Part 16 (END)

63 6 0
                                    



Auvi POV

Rumah. Rasanya sangat lama meninggalkan rumah. Semua menyambut kepulanganku. Kedua adikku segera menyerbu diriku sesaat aku duduk di atas sofa favoritku di ruang keluarga.

"Kak? Kau tidak lupa membawakanku oleh-oleh, kan?" Tanya Ina, adik pertamaku.

"Tenang saja, dia pasti membawanya. Bukankah kalau dia lupa, kau bisa meminta beberapa barang yang dibelinya di Jepang. Misalnya baju branded, kalian sama-sama perempuan dan ukuran baju kalian juga sama. Sedangkan aku pria, Kak Ivi pasti melupakan aku. Kak Ivi pasti membeli pernak-pernak untuk wanita saja di Jepang." Tiba-tiba adikku Syailendra yang biasa kami panggil Endra ikut bergabung dengan kami. Dengan gayanya yang dibuat-buat sedingin mungkin dia datang menghampiriku.

"Hahahaha. Tenang saja, aku liburan yang panjang supaya aku bisa membelikan kalian banyak oleh-oleh." Kataku.

"Berarti kau tidak lupa padaku, kan Kak? senangnya. Terus, mana oleh-oleh untukku?" Tanya Ina.

"Ini untuk Ina, aku membelikan baju cosplay yang imut, serta ada beberapa pernak-pernik lucu. Dan ini untuk adikku Sya-i-len-dra. Endra, ini aku belikan action figure kamen raider edisi khusus dan terbatas. Aku tahu kau sangat suka mengkoleksi barang-barang yang berhubungan dengan kamen raider." Kataku membagikan oleh-oleh untuk adik-adikku tercinta.

"Wah, ini indah sekali kak." Kata Ina

"Gitu dong kak, aku menyayangimu. Terimakasih untuk kamen raider nya. Aku sudah tidak sabar untuk pamer." Kata Endra pergi dari ruang keluarga setelah mendapatkan oleh-oleh dariku.

"Terimakasih Kak Ivi." Kata Ina lalu memelukku dan mencium pipiku. Dia pun pergi menuju kamarnya. Aku yakin dia akan mencoba baju itu.

"Untuk mama, aku membawakan satu set perlengkapan minum teh ala Jepang, beserta bubuk matcha. Mama bisa melihat di youtube, bagaimana cara orang jepang melakukan upacara minum teh. Jadi mama bisa mempraktekkannya sendiri atau bersama papa. Aku juga membelikan mama kimono. Kalau untuk papa, aku belikan camera keluar terbaru." Kataku memberikan mereka oleh-oleh. Papa yang memiliki hobi fotografi dengan senang hati menerima oleh-oleh dariku. Sedangkan mama, segera menelepon beberapa temannya untuk mencoba melakukan upacara minum teh Jepang.

"Terimakasih, sayang." Ucap papa dan mama bersamaan.

.

.

Mimpi. Ini hanya mimpi. Tapi terlihat nyata. Aku memimpikan Ryusuke. aku memandang kosong langit-langit kamarku. Tidak berapa lama ponselku bordering. Aku lihat jam, ternyata sudah pukul tiga dini hari. Siapa yang meneleponku pada saat seperti ini. Aku takut mendapatkan berita buruk jika mendapatkan telepon disaat jam segini. Suk Jo.

"Yeobseo?"

"Ivi, kau belum tidur?"

"Itu pertanyaan bodoh. Kau kira di Indonesia ini sudah siang? kau mengganggu tidurku. Aku sampai takut kalau ada berita buruk jika menerima telepon jam segini."

"Hahaha, maafkan aku. Aku lupa kalau di Indonesia saat ini jam 3 pagi."

"Tunggu dulu, bukannya di Seuol juga masih terlalu pagi untuk bangun?"

"Iya, aku bermimpi tentangmu. Makanya aku mencoba menghubungimu, sayang imut-imutku."

"Tidak perlu menggombal. Katakan, apa mau mu. Aku yakin kalau kau meneleponku disaat seperti ini pasti ada maunya?"

"Uhh, pintar sekali teman beruangku ini."

"Terserahmu saja bayi beruang. Katakan?"

"Begini, aku akan ke Indonesia minggu depan, jadi aku minta padamu untuk mencarikan aku sebuah rumah yang disewakan. Aku tidak suka tinggal di apartemen. Sementara kedutaan menyiapkan apartemen untuk tempat tinggalku selama dua tahun."

The Wrong Country LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang