Akhir-akhir ini, Aqilah masih menetap dikota yang Tavela tinggali. Tavela bahagia bertemu sahabatnya itu. Walaupun belakangan ini Aqilah sering menghabiskan waktu bersama Rakha.
"Tav, lo liat Oza ngedeketin cewek itu gak?" muncul Bella dari punggung Tavela dan membuat Tavela mendengus jijik.
"Deketin cewek apaan sih? jangan ngarang cerita deh, Bel" Tavela menghembuskan nafasnya pelan kemudian mengambil tempat untuk dirinya duduk.
Perempuan itu sadar. Akhir akhir ini Oza agak susah dihubungi. Belum lagi, chat yang dikirim Tavela ia balas agak lama. Benar benar membuat Tavela muak.
"Oke, anggep aja gue mean girl kayak yang lainnya yang sering nyebar gossip gajelas" Ucap Bella santai kemudian duduk disebelah Tavela.
"Gue capek kayak gini, Bel. Seolah-olah gue yang berusaha pertahanin. Padahal gue udah mati-matian pertahanin dia" Tavela menghela nafasnya.
Disebelahnya, Bella tersenyum. Kemudian, perempuan itu melirik ke arah lain dan mengernyit heran. "Itu Ozka kan? Ngapain dia sama Oza?" Tanya Bella. Tavela mendongkakkan wajahnya kemudian, there they are.
Dengan wajah berseri-seri, Tavela mendatangi mereka berdua. "Hay guys, its been a long time ya gakumpul kayak gini" Tavela tersenyum kemudian menatap Ozka dan Oza bergantian. Ozka mengernyit pada Tavela kemudian berlalu.
"Astaga Tavela, makasih banyak. Tuh anak udah gila kali ya, ngedeketin gue tiba tiba cerita kalo misalnya dia gabakal ngelepasin Rakha" Ucap Oza kemudian menatap Ozka yang semakin lama semakin menjauh.
"She's already crazy, Oza. Boleh ngomong ga za?" Tanya Tavela.
Lelaki itu langsung memfokuskan pandangannya kearah Tavela. Tavela menghela nafas. Tatapannya tidak sama lagi. He's bored.
"Oza bosen kan sama Tavela? Jujur za!" Tavela membentak pelan. Kaget. Kemudian lelaki itu mengusap wajahnya kasar.
"Iya, Oza bosen sama Tavela. Habis Tavela akhir-akhir ini datar banget. Ya kan lumrah kalo misalnya Oza bosen" Tavela tersenyum kemudian menatap mata Oza.
"Oza mau minta udahan kan?" tanya Tavwla sambil tersenyum. Tavela sakit hati? ya tentu saja. Tapi ia cukup dewasa untuk membiarkan Oza mencari kebahagiaanya sendiri. Asal Oza bahagia, Tavela juga.
"Iya, Oza minta maaf karena gak bisa buat Tavela bahagia kalo sama Oza. Maafin Oza karena udah nyakitin Tavela. Oza sayang Tavela. Kalo Oza lihat Tavela bahagia, Oza usahakan juga bakalan bahagia. Ya, walaupun bahagianya Tavela gak sama Oza" Oza senyum kemudian menarik Tavela kedalam pelukkanya.
"Untuk terakhir kalinya. Boleh Oza cium dahinya?" Tavela mengangguk sambil menahan tangis. Oza tersenyum kemudian menyium dahi Tavela dan perempuan itu hanya memejamkan matanya. Setelah itu, Oza tersenyum dan pergi.
Tavela membalikkan badannya kemudian menatap Bella. Bella menunjukkan muka datar kemudian berjalan kearah Tavela dan memeluknya. Tavela membalas pelukkan Bella kemudian menangis. Susah memang jika kita dipaksa melupakan ketika kita sedang sayang sayangnya.
"Udah udah, kalo dia emang udah punya pengganti yang baru kenapa lo enggak? Gue percaya lo bisa. Move on? Oke?" Ucap Bella sambil menenangkan sahabatnya itu.
"Move on itu susah. Gak segampang ngebalik telapak tangan. Butuh proses" Ucap Tavela. Bella memegang kedua bahu Tavela.
"Gak ada yang susah sebelum lo nyoba. Kalo lo berniat buat move on, gue yakin itu bakalan gak sesusah yang lo kira" Bella tersenyum dan sedetik kemudian Tavela memluknya lagi.
•••
Tavela memainkan handphonenya sembari berjalan di koridor. Tidak biasanya Tavela memainkan handphonenya ketika ia berjalan. Well, Tavela hanya tidak terbiasa dengan ketidakhadiran Oza. Tavela menyingkirkan handphonenya kemudian meringis pelan.
"Hai tavelaa" Ucap suara yang familiar. Tavela menoleh dan mendapati Rakha dengan senyuma lebarnya.
"Tumben nih ga sama Oza. Kemana kunyuk itu?" Tanya Rakha. Yang ditanya hanya tersenyum dengan agak terpaksa.
"Kalian?" Rakha menggantungkan kalimatnya setelah melihat reaksi Tavela. Tavela tersenyum lagi.
"Maaf vel, gue gatau beneran deh" Tavela tertawa melihat reaksi kegagapan Rakha."Gapapa elah. Masa lalu juga, sekarang kan kita harus fokus sama masa depan" Tavela tertawa renyah.
"You need a hug?" tanya Rakha kemudian lelaki itu merentangkan tangannya. Tavela mengakak kemudian memegangi perutnya dan membuat kerutan heran diwajah Rakha. Rakha memasang wajah bertanya 'apa?'.
"It's okay, Rakha. Iam fine and i mean it" Ucap Tavela sembari menahan sisa tawanya. Itu sangat lucu kau tau? Ketika lelaki menawarkan free hug untuk seorang perempuan yang patah hati.
"Kemana Aqilah?" Tanya Tavela sembari menatap Rakha.
"Oh dia sedang packing. Setauku ya hehe. Katanya urusanku dan dia disini sudah selesai. Jadi dia ingin kembali ke tempat asalnya" Rakha tertawa kemudian menatap Tavela."Bentar. Urusanku dan dia sudah selesai? Apa maksudnya?" Tanya Tavela heran. Seketika Rakha menghentikan langkahnya. Tavela mengikuti Rakha untuk menghentikan langkahnya.
"Kami sudah selesai" Satu kalimat lalu Rakha mendengus. Tavela kaget. Alasan Aqilah datang kesini hanyalah untuk mengakhiri semuanya? Tavela tidak percaya. Ralat, sangat tidak percaya.
Tavela mengeluarkan teleponnya kemudian menelepon Aqilah. Disebelahnya, Rakha hanya terdiam membiarkan Tavela melakukan aksinya.
"Aqilah, kenapa? kenapa lu ngekahirin semuanya?" Ucap Tavela ditelepon
"Iam sick, Dania. You'll never know it. Gue bakal cerita, tapi nanti" Ucap Aqilah disebrang membuat Tavela mematung.
"Sekarang lu mau kemana?" Tanya Tavela.
"Singapore, i need some kind of medication" Setelah kalimat itu terucap, Aqilah mematikan teleponnya.
Tavela diam, termenung memikirkan semua kebetulan dihidupnya.
"We were still bestfriend hm?" tanya Rakha. Tavela mengangguk."So please, dont ever leave" ucap Tavela. Rakha hanya tersenyum.
Dihati Rakha, berbagai pikiran berkecamuk. Semuanya. Tentang Dania, Aqilah, dan Ozka.
Tapi Rakha tau. Gadis dihadapannya ini beda. Iya, beda.
***
Helaw gais. Sorry lama ga apdet :" gue banyak kegiatan gais. buat tim tavelakha sabar yak karena keajaiban akan muncul :'
Tolong sebarkan ke teman yak tentang cerita ini :', bantu vote dan comments gais. Ai love yu kalian semua
sekalian follow ig kita yap @viorenzazozo
love you all
KAMU SEDANG MEMBACA
Vapor
Teen FictionKadang Tavela heran, mengapa kisahnya bisa seperti ini. Dikhianati orang orang terdekatnya, dan berbagai macam masalah lainnya. Dan setelah semuanya, Tavela masih saja terjebak dalam perasaan yang sama. Selalu seperti itu. Ia lakukan secara teratur...