At Least

4.9K 608 6
                                    

"Kasih gue kesempatan"

Jillia memandang sedih, "Mereka gak bakal setuju"

"Ji, kita gak sedarah, kita bukan saudara"

"Tapi gue bukan anak elwood yang sebenernya"

Bram tahu itu. Selama ini Jillia hidup dalam bayang-bayang seseorang yang sudah mati. Jillia Elwood yang sebenarnya sudah mati. Jangan tanya bagaimana dia tahu, dia ada disana ketika itu semua terjadi.

"Bram..."

Lumatan lembut pada bibirnya membuat Jillia membeku. Sudah lama, ya ya sudah lama sekali dia tidak merasakan bibir Bram menyentuh bibirnya. Dia merindukannya. Melebihi apapun, hingga dia rela menukar dirinya dengan gadis manapun yang pernah menjadi partner tiger arrangement pria ini.

"mmmmh, I miss you" Bram melepaskan pagutan itu karena Jillia tak kunjung membalasnya

Disisi lain, Jillia mengatur nafasnya karena terkejut. Tak menyangka jika Bram akan menciumnya di dalam sini. "Besok gue pindahin..."

"Jangan" potong Bram, "Gue mau bilang semuanya sama mereka"

"Apa?"

"Kita bisa sama-sama Ji. Aku sama Kamu, seperti dulu"

Jillia merasa oksigen disekitarnya berkurang. Tidak. Bukan. Bram pasti mengatakan sesuatu yang salah. "Apa?"

"Lo denger gue Ji, gue mau perjuangin Kita"

Melepaskan diri. Ya, Jillia harus melepaskan diri dari cengkraman Bram. Tepat pada detik kesadarannya sudah muncul, menepis kedua tangan Bram yang mencengkram bahunya

"Ji, please"

"Stop it"

"Ji"

"I can't"

"Hanya Kita"

"Lo lebih muda dari gue"

"Tapi gue lebih dewasa"

"Kita sodara"

"Sodara tiri"

"Kita punya tunangan masing-masing"

"Kita bisa batalin"

Mendebat Bram adalah hal yang mustahil untuk Jillia, Bram adalah pasangan yang sempurna untuk melawan setiap kata bahkan huruf yang keluar dari bibirnya. Dan Jillia yakin, hanya satu hal ini yang akan membuat Bram berhenti mempertahankannya

Bram meneliti wajah Jillia yang sedang memikirkan rentetan kalimat yang akan diucapkannya, Bram tidak akan rela melepaskan gadis itu, barang semenit pun

"Gue setuju nikah sama Rival kalo dia bisa jatuh cinta sama gue"

Tidak. Akan. Pernah. Bram. Biarkan. Pernikahan. Itu. Terjadi.

"Hm? See?"

"Lo tau darimana dia cinta sama lo?"

"Dia bakal liat gue sedesperate lo liat gue"

...

"Tante benar-benar bercanda atau harus saya tanggapi?"

Julia menyilangkan kakinya, menunggu Rival berbicara

"Apa ini jebakan?"

"Kamu tau ini, dan kamu memilih diam daripada meributkan masalah ini. Di satu sisi saya yakin, dengan kesimpulan saya sendiri. Kalau kamu beberkan Elwood tidak punya keturunan, maka seluruh saham Elwood dan perusahaan beserta asetnya akan dipindah tangankan pada orang lain

Tentu saja melalui pemilihan kandidat yang rumit dan kamu memiliki kesempatan yang kecil untuk menang. Karena Argo dan Bram serta Prasetya dan yang lainnya adalah kandidat terbaik, kenapa? Karena kamu anak tunggal Javaris yang merupakan saingan Elwood, tidak mungkin kamu akan memenangkannya. Jadi kamu memutuskan diam dan memilih meminang Jillia dengan syarat semua harta itu akan menjadi milik kalian.

Ada bantahan Rival Javaris?" Jelas Julia menatap lurus mata Rival

Rival terpana. Tidak heranmengapa Jillia sangat pintar.

"Jadi saya hanya menyelamatkan anak saya dari orang-orang seperti kamu"

Rival menaikan sudut bibirnya, "Tante..." Kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan santai, "Saya memiliki ketertarikan pada Jillia sejak lama"

"Tertarik untuk mengambil hartanya? Saya sudah bisa mengetahuinya"

"Terserah tante mau beranggapan apa, tapi saya memang tertarik pada Jillia. Ada beberapa hal yang harus tante tau, saya mengetahui semua tentang Jillia jauh sebelum semua ini terjadi"

"Sebentar" potong Julia "Apa kalian benar-benar satu sekolah? Kamu tertarik sama Jillia ketika masa sekolah?" Karena jika iya, maka bisa dipastikan Rival benar-benar tertarik pada kekayaan

"Sebelum itu"

Julia menautkan kedua alisnya, pemuda di depannya ini membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya dibantah

"Saat Tante masih menjadi Julia Yuma"

Julia menegang detik itu juga.

"Jillia bukan anak tante, dia hanya anak tiri tante. Tante membawanya kemana pun tante pergi. Kenapa? Karena papa Jillia, Tara Yuma adalah suami pertama Tante. Orang yang tante cintai.

Kebetulan sekali tidak ada yang mengetahui keluarga Yuma karena mereka adalah orang asing di negara ini. Dan kebetulan sekali tante juga orang biasa yang tertutup.

Tante menikah dengan Elwood sebagai istri kedua, dan Jillia tidak pernah diketahui publik. Akhirnya ketika hari bersejarah itu terjadi, Jillia menggantikan seseorang yang mati karena paksaan Elwood. Maka itulah, tante membawanya pergi ke Januraksa. Tante tidak minta bantuan ke Papa karena tau Javaris adalah musuh Elwood.

Tante menikah dengan Om Edgar yang sudah dalam proses perceraian saat itu untuk menjamin keamanan Jillia tapi Jillia memilih tinggal. Jadi bagaimana?"

Julia tersenyum sinis, "Apa alasan kamu menjelaskan kronologis kehidupan saya?"

"Menjelaskan saya mengetahui latar belakang Jillia, atau..." Rival mencondongkan sedikit tubuhnya "Yuma"

Julia hanya bisa tersenyum, "Kamu tau? Semua itu hanya pembelaan karena kamu belum mendapatkan harta Jillia"

"Saya memang tertarik sama Jillia daridulu tante, saya sudah mengetahui siapa Jillia sebenarnya..."

"Tapi Jillia tidak suka sama kamu" Potong Julia

Rival tersenyum sinis, "Belum..."

"Apa kamu tau Jillia menjalin hubungan dengan Bram?"

DrapetomaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang