Chapter 17

323 20 2
                                    

Pesta malam itu telah berakhir, tapi tidak dengan Ye Rin yang masih bertahan di bar dengan memegang botol champagne yang sudah setengah isi nya di teguk oleh Ye Rin.

"Nona apa kau sudah selesai? Kami akan segera tutup"

Bartender yang sedari tadi menunggui wanita yang tengah patah hati ini minum mulai memberanikan diri untuk berbicara padanya setelah beberapa saat lalu terdiam melihat dan mendengar ocehan wanita dihadapannya itu.

"Ya~ aku sudah membayar ini, dan kau seenaknya menyuruhku pergi! Aku tak akan pergi sampai sakit hati ku ini hilang. Arra!"

Ye Rin membentak bartender yang masih menatapnya, meladeni orang yang sedang mabuk sama saja dengan berbicara dengan orang gila, pikir bartender yang langsung pergi kedapur meninggalkan Ye Rin sendirian disana.

Sebenarnya dia tak benar-benar sendiri, ada Kim Jeong Ra teman Ye Rin yang baru di kenalnya tak sengaja lewat dan melihat Ye Rin mabuk sendiri, merasa aneh karena tak biasanya Ye Rin minum sendiri bahkan saat dilihat-lihat ada banyak sekali botol champagne disampingnya. Tak membuang-buang waktu Jeong Ra langsung menghampiri Ye Rin dan menangkup wajah merah Ye Rin.

"Ya! Kau kenapa.. Apa terjadi sesuatu?"

"Oh~ Jeong Ra-ya~, sini duduklah temani aku minum, aku senang kau datang. Permisi aku pesan minuman lagi!"

"Anni, apa yang kau lakukan disini sendirian? Semua orang sudah pulang dan kau masih disini. Apa terjadi sesuatu?"

"Gwencana~, aku tak apa, tak ada apa-apa. Hanya hatiku yang terbakar hahahahahahaha~"

Jeong Ra mencoba memahami perkataan Ye Rin.

"Apa anda temannya?"

Bartender yang dari tadi berada di dapur kembali ke bar namun tak membawakan pesanan Ye Rin. Jeong Ra mengangguk pelan.

"Ya! Mana pesanan ku~"

Ye Rin kembali membentak bartender yang kini terlihat kesal karena ulah nya.

"Tolong bawa teman anda ini pergi! Sudah 2 jam lebih dia disini mabuk dan terus mengoceh tak jelas. Kami sebentar lagi akan tutup jika wanita ini tak juga pergi aku akan telfon polisi"

"Ne, jusunghamnida. Ya! Ye Rin-ah kajja"

"Aiisshh sireoyo, aku belum selesai!"

"Sudah kau bisa melanjutkan lagi nanti, sekarang ayo kita pulang. Apa kau bawa mobil?"

"......"

"Sepertinya tidak, kajja kita keluar semoga masih ada taksi yang lewat"

Dengan susah payah Jeong Ra membopong tubuh Ye Rin, meskipun kelihatan kecil namun berat badannya lumayan membuat siapa saja yang membopong atau menggendongnya kelelahan. Setelah berada di trotoar jalan Jeong Ra berdiri masih membopong Ye Rin yang mulai tertidur.

"Sial, sepertinya sudah tak ada taksi lagi. Apa aku harus menelfon seseorang. Sebentar...."

Jeong Ra men-scroll layar ponsel nya, mencari nomor yang dapat di hubungi. Dan dapat!

Tuuut tuuut tuuut

"Hiss cepat angkat!!"

Jeong Ra masih menunggu jawaban seseorang yang di telfonnya dengan cemas, ya sekarang sudah sangat malam atau lebih tepatnya dini hari, dan Jeong Ra masih berdiri trotoar jalan membopong seonggok wanita mabuk yang terlelap.

"Mwoe Jeong Ra-ya. Kau tau ini jam berapa?!"

Akhir nya diangkat oleh orang yang di telfon, walaupun orang itu sedikit emosi karena yah, siapa yang tak kesal saat jam tidurnya di ganggu. Ah bukan menganggu, lebih tepatnya minta pertolongan.

That ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang