Auvi POV
Tepat pukul 8 waktu Jepang, aku samapi di hotel. Aku sedang menuju kamarku saat mendengarkan suara Ryusuke yang memanggilku. Aku pun berhenti dan dia menghampiriku. Dalam keadaan diam aku menatapnya tajam seakan memberikan saran untuk 'jangan menggangguku dan aku benar-benar ingin sendiri'. Dia mengerti apa yang ku inginkan.
"Gomenasai, Auvi." Ucapnya dan pergi meninggalkanku.
Walaupun aku tidak mengerti bahasa Jepang, tapi aku tahu arti kata umum itu. Hatiku mencelos saat dia mengatakan kata maaf. Rasa sedih dan sakit bercampur mejadi satu. Aku benci dengan keadaan ini. Mengapa aku harus mulai memiliki rasa padanya. Aku terlalu naïf untuk mudah membuka pintu hatiku dan setelahnya aku dengan mudah pula merasakan sakit. Bagaimana pun aku yakin kalau wanita tadi memiliki hubungan special dengan Ryusuke. Kesalahanku aku menerima kehadiran Ryusuke dan sekarang semakin menyakitkan. Bahkan aku juga takut kalau wanita itu juga akan mengalami hal yang sama seperti Yuhee jika merasa patah hati karenaku.
Apakah aku tidak pantas menerima cinta yan tulus? Apakah ini karena aku salah memilih hati yang seharusnya tak menjadi milikku?
.
.
Sesampai dikamar, aku memberekan beberapa barangku. Besok aku akan mengakhir semua ini. Aku akan pergi dari tempat ini, pergi dari Ryusuke. Aku akan selalu mengingat ini menjadi kenangan indah. kenangan yang memberi warna lain di hidupku.
"Halo Ma? Besok Ivi akan pulang ke Jakarta."
"Kamu mengatakan akan menghabiskan liburan beberapa hari lagi di sana. Ada apa? Apakahh kau mendapat musibah? Dari semalam perasaan Mama tidak enak. Mama selalu memikirkan kamu."
"Tidak, Ma. Aku baik-baik saja. Suk Jo ada urusan mendadak dengan pekerjaannya, jadi dia harus segera pulang ke Korea."
"Ohh.... Kirain ada sesuatu yang buruk menimpamu. Mama lega mendengarnya. Memang kalau pekerjaan menyangkut dengan Negara, kita harus siap sedia. Suk Jo memang orang yang bertanggung jawab, dia selalu ada untuk kepentingan negaranya."
"Sudah dulu ya, Ma. Ivi mau membereskan beberapa barang lagi. Besok minta tolong Pak Min jemput Ivi di bandara ya, Ma. Ivi akan tiba di bandara pukul 12 siang"
"Iya sayang, hati-hati di jalan. Jangan meninggalkan satu oleh-oleh pun di Jepang. Periksa ulang barang belanjaan kamu." Kata Mama sambil tertawa renyah diakhir telepon.
.
.
Ryusuke POV
Aku merasakan kalau Auvi semakin jauh dariku. Semua yang ku lakukan menjaddi sia-sia saat kemunculan Myori. Seakan Myori adalah mimpi buruk bagiku. Sebaiknya aku memberikan waktu lagi untuk Auvi.
Aku mencoba untuk beristirahat. Tapi aku tidak dapat tidur. Mataku bisa saja terpejam, tapi pikiranku tidak pernah lepas memikirkan Auvi. Wanita yang telah mengisi hatiku yang sudah lama kosong. Hanya karena senyum dan tatapan matanya, seketika mengisi hatiku. Aku berusaha untuk tidur, bahkan berulang kali merubah posisi tidurku agar bisa tertidur nyenyak. Aku harus tidur, aku harus menyelesaikan kesalah pahaman ini segera. Aku merasa kalau Auvi memiliki perasaan yang sama padaku. Aku bisa merasakan itu. Ada emosi yang terpancar saat Myori menciumku. Senang dan takut, itulah yang ku rasakan saat ini. Itu juga yang membuatku tidak bisa tidur.
.
.
Pagi-pagi sekali aku bangun. Sebenarnya tidurku tidak nyenyak. Aku sempat tertidur selama kurang lebih tiga jam kemudian aku tersentak dan tidak dapat tidur kembali. Tapi badanku lelah dan aku hanya bisa berdiam diri di atas ranjangku. Menatap ke arah langit-langit kamarku. Membayangkan apa yang akan terjadi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Country Love
Romance"Aduh,maaf ya. Aku tidak sengaja, aku buru-buru." Kataku pada seseorang yang sepertinya juga sama buru-burunya denganku. "Aku juga minta maaf. Aku juga buru-buru." Katanya minta maaf dan memungut dua tike yang terjatuh akkibat kami bertabrakan tadit...