8•[vpr]• Over And Over Again

627 40 1
                                    

Ozka. Satu nama yang bisa Tavela pikirkan. Jujur saja, melihat Ozka menangis rasanya membuat Tavela tidak tega sendiri. Perempuan itu menundukkan kepalanya.

"Kenapa Tav?" tanya Oza sambil membelai lembut ujung kepala Tavela. Yang dibelai hanya tersenyum ringan kemudian menatap lawan jenisnya itu sambil menggelengkan kepalanya.

"Biasanya kalo gini, lo kenapa-napa" ucap Oza kemudian tangannya berpindah posisi menjadi merangkul wanita tercintanya itu. Tavela tersenyum lalu berusaha membuat dirinya nyaman.

"Kasian aja sama Ozka. Sampe tadi nangis gitu. Sebenci-bencinya gue sama dia, dia tetep sahabat gue, Za" Tavela menghela nafasnya. Oza memeluk wanita itu dan mengecup dahinya pelan.

"Baik banget sih lo jadi orang. Iam so lucky to have you. Ya kan?" Oza tersenyum kemudian memandang Tavela tepat dimata. Pipi perempuan itu memerah. Kemudian perempuan itu tersenyum malu.

Titik ternyaman Tavela adalah saat ia berada bersama Oza. Secepat itu Tavela move on? Tidak. Dari awal, Tavela berniat untuk berusaha move on dari Rakha. And gotcha! Berhasil.

"Wanna do something fun?" Tanya Oza sambil mengenggam lembut tangan Tavela. Tavela mengangguk kemudian tersenyum senang.

Hati Oza menghangat ketika melihat Tavela mulai tersenyum. Karena setidaknya, Perempuan itu bisa tersenyum karenanya. Dan membuat perempuan itu bahagia adalah kesenangan tersendiri bagi Oza.

Tavela berdiri dan menampakkan raut wajah senang. "Mau kemana kita, Ozaa?" tanya Tavela sambil senyum merekah.
"Seneng banget sih" Ucap Oza kemudian tertawa pelan.

Ozka mulai menstarter motornya, Kemudian menyuruh Tavela untuk naik setelah lelaki itu memasangkan helmnya. Tavela memeluk Oza sebelum Oza mulai menjalankan motornya.

Taklama kemudian, lelaki itu memberhentikan motornya dilaham parkir motor di Ancol.
"Dufan?" Ucap Tavela heran.
"Neverland in Jakarta" Oza tersenyum kemudian membukakan helm Tavela. Perempuan itu tersenyum.

"You take me to Neverland?" Perempuan itu terkekeh geli kemudian menarik tangan Oza demgan semangat.
"As you wish" Tavela tertawa mendengar jawaban Oza.

Dengan antusias, perempuan itu memgantre tiket untuk masuk wahana tersebut.
"We do this all day? Want you?" Ajak Oza setelah Tavela berhasil mendapatkan tiket. Oza memeluk Tavela kemudian mereka masuk menuju taman wahana itu.

Dengan sangat semangat, Tavela menarik tangan Oza menuju Roller Coaster. Antrian yg super duper pendek memudahkan akses menuju roller coaster. Oza tertawa melihat reaksi semangat dari Tavela.

"Yakin Tav mau naik ini? Awas loh ya nanti selese dari naik ini mual" Oza menghimbau gadisnya yang sekarang sedang menikmati suasana taman bermain tersebut.
"Gue bukan anak kecil kay? Gue bisa jaga diri kay?" Ucap Tavela kemudian menggeret tangan Oza saat gerbang untuknya dibuka.

Dan here we go. Naik roller coaster bareng Tavela. Kalo Oza sih, jujur puyeng. Tapi disebelahnya, cewek itu tertawa riang dan menikmati pemandangan dufan dari atas wahana. Its more than enough bagi Oza.

"Bahagia?" tanya Oza setelah mereka turun dari wahana terkutuk itu. Tavela tertawa. Gadis itu bisa membaca raut wajah Oza yang tidak suka dengan wahana yang tadi ia pilihnya.

"Makannya Oza, lain kali kalo gasuka ya bilang aja. Kan kita bisa main wahana sesuai yg kita sukai" Ucap Tavela sambil merapikan kabel usb yang berserakkan ditasnya.

"Ini kan harimu, Tavela. Aku gamau ngekacauin apa yg ada di bayanganmu, tinker bell" Oza mencoel hidung gadisnya lembut. Kemudian Tavela tersenyum pelan.

"well, ayo ke istana boneka" ajak Tavela sambil menarik tangan Oza lembut.

Gadis itu menarik lelakinya menuju atas perahu. Its gonna be a great day. Tavela mengeluarkan kamera dari tasnya. Sedetik kemudian, ia mulai memotret Oza. Oza mengernyitkan alis kemudian tersenyum.

"Cih, beraninya motret gue doang ih" seru Oza sambil mengeluarkan senyum menjengkelkan.Tavela melebarkan matanya pertanda tidak setuju.

"Jadi maunya gimana?" tanya Tavela tepat ketika perahu mulai berjalan. "Foto berdua lah" Ucap Oza santai kemudian merebut kembali kamera Tavela.

"Sini, ayo kita foto" ajak Oza kemudian menempatkan kamera Tavela di sudut tangannya.

Tavela menatap Oza geli. Sementara yang ditatap hanya senyum senyum tanpa dosa.

"1.. 2.. 3.." Dan saat itu, Oza yang awalnya hanya tersenyum berpindah posisi. Dan posisinya? bibir Oza telah berpindah di pipi Tavela.

Perempuan itu terkaget melihat hasil jepretan Oza dengan mata membelalak. Sedetik kemudian, gadis itu memegangi kedua pipinya. Ia yakin, pipinya telah memerah sekarang.

"Mau yang lebih apa gimana? Blushing gitu" ucap Oza kenudian mencoel coel pipi Tavela yang memerah.
Tavela membelalakkan matanya kemudian memukuli lengan atas milik Oza.

"Ini tempat umum loh, za. Banyak anak kecil pula. Jangan suka main sembarangan deh ya" Ucap Tavela kemudian melotot ke arah oza.

"Berarti lo mau kan ya, Tav? Mau gue cium kan?" ucap Oza kemudian tersenyum jahil kearah Tavela. Dua kali pada hari ini, ditempat yang sama. Tavela blushing.

"Maaf ya Tav. Kadang, kalo gue udah sayang. Gue suka kelewatan" Ucap Oza santai. Sementara, Tavela hanya membuang mukanya yang Tavela yakin sudah dangat menerah.

Perahu berhenti. Gak terasa tapi pasti. Mereka sudah melalui wahana istana boneka. Tavela keluar dari perahu kemudian disusul dengan Oza. Sementara gadis itu asik menetralkan detakkan jantungnya yang sangat keras.

"Mau naik apa lagi, tuan putri?" tanya Oza kemudian tersenyum pada Tavela. Gadis itu mengedikkan bahunya.

"Naik itu aja" Tavela menunjuk wahana kapal seperti yang dikendarai Jack Sparrow di salah satu film terkenal (lupa anju apa namanya) Oza tersenyum. Kemudian mengiyakan.

"Hey Tav" Tavela menoleh akan panggilan Oza. Tavela masih menatap Oza kemudian menunggu ucapan Oza selanjutnya.

"Thanks for being my home. Sometimes, Home it''s not a place. It's about feeling" Oza tersenyum. Kemudian menatap mata Tavela lekat lekat.

Tavela mendekat pada Oza kemudian tersenyum dan mengenggam tangan Oza lembut. "Thanks to make me in love. Over and over again" ucap Tavela kemudian memeluk lelaki dihadapannya pelan.

"Don't ever leave" ucap Tavela kemudian mencari kenyamanan dalam pelukkan Oza. Oza tidak menanggapi. Lelaki itu hanya tersenyum.

They never know. What happen in next day. Karena apapun bisa terjadi. Tanpa ada seorangpun yang bisa nyangkal.

***
Hai gais.
Gue sempet stuck sama vapor ini. Sampe tiba-tiba doi dateng terus bilang "itu kenapa gadilanjut lanjut sih, nyet?" dan seketika gue dapet pencerahan.

tapi gais yang pastinya gue butuh semangat kalian.
keep vote and comment untuk vio yaak.

vio sayang kalian.

vienzo.

VaporTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang