14•[vpr]•Shadow

443 24 6
                                    

Tavela masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan datar. Dia benar-benar tidak mood. Setelah semua yang terjadi disekolah. Perempuan itu menghela nafasnya kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Tavela" panggil mamanya pelan. Perempuan itu diam kemudian melihat wanita paruh baya itu dengan tatapan datar.

"Duduk dulu nak, mama mau ngomong" setelah menarik nafas, Tavela duduk di depan mamanya.

"Mama terlalu kejam sama kamu ya? mama minta maaf. Itu semua demi kamu, Tav. Mama cuma pengen kamu jadi tangan tuhan. Kamu bisa memberikan kebahagiaan buat orang orang terdekat kamu. Bisa ngasih rezeki buat mereka." Tavela terdiam. Memberi kebahagiaan.

"Karena tav, tangan tuhan itu pekerjaan yang mulia. Tuhan menjadikan kamu perantara rezeki untuk orang yang kamu sayang. Banyak yg harus kamu bantu, nak" Tavela tak bergeming.

"Udah sana, mandi" Tavela mengangguk kemudian berjalan naik ke kamarnya dengan berbagai pikiran yang berkecamuk di otaknya.

***

Tavela buru-buru membukakan pintu kamar ketika seseorang mengetuknya. Kemudian sosok Bella nampak dari balik pintu dengan banyak keringat. Tavela mengernyitkan dahinya.

"Lu habis dari mana?" Bella tersenyum nakal kemudian mengeluarkan berbagai cokelat dari tas kecil yang digenggamnya.

"Rebutan ni cokelat tot ditoko tadi. Perjuangan asli" Bella tertawa kemudian menghempaskan dirinya dikasur. Perempuan itu menatap Tavela.

"Gue minta maaf tadi gabisa bela lu. Gue tadi di bk ngaduin perlakuannya Gita sama Ozka. Daripada gue bacot disitu ye kan?" Bella memasang smirknya.

Senyum Tavela perlahan tebit. Gadis itu melempar bantal ke arah Bella. Sementara Bella hanya tertawa melihat kelakuan Tavela.

"Gita tuh gila kali ya? Ada apa sih di otak dia? Sumpah mulutnya tuh kalo ngegibah kagak berhenti berhenti. Giliran suruh maju pelajaran kaga bisa. Gadantot" Bella tertawa.

Tavela melempar bantal sekali lagi disertai tawa.

"Kek lu bisa aja maju kedepan terus jawab. Bisa lu?!1" Tavela tertawa ketika dengan polosnya Bella menggeleng.

"Udah ah itu cokelat lu. Gue mau balik. Bye tot" Bella mengecupkan bibirnya di pipi Tavela kemudian melangkah keluar dari kamar.

Perempuan itu memang penuh kejutan.

***

Tavela sengaja datang pagi hari ini ke sekolahnya. Toh niatnya menghindari keributan yang terjadi kemaren. Gadis itu berpapasan dengan lelaki yang dikenalnya.

"Rafi" Tavela berteriak memanggil nama lelaki itu. Sontak, perempuan perempuan centil yang duduk dikoridor memperhatikan Tavela.

Tavela akui, Rafi memang ganteng dengan pembawaannya yang santai. Lelaki itu berhenti kemudian menatap Tavela dengan alis yang terangkat. Sedetik kemudian ia sadar.

"Tavela kan? Yang kemaren?" Tavela tersenyum kemudian mengangguk pada Rafi.

"Murid baru disini Raf? Mau gue anterin kemana?" Tavela tersenyum berusaha ramah ke lelaki itu.

Rafi melihat Tavela kemudian tersenyum dan mengangguk. "Gue baru disini. Kelas gue katanya sama kek kelasnya Gitavina Violetta" Ucap Rafi melihat nama yg ada
dikertas sobekkan.

"Berarti lu satu kelas sama gue. Lu duduk sama gue aja. Gue lagi duduk sendirian" Rafi mengangguk.
"Jomblo sih lu makannya duduk sendirian" Tavela memincingkan matanya ke arah Rafi.

Ketika mereka berjalan di koridor, Gita menginterupsi mereka. Ia melihat Tavela dengan mata membulat kemudian bertepuk tangan kecil.

"Udah malu-maluin sahabat sendiri terus sekarang ngegebet orang lain. Tavela, Tavela. Cewek murahan banget sih lu, Tav" Gita tertawa

Emosi Tavela benar-benar memuncak. Ia mengatur nafasnya kemudian mengendalikan emosinya. Rafi menatap perempuan didepannya dengan pandangan datar.

"Hidup lu gamutu banget dah. Ngurusin urusan orang. Urusin masalahlu sendiri. Jangan jadi pembawa kayu bakar deh lu. Gua yang ngedeketin Tavela. Kenapa? Gaboleh?" Sontak, Rafi menarik tangan Tavela melewati rombongan Gita.

Tavela mengerjapkan matanya mencerna situasi yang tadi. "Raf, lu? Bah gila" Tavela tersenyum senang. Rafi memasang tatapan bangga kemudian senyum ke Tavela.

"Gue kan udah bilang. Kalo bisa ngelawan, kenapa enggak?" Rafi tersenyum pada gadis dihadapannya.

Tavela tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih. Rafi suka melihat senyuman Tavela. Dan Tavela suka melihat perlakuan Rafi terhadap gita.

"Lain kali, kalo dia kek gitu lagi, Lawan ya Tav. Jangan didiemin" Rafi mengacak ujung rambut Tavela dan membuat gadis itu mendelik pada Rafi.

Ditengah-tengah perbuatan mereka, Rakha datang dan melirik Rafi. "Tav, dia siapa?" Rakha bertanya sambil memincingkan mata.

"Kenalin Rak. Murid baru dia dikelas gue. Namanya Rafi. Rafi, ini Rakha" Ucap Tavela sambil senyum ke Rafi. Rafi tersenyum kecil kemudian melanggang masuk menuju kelas.

Tavela melihat Rafi dengan otak yg penuh pertanyaan. Kemudian Tavela melihat Rakha. "Apa?" Tanya Rakha sambil menaikkan alisnya. Tavela menggeleng pelan.

"Kandangin gita sono lu daripada ngamggur" Ucap Tavela kemudian menyusul Rafi masuk ke kelas.

Tavela meletakkan pantatnya disebelah Rafi. "Udah? Itu dia asal dari semua masalah lu kan?" Tanya Rafi. Tavela hanya tersenyum.

Kemudian Tavela termenung. Yang Tavela tau adalah dia menyayangi Rakha. Dan yang paham tentang perasaannya adalah dirinya sendiri.

Memang tidak ada yang mengerti dirimu selain kamu dan bayanganmu. Tavela tersenyum miris.

"Udah elah, tav. Cowok brengsek gapantes buat diharepin. Udahla" Rafi tersenyum memantapkan Tavela. Tavela menghela nafasnya lelah.

"Dia brengsek tapi gue terlanjur sayang" Dan satu kalimat dari Tavela membuat Rafi terdiam.

"Sayang banget ya Tav? Sampe lu rela diri lu sendiri sakit hati gitu?" Rafi nelihat gadis yang sedang asyik sendiri disebelahnya itu.

Tavela menolehkan wajahnya ke arah Rafi kemudian tersenyum. "Kalo gue bisa buat lu move on dari Rakha gimana?"

Tavela kaget. Ia menatap Oza dengan tatapan kaget sekaligus "jan macem macem".

"Seganteng apapun lu, tapi kalo lu gaberusaha dari awal,gabakal bisa" Ucap Tavela ringan.

Satu hal.

karena terkadang, menyatakan sesuatu itu membutuhkan kesabaran yg ekstra dan kandidat yg kuat

***

UPDET LAMA LAGI? MAAPKAN AKK

MAU NGOBROL SM AK?
follow ig ak : tavelabeliaa

MAAP ATAS TYPO DAN TELAT APDET MWAH

VaporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang