4•[vpr]• Next Step

512 28 3
                                    

Tavela merenungkan apa yang sudah terjadi kepada hidupnya. Tentang ia, Aqilah, dan Ozka. Tiga perempuan yang bersahabatan dan berada dalam lingkup cinta yang sama. Tentang putusnya Oza dan Aqilah, Tentang perasaannya pada Rakha.

Tavela membuka handphonenya ketika melihat notif chat dari sahabatnya, Aqilah.

Aqilahap : Haha, ganyangka gue putus sama Oza. Eh tapi Tav, gue jadi suka sama Rakha nih. Gapapa ya?

Tavelabl : Ya gapapalah, qilah. Lagian nih ya, gue gaada rasa sama dia. Oh iya, gue mau cari makalah buat tugas ya. Bhay.

Miris. Segitu mudahnya Tavela bohong. Aqilah dan dirinya menyukai lelaki yang sama. Tetapi sudah bisa dipastikan bahwa Tavela akan kalah telak jika ia bersanding dengan Aqilah. Ya, mereka berdua saling suka. Tavela tidak bisa berbuat apapun.

"Rakhaaa oi rakhaa" teriak Ozka dari sampingnya dan sepertinya Ozka tidak menyadari kehadiran Tavela. Ozka memang sosok perempuan supel nan cantik. Yah, Tavela berharap semoga saja Ozka tidak mencintai Rakha seperti dirinya.

"Apa sih, ka? Teriak-teriak lo. Ada apa?" tanya Rakha setelah menyentil ujung hidung Ozka. Ozka tersipu malu.

"Ini, gue minta tolong anterin les. Nanti gue gabisa berangkat les. Lagian rumah kita juga deketan. Ya Rak ya?" pinta Ozka. Perempuan itu menatap Rakha penuh harap. Tavela terpaku menyaksikan pemandangan didepannya. Cara Ozka menatap Rakha. Cara Ozka berbicara pada Rakha. Astaga.

"Yaudah. Lo siap-siap nanti ya jam 3an. Gue nyusul lo" Ucap Rakha kemudian tersenyum pelan. Rakha berlalu dari hadapan Ozka. Dan reaksi Ozka? Ia melonjak kegirangan.

Dan ini? Tavela tersenyum miris. Bagaimana bisa Tavela, Ozka, dan Aqilah berada dalam lingkup cinta yang sama? Benar-benar sama. Sama-sama mencintai satu lelaki. Tavela mengigit bibirnya. Hingga seseorang menepuk bahu Tavela.

"Tav, ngapain lo disini? Ngeliatin ozka gitu. Eh ozka kenapa tuh?" tanya Oza setelah melihat apa yang Tavela lihat.

"Kita terjebak dilelaki yang sama, za. Gue disini stuck sama Rakha. Aqilah dan Ozka juga. Rumit ya, za? Ya namanya juga hidup" Tavela bercerita sambil tersenyum miris.

"Dah ah dari pada lo galau, mending lo ikut gue aja deh. Bantuin gue mungutin sampah disitu" ucap Oza memasang wajah watados.

Tavela menatap Oza sengit. "Kalo lo dihukum, ya sana. Gak usah ngajak ngajak" Gadis itu menghentakkan kakinya sebelum meninggalkan Oza.

Oza tersenyum. You're rare, Tavela.

***

"Tavela. Lo kenapa deh Tav? Lesu gitu" tanya Ozka pada Tavela yang menunduk lesu sambil menatap sepatunya.

"Lo bisa anterin gue gak ntar sore?" tanya Tavela membuat Ozka membulatkan matanya. Pikiran Tavela sudah melayang kemana-mana.

"Gabisa Tav. Gue udah ada janji sama temen. Sorry banget" Ozka tersenyum lembut kemudian berjalan melewati Tavela menuju tempatnya.

Miris. Seseorang yang ia percayai justru mencintai seseorang yang sama seperti dirinya. Dan jelas, dibandingkan dengan Ozka, Tavela kalah telak.

"Galau mulu sih mbak. Kenapa?" celetuk Rakha yang tiba-tiba sudah duduk disebelahnya. Rakha membetulkan letak kacamatanya sejenak.

"Gakpapa nih. Gue cuma mikir mau masuk kuliah mana" Bohong. Kebohongan baru yang Tavela berhasil ciptakan di awal hari.

"Masih lama monyet. Dua tahun lagi. Gak sabaran banget jadi orang" Rakha menyentil dahi Tavela pelan.

"Tavelaaaa" panggil Bella dari bangku paling belakang ia duduk. Tavela membalikkan badannya sambil memgangkat alisnya.

"Nih titipan dari tuyul depan kelas" jawab Bella sambil menunjuk sosok Oza yang tersenyum usil. Tavela melayangkan tatapan membunuh ke arah Oza. Sementara, Bella sudah cekikikkan ditempatnya.

Tavela mengambil titipan dari Oza dan segera kembali ke tempatnya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. Then, disitulah Ozka dengan tatapan irinya pada Tavela. Tavela tersenyum dan segera memanggil Ozka. Setelahnya, Tavy menyeret gadis itu menuju toilet.

***

Tavela menatap Ozka sinis. 3 tahun mereka bersahabat dan baru kali ini Ozka mengkhianatinya.
"Lo suka sama Rakha kan, ka?" tanya Tavela datar membuat Ozka membelalakkan matanya dan kelabakkan ketika mencari jawaban.

"Santai aja, gak usah kelabakkan. Gue juga tau kok kalo lo nanti sore dianter Rakha. Gue tau. Gak perlu lo bohong sama gue. Oh iya Ozka, lain kalo kalo suka sama cowok yg sama kek gue, ngomong aja. Gue lebih benci mereka yang nusuk dari belakang" Tavela tersenyum kecil kemudian pergi dari hadapan Ozka.

Lelah? Jelas. Sudah cukup kasus Aqilah dan Rakha saling mencintai. Jangan Ozka. Tetapi, harapan tinggal harapan. Tavela lelah. Too much complicated.

"Oi Tavela. Gila lu, temen dihukum bantuin kek apa kek jangan diem aja" seru Oza sambil mencolek colek bahu Tavela. Perempuan itu menepis kasar tangan Oza dibahunya.

"Diem lo, za. Gue udah capek ngehadepin semuanya. Diem lo" ucap Tavela sinis.

"Tav, lo kenapa?" tanya Oza kemudian mendekat ke gadis itu.

Tavela menggigiti bibirnya. Ia lelah karena memiliki rasa yang tidak pernah terbalas. Air mata tumpah dari mata Tavela. Sudah cukup Aqilah, jangan Ozka.

"Lo bisa move on kalo lo mau, Tavelaa" ucap Oza kemudian mengelus punggung Tavela lembut.

"Iya, kalo memang move on segampang itu, gue bisa. Susah ngerelain dia disaat gue bener-bener sayang sama dia, Za" Lirih. Satu kata yang bisa Oza tangkap ketika mendengar suara Tavela.

"Lo ngerti? Gue siap bantuin lo move on. Gue siap buat lo. Gue siap disini. Dan gue harap lo siap nerima keadaan gue" Ucap Oza kemudian meraih Tavela kedalam pelukannya.

Cukup lama hingga seseorang menginterupsi kegiatan mereka.
"Inget mbak, mas. Ini masih disekolah. Jangan buat jomblo iri dong" celetuk Sasa, teman sebangku Tavela.

Pada akhirnya, Tavela melepaskan pelukkan Oza disertai kekehan kecil dari mulutnya.

****

Hai guys, maaf banget gue buat pendek. Gue mau lomba tarik tambang nich eak wkwk
Wish me luck yap!

Vomments jangan lupa dums
Ah, ailopyu~
Bubhay!

Vienzoo

VaporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang