Masks

5.8K 711 3
                                    

Rival Javaris adalah makhluk pecinta pesta paling buas yang pernah Jillia kenal. Selama bertahun-tahun Jillia mengenalnya, gadis itu tidak yakin Rival senang dengan pesta jenis ini. Tapi kenyataannya, Rival tersenyum sumringah pada siapapun yang Jillia yakin adalah rekan bisnis lelaki itu, tentu saja sambil mengamit lengannya.

Ada sebuah peresmian dan Rival harus datang sebagai Javaris. Tidak perlu ditanya apa Jillia harus ikut atau tidak. Gadis itu sudah dipaksa berganti pakaian lima jam sebelum acara dimulai. Dan Jillia tidak suka acara make up berlama-lama tapi kemudian memuja Rival karena berhasil membuatnya menjadi wanita anggun dengan gaun cantik yang membuat kulitnya bersinar. Oke tidak bersinar tapi setidaknya Jillia menjadi cantik dalam sehari. Dan Rival mewujudkan itu.

"Lo keliatan seneng banget di pesta ini"

Segera setelah mendapatkan sedikit privasi, Jillia memberondong Rival dengan berbagai pertanyaan, sementara lelaki yang merangkul pinggulnya dengan santai tersenyum membalas setiap pertanyaannya

"Apa karena partner bisnis lo disini semua?"

"Well cocktailnya enak sih"

"Apa karena ada Monica?"

"Lo mau manas-manasin Monica?"

"Rival lo cari-cari kesempatan"

Rival hanya mengeratkan rangkulannya ketika Bram dan Monica bersama Argo juga Ravenia berjalan kearah mereka.

Jillia menelan ludah

Bram memandangnya tajam

Monica melirik tidak suka tapi membuang pandangannya

Ravenia tersenyum ramah

Argo? Untuk kali ini dia kompak dengan adiknya memandang tajam dua orang dihadapan mereka

"Sudah menjadi benalu di tempat lain Ji?"

"Lupakan Ji, Monica cuma kesel sama lo karena lo gak pernah bilang lo sama Rival pacaran, yang mana kita tau kalo gossip Monica sama Rival itu ternyata bohong"

Argo dan Bram tidak peduli dengan ucapan gadis-gadis mereka. Bagi Argo, menjauhkan Bram dari Jillia lebih penting saat ini. Sedangkan bagi Bram, membawa Jillia pergi dari sini adalah keputusan yang harus dia laksanakan secepatnya, sebelum...

"Rival dan Jillia dimana kalian?" suara Leon Javaris menggema diantara keriuhan ruangan ini

Seperti yang seharusnya mereka lakukan, Rival dan Jillia menuju ke sumber suara meninggalkan ke empat orang itu yang memandang mereka tidak suka.

"Nah,,, terimakasih untuk semuanya yang telah hadir, saya ingin memperkenalkan putra saya Rival Javaris yang selanjutnya akan memegang Javaris & Co bersama wanita cantik disebelahnya..."

Seharusnya Jillia tidak menerima bantuan Rival jika kalimat selanjutnya Leon sudah bisa dia prediksikan

Lelaki tua itu, memandang tamu undangannya dengan wajah sumringah, "Jillia Elwood, tunangan Rival Javaris. Malam ini sekaligus peresmian Rival sebagai pemimpin baru Javaris & Co, dan acara pertunangan mereka"

Sial. Jillia lupa bertanya acara apa ini. Dan seharusnya dia sudah menangkap kode dari wajah masam Argo yang memandangnya tajam tadi. Ravenia? Sepertinya Ravenia harus dia cabik-cabik setelah acara ini. Baiklah, bagaimana untuk menghentikan semua ini? Jillia memandang sekitar dengan terkejut

Dominique Elwood, menyentuh punggung Jillia dengan tenang dan menghentikan usaha gadis itu yang sepertinya akan lari. "Kuperkenalkan pada kalian, putri Elwood yang selama ini kalian pertanyakan, Jillia"

Jillia memandang nanar pada lelaki tua disampingnya. Tapi sejenak kemudian dia hanya tersenyum manis, memandang seisi ruangan yang cukup ramai dan tiba-tiba saja mencengkram lengan Rival yang berada dalam rangkulannya.

Rival melihatnya, seribu wajah gadis itu. Berusaha mengeratkan rangkulannya ketika dia merasa tubuh Jillia seolah kapas yang sangat ringan dan akan jatuh kapan saja.

"Oh, bukankah namanya Jillia Yuma? Model yang sering bekerja sama dengan Ravenia?"

Sekali lagi Jillia tersenyum

"Yah, tentu saja anak Elwood harus menebar prestasi tanpa memakai embel-embel keluarga" sahut Dominique ramah pada perempuan tua tak jauh di depannya

"Pantas saja, Javaris&Co berinvestasi pada Ravenia, ternyata kekasihnya ada disana. Ravenia benar-benar beruntung memiliki sahabat seperti mereka"

Leon dan Dominique sama saja, tersenyum mendengar semua komentar yang dilontarkan untuk anak mereka.

"Sepertinya artikel itu benar, berapa lama kalian pacaran?"

Ah, Jillia ingin memukul wajah Rival sekarang. Lupakan memuja lelaki itu karena berhasil merubah penampilannya, Jillia lebih ingin menusuk Rival dengan heelsnya sekarang. "Entahlah tante, tak terhitung"

Dan, Rival terkejut dengan jawaban Jillia. Sekali lagi, dia melihat wajah baru Jillia sekarang. "Kami pikir, kami saling melengkapi satu sama lain"

"Papa, dimana cincinnya? Apa papa lupa?"

Sinis, dan Domonique melihat perubahan Jillia sekarang. Gadis itu benar-benar menggunakan wajah berbeda sekarang. "Tentu saja ada pada Ravenia, secara khusus di desain untuk kalian"

Lupakan. Jillia ingin membelah Ravenia sekarang. Bisa-bisanya sahabatnya berkhianat.

Tepat saat Domonique menyampaikan perihal cincin itu, Bram mendesis pada Ravenia, "Apa maksud lo kakak ipar?"

Ravenia tersenyum pada Argo dan melambai pada Dominique, "I don't know, tapi asisten gue tadi nitip kotak ini" katanya lalu menunjukkan kotak putih gading berukir huruf J dan R, "Now I know why"

Segera setelah Ravenia memberikan kotak itu pada Dominique, lelaki tua itu segera meminta Rival untuk menyematkan cincin di jari manis putrinya, begitupun dengan Edgar.

Bram melihatnya, semuanya. "Ravenia, explain what is going on"

"Putuskan sekarang Bram,yakinkan Jillia atau lupakan"    

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang