Senin datang dengan begitu cepat, Jeonghan datang terlambat lagi hari itu. Kemarin ia bangun dengan perasaan baru, ketika melihat Seungcheol saat pertama kali membuka matanya tapi itu hanya sesaat ketika Seungcheol memutuskan untuk pulang.
Sore harinya seluruh anggota Devil-svt kerumahnya dan membuat keributan, bahkan ketika mereka sudah pulang, mereka tetap membuat keributan di grup hingga dini hari dan sekarang disinilah dia didepan pintu gerbang yang tertutup. Biasanya Ren akan membangunkannya, tapi karena Ren tidak ada Jeonghan menjadi kesiangan seperti ini.
Jeonghan melempar tasnya kemudian bersiap untuk loncat, ia mendarat dengan sempurna di dalam sekolah tapi sepasang sepatu dihadapannya membuatnya yakin jika rencananya kali ini gagal total. Dia meraih tasnya dan berdiri, dihadapannya ada Aron yang sudah bersmirk ria.
"Yoon Jeonghan. LARI 20 KALI, BARU KAU BISA MASUK KEKELAS"
"Ne hyung"
Jeonghan melepaskan sweaternya dan mulai berlari mengelilingi lapangan, ia mengikat rambutnya tinggi membuatnya semakin terlihat cantik.
"Kenapa aku bisa sesial ini di pagi hari? Awas saja anak-anak itu, gara-gara mereka aku harus seperti ini"
Nafas Jeonghan benar-benar tidak beraturan, bahkan sekarang keringat benar-benar membasahi wajahnya dan tubuhnya. Dia mengambil tasnya dan menuju kelas, ditambah lagi ia harus menaiki tangga menuju kelasnya, kakinya terasa sakit sekarang bahkan hanya untuk berjalan.
"Nideul juggosseo" ucap Jeonghan dengan geram.
Jeonghan mengetuk pintu ruang kelasnya, beruntungnya tak ada satupun guru disana. Jeonghan segera masuk dan mendekati ketiga namja yang sejak tadi tak berhenti tertawa.
"Neo juggosseo. Kenapa kalian tidak membangunkanku?"
"Mian hyung, aku sendiri hampir terlambat tadi" ucap wonwoo.
"Terserah. Jangan bicara padaku"
Jeonghan duduk ditempatnya dan mulai memainkan ponselnya, tiba-tiba ia merindukan Minhyun. Keponakannya itu pasti sedang menikmati waktunya untuk bermain di pantai bersama Ren juga Jonghyun.
"Yeobseo hyung, Minhyun mana?" Tanya Jeonghan setelah Ren mengangkat telponnya.
"Bagaimana kau bisa menelpon? Bukankah seharusnya kau disekolah?" Tanya Ren.
"Sedang tidak ada guru, hyung. Minhyun mana? Aku merindukannya"
"Samchon....bogoshippo"
"Nado. Kapan minhyun kembali?"
"Mwolla. Samchon ingin sesuatu?" Tanya Minhyun.
"Poppo. Samchon ingin poppo"
"Aratteo, minhyun akan memberikan poppo yang banyak" ucap minhyun.
"Arasseo, sampai nanti minhyun sayang. Saranghae"
"Nado saranghae"
Jeonghan hanya duduk diam di kelasnya, ia sedang malas kekantin bahkan tadi semua anggotanya memaksanya untuk pergi. Ia mengambil buku musicnya dan mulai menuliskan lirik-lirik penuh makna, semenjak ia datang tadi Do Yoon terus berusaha membuat Seungcheol sibuk. Entah mengapa itu membuatnya sedikit sedih, tapi kemudian dia sadar bahwa Seungcheol bukan lagi miliknya.
Kebersamaannya bersama Seungcheol sabtu kemarin entah mengapa membuat sedikit berharap, dia sendiri bingung kemana perginya rasa bencinya yang begitu besar dulu. Haruskah dia memaafkan dan membuka hatinya semudah itu untuk Seungcheol.
"Hyung. Seungcheol hyung menyuruh kita ke ruang club, ada yang ingin dia beritahu" ucap Ming yang datang bersana Mingyu.
"Arasseo, kajja"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rival, Ex's And Love
RomansaSesuatu yang tersembunyi diantara permusuhan yang sudah terpendam bertahun-tahun. Kini hanya ada sebuah kesempatan, untuk memperbaiki semuanya atau justru memperburuk situasi yang ada