20•[vpr]• Again

438 16 0
                                    

Tavela mengutak atik handphonenya dengan perasaan khawatir. Dimana Rafi kali ini. Bella juga. Dimana perempuan itu?

Tavela benar-benar tidak habis pikir kepada kedua sahabatnya itu. Bisa-bisanya ia meninggalkan Tavela tanpa memberinya kabar sama sekali. Gadis itu menatap langit-langit kelasnya dengan perasaan resah. She's scared to be lonely, ofc.

"Tavela, tau ga Rafi kemana?" Tanya salah satu sekretaris di kelasnya. Tavela menggeleng pelan. Gadis itu tidak tau kemana menghilangnya kunyuk satu itu.

Tavela berdiri kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas. Baru saja beberapa langkah diluar kelas, perempuan itu melihat Rakha dan Ozka sedang bercanda berdua. Dear Tavela, kuatkan hatimu.

Tavela menolehkan kepalanya menuju gerbang sekolah. Ia putus asa menunggu Rafi, hingga tiba tiba sosok kunyuk itu datang dengan santainya. Tavela berlari ke arah Rafi kemudian memeluknya erat, membuat lelaki itu terdorong ke belakang.

Rafi meraih kepala Tavela kemudian mendorongnya menjauh dari dirinya. "Ngapa sih lu ah? Alay" Cibir Rafi. Gadis yg dibilang alay itu hanya tersenyum lebar manampakkan deretan giginya.

"Lu kemana aja sih? Gua bosen banget nih gaada lu" tanya Tavela kemudian merapat pada Rafi. Yg ditanya hanya mengernyitkan dahinya.

"Singapore" jawab Rafi singkaf. Lelaki itu mulai mengeluarkan headsetnya dan mendengarkan lagu dari ipodnya. Tavela menatap lelaki di hadapannya ini dengan aneh.

Dengan malas, Tavela melangkah meninggalkan kelas. Sejenak ia berjalan, terus berjalan hingga ia memikirkan seseorang. Oza. Ia rindu Oza. Tavela menghela nafas pelan.

"Apakabar ya dia disana wkwkwk" Tavela tertawa pelan.

Hingga tak sengaja gadis itu menabram seseorang. "Rakha?" Ucap Tavela pelan. Yg menabrak hanya membelalakkan mata kemudian sibuk meminta maaf.

"Sorry tav galiat lu. Lu sih pake kcil banget. Jadi kek nasi ngeganjel di gigi kan" sewot Rakha yg membuat Tavel membelalakkan matanya. Gadis itu benar-benar tak habis pikir. bisa-bisanya Rakha berkata seperti itu. Kemasukkan apalah lelaki itu.

"Waras kan lu Rak?" Tanya Tavella sambil mengernyitkan dahi. Rakha tersenyum, kemudian berlalu dari hadapan Tavella. Aneh,

Tavella segera melanjutkan perjalanannya. Ditengah perjalanannya, ia teringat sesuatu. Rafi. Seharusnya ia marah dengan Rafi yang pergi tanpa memberi kabar. Seharusnya ia tetap dikelas dan segera menceramahi Rafi. Gadis itu berputar kemudian bersiap untuk berlari, hingga tubuhnya membeku. Lelaki itu berdiri disitu. Menebarkan senyuman,

Tavela terdiam ditempatnya. Badannya membeku seketika. Apa yang ia rindukan seketika ada didepan matanya. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Menepis semuanya, karena ia mengira itu hanya halusinasinya saja. tapi, ketika Tavela membuka mata, itu nyata. Oza ada disitu. Berdiri dan menatap Tavela dari kejauhan sembari senyum. Senyum yang memancarkan kehangatan. Senyum yang Tavela rindukan.

***


Setelah melihat senyuman itu, Tavela benar-benar tidak mengerti apa yang harus ia lakukan. Ia membatu di tempatnya, memandangi Oza yang sudah berjalan ke arahnya. Tavela mengedipkan matanya. Dia tidak percaya lelaki itu berdiri didepannya sekarang.

"Hai" Ucap lelaki itu ringan. Yang Tavela lakukan hanyalah mengerjapkan matanya. Ia sama sekali tidak membalas sapaan Oza maupun mengedipkan matanya. Gadis itu tetap diam di tempatnya.

VaporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang