Suara alarm pagi itu memenuhi sebuah kamar yang begitu gelap, tidak ada sedikitpun sinar yang bisa menembus tirai tebal itu. Ren membuka kamar adiknya setelah menyerahkan Minhyun pada ummanya, biasanya Jeonghan akan bangun pagi untuk mengganggu Minhyun tapi pagi ini tidak.
"Anak ini kenapa suka sekali dengan kamar gelap seperti ini" keluh Ren ketika memasuki 'gua' Jeonghan.
Ia menyalakan lampu dan melihat adiknya masih bergelung dibawah selimutnya dengan suhu kamar yang begitu rendah, Ren lalu membuka seluruh tirai kamar Jeonghan dan menarik selimut sang adik.
"Ah hyung, ini masih pagi"
"Ini memang sudah pagi, kau harus bangun dan berangkat sekolah"
"Aku tidak mau berangkat hari ini, hyung"
"Ada apa lagi eoh?"
"Hyung benarkah aku tidak boleh pindah ketempat lain?" Tanya Jeonghan.
"Wae? Apa karena seungcheol?"
"Lebih ke Do Yoon. Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi"
"Semua akan baik-baik saja. Sekarang lebih baik kau mandi dan berangkat sekolah, tidak ada bantahan yoon jeonghan"
"Arasseo" ucap Jeonghan sambil mempoutkan bibirnya.
Setelah merapikan tempat tidur adiknya, Ren lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk seluruh keluarganya. Appa dan ummanya sedang bermain dengan Minhyun dihalaman belakang, Ren begitu bahagia melihat tawa mereka, ia juga beruntung bisa memiliki suami yang begitu perhatian.
Jonghyun adalah seorang yatim piatu, Ren mengenalnya saat di universitas dulu. Selama kuliah mereka menjalin hubungan, Jonghyun adalah namja yang begitu baik dan menyayanginya hingga akhirnya ia mengenalkan Jonghyun pada keluarganya.
Diluar perkiraannya, appanya menerima Jonghyun bahkan memberi pekerjaan di perusahaan. Selama itu Jonghyun mendapatkan pelatihan super keras dari sang appa, sesuatu yang tidak akan pernah kalian bayangkan tapi semua perjuangan itu berakhir ketika mereka menikah. Appanya menyerahkan perusahaan sepenuhnya pada Jonghyun, appanya mengatakam bahwa Jonghyun adalah namja yang baik, tulus, tidak hanya mencintai Ren tapi juga seluruh keluarga mereka.
Kebahagiaan mereka bertambah ketika Ren akhirnya bisa hamil dan mengandung adeul yang begitu menggemaskan seperti minhyun.
"Pagi sayang..." sapa Jonghyun sambil mengecup pipi Ren.
"Pagi. Kau ada rapat hari ini?"
"Tidak, hanya ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan termasuk rencana pembangunan resort dan hotel di jeju"
"Appa...." panggilan dari Minhyun membuat pasangan itu melihat putra mereka yang tertawa di gendongan harabeojinya.
"Pagi sayang. Tidur minhyun nyenyak??" Tanya Jonghyun.
"Ne appa"
"Jonghyun ah, kapan kau libur? Minhyun bilang dia ingin berlibur" ucap sang umma.
"Aku rasa sedikit sulit umma, proyek hotel dan Resort kali ini benar-benar menguras tenaga tapi sepertinya aku bisa membawa minhyun dan ren kesana saat aku meninjau lokasi"
"Itu juga ide yang bagus"
"Pagi semua" sapa Jeonghan sambil mengambil gelas susu yang ada ditangan Ren dan langsung menegaknya habis.
"Jeonghan ah, kau berangkat dengan hyung saja" ucap jonghyun.
"Tidak usah hyung, ada tempat yang harus datangi. Aku pergi dulu, saranghae minhyun ah. Annyeong"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rival, Ex's And Love
RomantizmSesuatu yang tersembunyi diantara permusuhan yang sudah terpendam bertahun-tahun. Kini hanya ada sebuah kesempatan, untuk memperbaiki semuanya atau justru memperburuk situasi yang ada