berani menebak-nebak perasaan apa yang dia rasakan. Begitu juga aku. Semua orang yang berada disekitarku yang mengenal Suk Jo menyuruh kami untuk menjalin hubungan yang serius, seperti menjadi kekasih atau bahkan pernikahan. Tapi kami berdua terlalu pengecut untuk menjalani hubungan seperti itu. Kami lebih nyaman dengan hubungan kami yang sekarang.
Pasti banyak yang bertanya-tanya apa sih pekerjaan Suk Jo di Indonesia sehingga dia sering mondar-mandir Indonesia-Korea, Korea-Indonesia. Dia bekerja di kedutaan besar Korea untuk Indonesia. Jadi kalau mau dibilang, dia bukan khusus ke Indonesia demi menemuiku tapi sebisa mungkin dia mengunjungiku yang selalu sibuk di perusahaan papaku ketika dia ada waktu luang. Aku sendiri bekerja di perusahaan papa. Aku anak tertua dari tiga bersaudara. Aku memiliki seorang adik perempuan yang sedang kuliah dan seoerang adik laki-laki yang masih duduk di kelas 1 SMA. Jarak usiaku dengan adik-adikku cukup jauh. Dengan adik perempuanku aku berjarak enam tahun, dengan adik laki-lakiku berjarak sembilan tahun. Sepertinya sekian dulu penjelasanku tentang kehidupanku. Saat ini aku harus berusaha keras agar orang-orang yang ku tanyai bisa mengerti apa yang aku maksud.
"Aku benci harus berakhir begini. Semua yang sudah aku rancang dengan sempurna menjadi berantak. Belum lagi aku menerima semua keinginan Suk Jo agar tetap liburan di Jepang. Seharusnya aku tolak saja keinginan Suk Jo dan melanjutkan perjalananku kee Korea besok pagi." Gerutuku.
BRRUUUUKKK...
"Aauwww...." Aku jatuh terduduk akibat sedikit panik tidak tahu harus bagaimana untuk menuju ke sebuah hotel.
"Lagi-lagi aku menabrak orang lain." Bisikku sedikit kesal.
"Maaf eh forgive me." Kataku yang semula memakai bahasa Indonesia dan seketika sadar kalau aku berada di Jepang. Aku pun mengucapkan kata maaf dengan bahasa inggris. Seandainya ini di Korea, pasti aku sudah pakai bahasa Korea.
"Ternyata anda orang Indonesia, hati-hati nona." Kata pria yang aku tabrak tadi sambil menatap tajam lalu pergi berlalu.
Hebat, dia bisa berbahasa Indonesia dengan logat orang Jepang yang sanagt kental, berarti aku bisa minta tolong padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Country Love
Romance"Aduh,maaf ya. Aku tidak sengaja, aku buru-buru." Kataku pada seseorang yang sepertinya juga sama buru-burunya denganku. "Aku juga minta maaf. Aku juga buru-buru." Katanya minta maaf dan memungut dua tike yang terjatuh akkibat kami bertabrakan tadit...