Hurtable

8.1K 801 12
                                    

                  

"Kenapa malah jadi lo pasangan gue?" Tanya Jillia sinis pada Rival

Oh mati sudah dia, malam ini dia menggandeng seseorang yang notabene menjadi kekasih Monica Dharmawangsa.

"Mana prasetya, huh, huh?"

Sekali lagi, Jillia mendapat tatapan maut dari Monica. Sial. Dia seharusnya tahu kalau Raven pasti tidak mengijinkan adiknya menjadi pendamping Jillia pada pesta ini.

Sedangkan Rival, hanya tersenyum penuh kemenangan. Jillia tidak boleh tahu kalau Rival sudah meminta pada sepupunya Raven untuk menggantikan Prasetya sebagai pendamping Jillia malam ini. Tentu saja Raven setuju, jika Rival yang bersama Jillia, tidak ada seorang pun yang akan berani memandangi gadis itu. Rival adalah salah satu orang berkuasa di sini. Dan alasan Rival ingin mendampingi Jillia sederhana, membuat Monica menjauhinya.

"Ugh, Rival answer me!"

"Okay baby girl, Pras sedang nyusun tesis sekarang, besok dia ujian"

Jillia memandang tak percaya

"It's true. Lo bisa telpon..."

"Nope!"

"Lo kesel karena di liatin Monic?"

Jillia mengangguk cepat. Diantara seisi aula ini, kenapa hanya dia yang dipandangi oleh Monica, padahal di pesta ini ada banyak gadis lain yang memandang Bram dengan tatapan ingin dimakan. Bukankah seharusnya Monica sibuk menjaga genggamannya agar tidak terlepas dari Bram? Aneh, Jillia ingin menghilang dari tatapan kesal Monica. Dan kenapa tadi dia malah membahas Bram?

"Mana Raven?"

Rival hanya mengedikkan bahu, sejenak dia menikmatinya. Bersama dengan Jillia yang ketar-ketir sangat menyenangkan, bahkan di pojokkan ruangan seperti ini

"Val, jangan mepet-mepet itu masih luas" omel Jillia ketika Rival berusaha merapatkan jarak diantara mereka berdua

Benarkan? Jillia memang lucu, untuk sekian detik bisa membuatnya tertawa. "Jill gue perlu ngobrol sama lo"

"Ya? Tentang Prasetya? Tentang kenapa lo disini jadi pendamping gue?"

Rival hanya tersenyum kecut, "Tentang lo yang luntang-lantung"

Detik itu pula. Jillia menegang. Rival Javaris menuntunnya dengan lembut keluar dari aula yang penuh dengan musik dan obrolan orang-orang. Jillia tidak ingin melanjutkan obrolan ini tapi Rival berhasil menariknya keluar.

...

"So tell me Ji, kenapa scbd? Investment?"

Jillia masih membeku. Kenapa Rival menanyakan hal ini padanya?

"Lo tau gue bisa depak lo dari sana kapan aja"

Dan Jillia setuju dengan hal itu. Rival bisa saja mendepaknya kapanpun yang diinginkan lelaki itu, toh apartement itu juga milik Rival. Sebenarnya Monica memberikannya pinjaman uang separuh dari yang dia minta. Tentu saja Monica meminjamkan separuhnya lagi dalam bentuk lain karena tahu gadis itu terlunta-lunta. Tapi Jillia baru tahu kalu apartemen itu separuhnya milik Rival. Jillia terduduk lemas di atas rerumputan dingin yang sudah terkena embun. Bagaimana dia menjelaskannya?

Jillia, selama ini menghindar dari belas kasihan siapapun. Dia berusaha membayar dengan cara apapun. Membayar keluarga Januraksa dengan mengembalikan secara cicilan pada Bram tanpa sepengetahuan Argo dan Jillia bersikeras agar Argo tidak mengetahuinya. Menjadi model untuk setiap fashion show Ravenia atas semua koleksi baju yang dimilikinya. Jillia tidak ingin siapapun tahu kelemahannya, tapi Rival Javaris?

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang