Tavela merutuki nasibnya pagi ini. Jelas saja, ia datang ke sekolah dengan keadaan yang super kacau. Sepatu hitamnya berubah warna menjadi kecoklatan karena lumpur, kaos kaki putihnya banyak dikenai lumpur, dan kemudian roknya juga sedikit dikenai becekkan air di pinggir jalan.
Dan sialnya lagi, gadis itu telat memasuki gerbang sekolah. Ia menatap bagian bawah tubuhnya sembari menggerutu pelan.
"Mang bukain dong mang. Masa ga kasian sama saya. Liat deh mang baju saya mang" Tavela mencoba merayu Mang Udin, satpamnya.
"Ya allah neng, kok bisa gitu itu loh gimana ceritanya?" Mang Udin menatap Tavela penasaran.
"Panjang mang. Masuk ya mang yaa?" Tavela memasang puppy eyesnya yang berhasil membuat mang Udin luluh.
Gadis batinnya bersorak ria dan kemudian Tavela berlari masuk ke dalam lingkungan sekolah.Satu kata. Sepi. Dengan berat hati, Tavela berjalan menuju wc untuk membersihkan semua noda yg ada disepatu dan kaos kakinya.
"Tavelaa" ucap seseorang dan membuat Tavela menoleh ke arah sumber suara. Rakha. Tavela tersenyum.
"Apa kha?" Tanya Tavela kemudian mengamati wajah Rakha. Tidak ada yg berubah. Betapa Tavela merindukan tertawa bersama lelaki dihadapannya itu.
"te extraño, Tavela" ucap Rakha kemudian tersenyum tulus dan berpaling dari hadapan Tavela.Tavela termenung. Itu tadi dia ngomong apa sih? bahasa apa sih? udah tau gua buta bahasa masih aja. Gadis batinnya bertanya tanya kebingungan. Tavela menarik nafasnya kemudian melanjutkan perjalanannya ke wc.
***
"Rafi gamasuk ya?" Tanya Tavela pada Anggun yang dibalas dengan gelengan kepala oleh wanita itu."Ada surat ga?" Tanya Tavela lagi pada Anggun. Anggun menggeleng lagi. Tavela memutarkan bola matanya. Dasar Rafi.
Mengingat pelajaran telah selesai, dan kata ketua kelas pelajaran selanjutnya jam kosong, Tavela membina langkah kakinya untuk segera pergi ke kantin.
Ia memutarkan pandangannya ke seluruh kantin. Siapa tau tiba-tiba Rafi datang kan. Dan hasilnya nihil. Tavela memutuskan memesan bakso kemudian duduk disalah satu bangku kosong dari sekian banyaknya bangku kosong yg tersedia di kanting.
Baru saja ia meletakkan pantatnya dikursi. Seseorang duduk dihadapannya. Akhirnya, Tavela mengadahkan kepalanya untuk melihat orang dihadapannya itu. Rakha. Tavela tersenyum ramah.
"Ga makan?" Tanya Tavela pelan kepada Rakha. Lelaki itu menggeleng pelan sebagai jawaban. Tavela mengunyah baksonya kemudian berbicara lagi.
"Jadi disini ngapain?" tanya Tavela.
"Ngeliatin lu makan" Pipi Tavela bersemu merah kemudian gadis itu melanjutkan makanan.Dan seseorang hadir lagi, kali ini duduk disebelah Rakha. Tavela berharap itu adalah Rafi. Dan ketika Dania megadahkan kepalanya. Itu ozka. Terbesit perasaan kecewa didalam hatinya.
"Eh Dania hehe. Rakha ntar balik sekolah jadi kan temenin gua hunting dvd drakor?" tanya Ozka manis kepada Rakha. Sesekali matanya melirik Tavela.
"Boleh. Mau ikut Tav?" Tanya Rakha pada Tavela. Kaget. Dengan cepat, Tavela menetralkan raut wajahnha yg kaget itu.
"Makasih kalian tapi gausah deh. Ntar balik ini gue mau ke gramed soalnya" Tavela berusaha terlihat ramah dihadapan kedua sahabatnya itu.Tavela meneguk salivanya dengan kesusahan. Ikut hunting dvd bersama mereka? Gila saja. Itu sama saja dengan masuk ke kandang macan. Bisa bisa mati cemburu si Tavela.
"Gue udah selesai. Kalian masih mau tetep disini atau balik ke kelas?" Tavela menatap kedua orang itu.
"Masih disini"
"Ke kelas"
mereka berdua menjawab dengan kompak. Tavela mengernyitkan alisnya menatap kedua orang itu."Yaudah gue ikut lu Tav" Ucap Rakha kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan bersama Tavela.
Deg degan. Iyalah deg-deg an. Gila saja. Tavela mengatur nafasnya dan mengusahakan agar Rakha tidak mengetahui bahwa ia sedang gugup sekarang.
"Lu mau kekelas langsung apa gimana Tav?" Tanya Rakha pada gadis disebelahnya. Tavela berhenti kemudian berpikir sejenak. Ke perpus aja kali ya. Lumayan buat ngadem.
"Perpus aja deh. Lumayan dingin" Ucap Tavela kemudian berbalik arah menuju perpus. Sementara, Rakha hanya menyeringai miring.
Sesampainya diperpus, kedua orang itu masuk bersamaan dan mengambil duduk berhadapan. Tavela menghela nafasnya menatap Rakha. Lelaki itu hanya tersenyum geli.
"Gimana rak hubungan lu sama Ozka?" Rakha mengernyitkan dahinya. Setau Rakha, ia tidak pernah bersama Ozka.
"Gapernah ah gue sama Ozka. Ngawur deh lu, Tav" Ucap Rakha sambil terkekeh geli."Gimana sama Aqillah?" Tanya Tavela kali ini dan membuat Rakha sedikit terdiam.
"Ya gitu deh wkwk" Rakha menganggapinya dengan ogah-ogahan kemudian tertawa hambar.Tiba-tiba seseorang berlari mendadak ke arah Rakha.
"Kha, Ozka pingsan" Rakha memucat kemudian berlari bersama gadis yang baru saja mendekat itu. Rakha hanya berlari tanpa mempedulikan Tavela. Miris. Tavela tersenyum miris.Karena kejadian itu, Tavela berlari ke kelasnya dan mengikuti pelajaran seperti biasa , hingga tiba-tiba terbitlah pengumuman bahwa siswa dipulangkan lebih awal karena para guru akan menyelawat ke kediaman ibu wakil kepala sekolah dikarenakan bapaknya meninggal.
Tavela tersenyum kecut sembari membereskan semua alat tulisnya yang berserakkan dimeja. Tanpa Rafi, Tavela bosan setengah mati. Setelah ia merasa komplit memasukkannya, Tavela segera berjalan pelan untuk meninggalkan kelas.
Gadis itu berjalan ke arah laboratorium terlebih dahulu untuk mengembalikan catatan ipanya yang ia pinjam di Bu Fenyi kemarin. Setelahnya, barulah Tavela berjalan menuju gerbang dengan yang lainnya.
"Dasar dugong. Kemana sih si Rafi. Gaada yg nganter balik kan gue" Tavela menggerutu pelan kemudian berdiri dipinggiran gerbang.
Tavela asik memainkan ponselnya dan tiba tiba seseorang usil menjawili pundaknya. Rakha. Tavela merasa, hari ini ia benar-benar dipenuhi oleh Rakha didalamnya.
"Balik bareng siapa?" Tanya Rakha pada Tavela. "Taksi bentar lagi. Lu sama siapa?" Dan entah, Tavela berharap Rakha mau mengatarkannya pulang. "Sama Ozka" Pupus sudah harapan Tavela.
Tavela mencoba tersenyum ramah pada Rakha. "Btw maaf ya yg tadi, gue langsung ninggalin lu gitu aja tanpa pamitan. Jadi ngerasa bersalah gue, Tav" ucap Rakha tulus.
Tavela tertawa sedikit kerasa. "Yaelah lu mah gituan doang. Lagian kan Ozka juga sahabat kita. Wajar kali lu kek gitu. Btw itu taksi gue. Duluan ya Rakhaa" ucap Tavela kemudian berjalan menuju taksinya.
"Mau kemana mbak?" Tanya sang supir saat Tavela telah duduk rapi didalamnya. Tavela berpikir sejenak. Hingga akhirnya ia menghela nafas dan memberitahu sang supir alamat rumahnya.
baginya, aku hanyalah perempuan yang hadir dihidupnya secara tidak sengaja.
bagiku, dia adalah lelaki yang hadir dihidupku dan membuatku mengerti apa arti menunggu sebenarnya.
- viorenza zozo***
Hello everybody. How are you semuanya?! Oke, Saya mohon maaf atas slow updatenya ini hehe. Mohon maaf pula kalo ada typo diatas sana.
Btw, selamt buat anak anak kelas 9 yang udah ujian nasional!! tinggal nunggu hasil ya kita!! tetep berdoa dan tetep semangat ya kalian!!
And makasih banyak buat nTaniaz udah dibuatin cover baru yg super cute itu. Soalnya disitu, gua yg meluk doi ya hehehe.
Oke, keep vote and comments. Sampai disini dulu dan sampai jumpa di part selanjutnyaa!!😋☺️☺️
vioren☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Vapor
Teen FictionKadang Tavela heran, mengapa kisahnya bisa seperti ini. Dikhianati orang orang terdekatnya, dan berbagai macam masalah lainnya. Dan setelah semuanya, Tavela masih saja terjebak dalam perasaan yang sama. Selalu seperti itu. Ia lakukan secara teratur...