CERITA 9: Satu Hal Tentangmu

3.3K 185 6
                                    

Sudah memasuki minggu ketiga. Sudah melewati tiga hari senin. Sudah mengerjakan tugas kelompok Mobile System. Dan ternyata Pak Ady tidak masuk. Aku bersyukur karena dengan begitu bisa mengerjakan tugas untuk keselamatan kerja lebih awal. Tetapi aku juga sedikit kesal karena itu berarti tugas presentasi hari ini tidak jadi. Padahal aku sudah membuat presentasi dengan sungguh-sungguh.

Kuperhatikan hampir semua anak sudah berkemas untuk meninggalkan kelas ini. bahkan ada yang sudah mencapai pintu sampai Kak Firman, salah seorang asisten dosen memasuki ruangan dan menyuruh anak itu untuk duduk kembali.

"Kalian pasti sudah dengar Pak Ady tidak dapat mengajar. Tapi itu bukan berarti tidak ada tugas." Kak Firman membuat pengumuman yang tidak enak didengar. Membuat koor sebal seantero kelas.

Sunggingan kak Firman terbentuk. Beberapa mahasiswi perempuan sampai ada yang batuk-batuk. Yah, kak Firman termasuk asisten dosen yang memiliki penggemar cukup banyak di angkatanku.

"Yang pertama harus saya sampaikan, tugas pekan lalu yaitu membuat presentasi tolong dikumpulkan dalam satu folder. Beri identitas kelas dan anggota kelompok tiap file. Yang kedua, ini terkait dengan tugas membuat cerita dengan memasukkan unsur multimedia di dalamnya. Poin plus jika berhasil memberikan efek suara. Ini ada modul dan contoh aplikasi. Silakan kalian pelajari bersama anggota kelompok masing-masing. Dan... bonus dari saya, bagi yang membutuhkan master programnya sudah saya sediakan di flashdisk ini. silakan disebarkan. Ada yang perlu ditanyakan?"

Semua mahasiswa tentu saja riuh dengan pengumuman kak Firman yang sangat panjang dan cukup membius beberapa para gadis walau aku tidak termasuk. Tetapi sama sekali tidak ada yang bertanya. Entah karena telah paham semua atau karena ingin mempersingkat waktu.

"Kalau nggak ada, itu dulu. Dan, ketua kelas silakan nanti tugas teman-temannya berikan ke saya di laboratorium jaringan. Sekian, assalamu'alaikum." Kata Kak Firman sebelum berlalu dan meninggalkan kelas ini.

"Yah, sayang banget kak Firman cepet-cepet pergi. Kan kita belum puas lihat wajah kakaknya!"protes Ririn. Gadis berkerudung marun di depanku.

"Eh, bagi copyannya ya? Semuanya termasuk master. Ini flashdisku." Aku tidak menanggapi Ririn yang sepertinya masih tidak rela Kak Firman pergi begitu saja. tetapi malah segera menodongnya dengan flashdisk kuning milikku untuk minta tugas dari gadis itu.

"Oke-oke, antri. Nanti sebarin juga ya, jangan semua minta di Ririn. Biar cepet juga." Protes gadis itu begitu beberapa anak bergeromol di sekitar bangkunya.

Aku hanya tertawa saja melihat dia tiba-tiba sibuk dan mau tak mau berhenti memikirkan kak Firman. Saat itulah, pemuda yang kutahu satu kelompok denganku baru saja masuk. Yang benar saja. ini sudah jam tujuh lewat empat puluh menit. Subhanallah sekali pemuda itu.

"Hai Lan!" sapanya. Tak acuh sekali dengan kehibukan kelas yang begitu hectic.

Aku hanya tersenyum semu kecut. Aku tidak bisa membedakan antara harus senang atau susah bertemu dengannya. seharusnya aku senang karena dengan begitu aku tidak perlu capai-capai menghubunginya via sms jika ada tugas.

"Mas Rafan kok baru dateng? Harusnya nggak usah dateng sekalian aja." Aku sudah yakin kalimatku datar dan dingin. Tetapi pemuda itu malah nyengir ke arahku.

Dia mendekati bangkuku dan meminta agar Amel, gadis yang berada di sampingku bertukar posisi dengannya.

"Pak Ady katanya nggak masuk?" tanyanya setelah berhasil duduk dengan manis di samping bangkuku.

Aku mengangguk untuk memberinya jawaban. Selebihnya aku masih sibuk melayani beberapa teman yang minta disalinkan file dari Kak Firman tadi.

"Tugasnya apa, Lan?"

Cerita KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang