Tavela senang kali ini. Senang bukan main. Bagaimana tidak senang, jika seseorang yang telah lama ia tunggu mengajak jalan? Iya, Rakha. Kali ini, mereka berdua tengah mengelilingi mall dengan mengeluarkan candaan dan tawa.
"Eh bentar kha ada yg bunyi" Bunyi handphone Tavela menghentikan aktivitas mereka berdua. Gadis itu mengecek handphonenya dan sedikit terkejut melihat sesuatu dari dalam hpnya tersebut.
"Kenapa?" Rakha bergerak mendekat. Lelaki itu ikut penasaran atas pesan yg Tavela peroleh.
"Rafi kecelakaan. Gue kerumah sakit ya?" Tidak perlu menunggu jawaban Rakha, Tavela langsung berlari.Tavela panik. Yang ia pedulikan kali ini hanyalah keselamatan Rafi serta apapun yang ada pada Rafi. Tavela hampir saja tidak mempedulikan dirinya sendiri. Buktinya ia hampir saja tertabrak motor ketika akan menyebrang mengejar taksi.
Tavela memasukki taksi kemudian mengatakan nama rumah sakit tempat Rafi dirawat. Tavela geram. Disisi lain, Rakha hanya mendengus. Sekali lagi ia mendapatkan karma. Sakit rasanya memang. Tapi memang seperti ini.
***
Setelah taksi yang Tavela tumpangi tiba di lobi hotel, segera membayar kemudian turun dengan langkah terburu buru. Bau obat obatan. Tavela muak.
Setelah bertanya pada suster, gadis itu berlari. Banyak sekali kekuatan untuk dia berlari hari ini. Entah darimana datangnya kekuatan tersebut.
"Tante gimana keadaan Rafi?" Tanya Tavela kepada salah satu perempuan paruh baya disitu.
Perempuan itu tersenyum lembut. "Kamu pasti Tavela kan?" Tanya perempuan itu dengan penuh wibawa. Tavela mengatur nafasnya kemudian mengangguk pelan.
"Rafi cerita banyak tentang kamu. Saya Andriana, mamanya Rafi. Dia tadi jatuh kemudian kena tabrak mobil makannya badannya agak terguling ke trotoar" Jelas Andriana dengan mata teduh dan kesabaran luar biasa.
Tavela menganga melihat ibu dari Rafi. Begitu tabah perempuan itu menghadapi cobaan seperti ini. Anaknya yang dekat dengan maut. Hebat sekali wanita ini, batin Tavela.
Tavela tersenyum kepada Andriana kemudian perempuan itu ikut menunggu dokter datang bersama Andriana. tak selang lama, dokter yang dinantipun tiba.
"Dok, anak saya bagaimana?" Tavela memperhatikan cara berbicara Andriana. dokter itu memberi Andriana senyuman sebelum membuka mulutnya.
"Sejauh ini anak anda tidak apa-apa, bu. silahkan boleh dijenguk. Dia sendiri sudah sadar." Dokter itu tersenyum kemudian masuk ke ruangan tempat Rafi tertidur kemudian disusul Andriana dan Tavela.
Tavela memasukki ruangan itu kemudian mendapati Rafi terbaring diatas kasur dengan senyum yang lebar. Sialan, batin Tavela. Dokter itu hanya tersenyum melihat tingkah laku Rafi. Sementara Tavela sudah menggerutu kesal didalam hatinya. Andriana tersenyum sambil geleng-geleng kepala.
"Baik baik aja kamu ah, Raf. Yaudah lah kamu enakkan kan? Udah ada Tavela juga. Mama balik kerja ya?" Rafi tersenyum lebar kemudian mengangguk seperti anjing yang menurut pada tuannya. Tavela memasang muka super datar yang membuat Rafi menahan tawanya.
"Tavela, tante nitip Rafi ya. Kalo dia nakal udah apain aja terserah. Tante ikhlas pake banget" Andriana tersenyum kemudian tertawa renyah sebelum meninggalkan rumahnya. Sementara, Tavela hanya terdiam dan tersenyum sedikit kesal. gadis itu kesal pada lelaki sialan dihadapannya ini
Tavela menatap Rafi sengit. Sementara yang ditatapi sengit hanya acuh tak acuh sambil memainkan game dihandphonenya. Perlahan, Tavela melangkah mendekat pada Rafi, tetap saja lelaki itu masih tampak acuh tak acuh. Lebih dekat dan akhirnya terjadilah. Tavela menampar pipi kanan Rafi.
"Brengsek lu emang. Untung aja lu gentong masih hidup. Gue kira lu mati sekalian" Tavela melayangkan sindirannya yang malah membuat Rafi tertawa ringan. Tavela makin kesal.
"Tavela sayang, kalo gue mati lu mikir kaga sih? Sapa lagi orang yang bakal lu panikin kalo lagi keadaan kepepet? Entar lu kangen sama gue lagi. Kan berabe" Tavela membelalakkan matanya setelah mendengar ucapan yang menaikkan emosinya itu. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Rafi memiliki tingkat kepedean yang super tinggi ternyata.
"Boleh juga tingkat kepedan lu. Seratus buat itu. Tapi. OGAH. Ogah amat gue kangenin lu.. Kek gaada hal yang lebih bermanfaat dari itu aja." Tavela memutar bola matanya. Rafi tersenyum kecil kearah Tavela.
"Tavela tavelaa. Sini dulu makannya" Rafi menyuruh gadis itu mendekat. Gadis itu menaikkan alisnya dan berusaha jual mahal kepada lawan jenis dihadapannya.
Rafi menatap Tavela dengan tatapan sedatar datar mungkin dan membuat Tavela tertawa karena geli.
"Iyaiye bentar dah" Tavela mengambil sekotak susu kemudian ia tuangkan digelas. Rafi tersenyum senang. Tavela mendekati Rafi.
Lelaki itu menjulurkan tangannya untuk mengambil susu yang ada ditangan Tavela. Lantas, Tavela mengerutkan kening. Apa apaan?, pikir Tavela. Dan akhirnya, gadis itu meminum habis susu ditangannya dan sukses membuat Rafi terdiam.
"Apaan sik?" Tanya Tavela santai setelah meletakkan gelas bekas susunya.
"Itu gue kira susunya buat gue. Masa lu minum sendiri sih? Gaada niatan ngambilin gue gitu? Jahat banget lu jadi orang" Tavela mengerutkan alisnya kemudian tertawa lebar.
"Receh lu kotok" Sahut Rafi dengan muka cemberut yang bagi Tavela itu menggemaskan."Alah lu mah. Gue sih dollar. Mana ada gue receh?" Ucap Tavela kemudian Mengelus pelan lengan atas Rafi.
Rafi melihat Tavela yang sedang asyik menonton tv."Tav, lu kaga balik? Nungguin gua mulu. Besokkan lu sekolah. Minta jemput Rakha gih" Ucap Rafi.
"Kaga ah. Males. Ntaran ae dah Raf." Tavela merengut.Gadis itu asyik sendiri dengan kegiatannya. Dan Rafi hanya bisa memperhatikan gadis itu. Tavela menarik. Tavela langka. Tapi sayangnya, Rafi sadar. Ia takkan bisa mengisi hati Tavela.
Hati gadis itu telah penuh dan Rafi meyakini itu. Iya penuh. Sedihnya, bukan dengan namanya. Tetapi dengan nama Rakha.
Rafi meringis kecut.
***
sorry buat slow apdettt
ok gais ini gue mau vakum dulu yaaa
lanjutin setelah un deh beneran suwer gabohong.doain gue dong gais wkwk
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT DONG K
WAJIB
salam sayang dari aku❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Vapor
Teen FictionKadang Tavela heran, mengapa kisahnya bisa seperti ini. Dikhianati orang orang terdekatnya, dan berbagai macam masalah lainnya. Dan setelah semuanya, Tavela masih saja terjebak dalam perasaan yang sama. Selalu seperti itu. Ia lakukan secara teratur...