Author POV
Bunyi ponsel menggema dikamar ini, tapi pria ini tidur seperti orang mati. Kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Sudah berulang kali pria ini dinasehati, baik keluarga maupun orang terdekatnya supaya tidak menyusahkan orang lain saat akan membangukannya. Pagi ini, kamar ini begitu berisik dengan ringtone ponselnya yang entah sudah berapa kali berbunyi. Pria itu tetap tidak bergerak dari tidurnya yang seperti bayi beruang yang sedang berhibernasi.
Tampak dilayar ponselnya tertulis nama seseorang yang dari dulu ingin dijauhinya. Park Yuhee, gadis yang sempat mengisi hidupnya beberapa tahun yang lalu. Gadis yang telah mengkhianatinya. Gadis yang rela meninggalkannya demi harta. Kini, gadis itu bersujud memohon agar kembali padanya. pria itu tetap tidak mendengar suara ponselnya.
Gadis itu berusaha menghubungi Suk Jo. kini gadis itu tahu keberadaan Suk Jo. Dengan mudahnya gadis itu mencari keberadaan Suk Jo dengan melacak melalui GPS yang semakin canggih. Gadis itu cukup berterimaksih pada orang telah menemukan hal canggih semacam ini sehingga dia dapat mencari keberadaan Suk Jo.
Gadis itu terus berjuang agar Suk Jo mau mengangkat ponselnya. Memang Yuhee sangat gigih untuk menemukan pria yang sempat dicintainya. Buktinya, gadis ini sudah berada di restoran hotel tempat Suk Jo menginap. Apa pun yang terjadi Suk Jo harus kembali padanya, pikir gadis ini.
Sebenarnya Yuhee sudah menanyakan dimana kamar Suk Jo, tapi pihak hotel tidak dapat memberitahunya karena alasan privasi kecuali memang dari awal Suk Jo sudah memberi pesan pada pihak hotel akan ada tamu untuknya. Kebijakan hotel ini secara tidak langsung member keuntungan pada Suk Jo, walaupun dia tidak mengetahui peraturan hotel ini.
.
.
Di tempat lain, ada direktur dari hotel ini, Hikari, yang sejak tadi memperhatikan Yuhee. Secara tidak sengaja dia mendengar kalau Yuhee mencari kamar Suk Jo. Banyak pertanyaan yang muncul dikepala Hikari saat ini. Siapa awaita yang sejak tadi ngotot untuk diberitahu dimana keberadaan kamar Suk Jo, dan untuk apa wanita itu mencari Suk Jo. Lagi pula kalau memang penting, mengapa Suk Jo tidak mengangkat telepon dari wanita itu. Tanpa Yuhee sadari, Hikari duduk di dekat meja Yuhee dan menguping pembicaraannya. Tapi menurut Hikari, ini sangat aneh sejak dari tadi Suk Jo tidak mengangkat telepon dari wanita itu. Wanita itu hanya bergumam 'angkat teleponnya Oppa', setidaknya Hikari sedikit tahu salah satu gumaman wanita itu. Kalau menyangkut kata-katanya yang lain, Hikari benar-benar penasaran karena tidak dapat memahaminya.
.
.
Lama kelamaan Suk Jo merasa tidurnya terganggu, bukan karena bunyi dari ponselnya, melainkan dari gedoran si pintu kamarnya. Siapa lagi orang yang berani melakukannya selain Auvi. Gadis ini yang dapat membuat Suk Jo segera terjaga. Siksaan dunia akan segera dimulai jika dia tidak segera membuka pintu kamarnya. Dengan cepat Suk Jo bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.
"Mengapa lama sekali, apa bayi beruangku sangat kelelahan setelah belanja banyak?" Sindir Auvi dan Suk Jo tidak mengacuhkan sindiran itu. Dia kembali ke tempat tidurnya.
"Jangan tidur lagi, ayolah segera bersiap. Kau mengatakan akan bersenang-senang di sini, tapi kau malah tidur." Omel Auvi.
"Lima menit lagi, Auvi." Kata Suk Jo sambil membenamkan wajahnya ke bantal.
"Kau pikir itu lagu 'lima menit lagi'. Ayolah segera mandi. Dan tolong angkat ponselmu itu. Apa kau tuli, dari tadi ponselmu berteriak minta di elus." Omelan tingkat dewa Auvi mulai keluar dari bibir tipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Country Love
Lãng mạn"Aduh,maaf ya. Aku tidak sengaja, aku buru-buru." Kataku pada seseorang yang sepertinya juga sama buru-burunya denganku. "Aku juga minta maaf. Aku juga buru-buru." Katanya minta maaf dan memungut dua tike yang terjatuh akkibat kami bertabrakan tadit...