Ryusuke POV
Bagus sekali, aku tidak perlu repot untuk menunggu kapan Auvi akan menemuiku. Kalau jodoh memang akan menghampiri sendiri. Aku juga tidak perlu repot untuk mengatur bagaimana aku akan mempertemukan Auvi pada Sofu-san. Setelah nanti aku melakukan pendekatan padanya, aku akan mengenalkan Auvi pada Otou-san dan Okaa-san.
.
.
"Sofu-san, apakah kau sudah siap? Aku akan membantumu untuk duduk di kursi roda." Kataku sambil membuka pintu kamar tempat dimana sofu-san dirawat.
"Oh, kau sudah datang. Cepatlah bawa aku pergi dari sini. Aku bosan berlama-lama berada dirumah sakit. Aku itu sangat sehat, seharusnya aku tidak perlu dirawat berlama-lama disini."
"Bukankah Sofu-san sekarat? Mengapa sekarang Sofu-san ingin cepat keluar dari sini?" kataku menggoda Sofusan.
"Dasar kurang ajar. Aku sengaja minta dirawat berlama-lama supaya kau pulang dengan segera. Malah sekarang dokter yang tidak rela aku keluar secepat ini. Padahal dokter hanya menyuruhku untuk menginap disini semalam dan ini sudah tiga malam aku di rumah sakit." Omel sofu-san.
"Itu karena Sofu-san tidak bisa tenang di tempat tidur. Dokter menyuruhmu untuk tidak bergerak, tapi Sofu-san malah melanggarnya. Akibatnya kaki Sofu-san jadi bengkak lagi."
"Sudahlah, sekarang bawa pergi aku dari sini."
"Otou-san, seharusnya kau tidak memaksakan diri untuk pergi dari rumah sakit saat ini." Tiba-tiba Okaa-san datang sambil sedikit berteriak.
"Miyu, menantuku tersayang, Otou-san mu ini sehat-sehat saja. Aku dalam kondisi yang prima. Hanya saja kecelakaan kecil yang membuat ruang gerakku terbatas. Tapi kau tenang saja, cucuku sudah kembali. Dia yang akan merawatku. Kau tidak perlu repot. Sekarang yang perlu kau perhatikan adalah suamimu. Aku lihat dia sangat kelelahan belakangan ini." Kata Sofu-san menenangkan Okaa-san.
"Memang saat ini suamiku sedang mengerjakan proyek yang sangat besar, jadi tidak heran kalu dia kelelahan. Aku akan memperhatikan suamiku, Otou-san. Tapi Otou-san juga harus jaga kesehatan." Wajah Okaa-san tampak cemas.
"Miyu, kau itu sungguh perhatian padaku dan keluarga kita. Aku sangat senang memiliki menantu sepertimu."
"Aku punya siapa lagi selain suami, anak-anakku dan Otou-san, satu-satunya orang tua yang masih ku miliki. Otou-san itu adalah Otou-sanku. Jadi aku harus berbakti pada orang tua yang masih ku miliki."
"Kau ini, bagaimana dengan orang tuamu?"
"Otou-san, aku sudah sangat berbakti pada mereka hingga akhir hayat mereka. Sekarang hanya kau satu-satunya orang tuaku yang masih ada."
"Iya, aku mengerti. Kau sudah memberitahuku hal itu berpuluh-puluh kali. Aku hanya ingin anak muda ini tahu, aku ingin punya cucu menantu yang sifatnya seperti dirimu." Kata Sofu-san sambil melirik diriku.
"Iya Sofu-san aku akan menemukan cucu menantu untukmu yang mirip sifatnya seperti Okaa-san. Jadi bisakah kita pergi? Aku rasa Hikari sudah sampai di restoran." Kataku membantu Sofu-san untuk duduk di kursi rodanya.
"Dan kau akan bertemu gadis incaraku, Sofu-san." Bisikku di telinga Sofu-san dan Sofu-san tersenyum penuh arti padaku.
"Aku sepertinya mendengar kalian berbisik? Apakah ada yang tidak aku ketahui?" Kata Okaa-san curiga.
"Tenanglah, Miyu. Kami tidak akan melakukan macam-macam." Kata Sofu-san tersenyum dan mengedipkan matanya padaku dan Okaa-san hanya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wrong Country Love
Romance"Aduh,maaf ya. Aku tidak sengaja, aku buru-buru." Kataku pada seseorang yang sepertinya juga sama buru-burunya denganku. "Aku juga minta maaf. Aku juga buru-buru." Katanya minta maaf dan memungut dua tike yang terjatuh akkibat kami bertabrakan tadit...