My 200 Pounds Fiance

27.9K 359 89
                                    

Bian, Biantoro lengkapnya, laki-laki berusia 28 tahun, anak seorang pengusaha garmen yang kaya raya, sehingga sedari kecil Bian selalu di limpahi oleh kasih sayang dan harta. Beruntung bagi Bian, disamping ayahnya yang hampir selalu tidak ada dirumah karena terlalu sibuk bekerja, ibunya selalu berada di sisinya, menemaninya, meski ibunya seorang lulusan fakultas teknik arsitektur, semenjak melahirkan Bian, dia memutuskan untuk berhenti menjadi wanita karier dan menjadi seorang ibu rumah tangga, karena dia pikir kesuksesan seorang wanita bukan hanya terletak pada karier tapi juga kebahagiaan suami dan anaknya ketika di rumah dan menghantarkan mereka menempuh kesuksesannya sendiri.

Tapi, meski memiliki ibu yang hebat, sepertinya Bian tidak membuatnya menghargai sosok wanita, hal itu tampak jelas dari perilakunya sehari-hari.

"Malam ini ada acara?" Bian, tidak memperhatikan laporan harian yang di pegangnya, melainkan memperhatikan Dian, sekretaris barunya, sekertaris yang lama berhenti seminggu lalu karena dicampakkan begitu saja oleh Bian. Beginilah perilakunya, sejak dia menjabat CEO di kantor ayahnya 3 tahun ini, sudah hampir 10 sekertaris dia buat patah hati dan mengundurkan diri.

"Anu, bos, kenapa ya?" Dian tampak gugup, menghadapi bosnya yang luar biasa tampan.

"Kan sudah aku bilang panggil mas aja." Suara Bian sungguh merayu. "Gimana? Ada acara? Cuma makan malam sepulang kerja. Ga masalah kan?"

"Ga kok, saya ga ada acara." Dian tersipu malu.

"Yasudah, kembali ke mejamu." Dian mengangguk dan berjalan cepat keluar ruangan ketika hampir saja menabrak Noel, salah satu manajer di perusahaan Bian sekaligus orang kepercayaannya.

Noel mengamati Dian curiga dan menggeleng-geleng menatap Bian." Again? Sumpeh lo? Hentikan lah kebiasaanmu itu."

"KEbiasaan yang mana?" Bian pura-pura acuh dengan memeriksa laporan harian yang dipegangnya.

Noel duduk di depan Bian, "Heh, dengerin gue," Bian masih acuh sehingga Noel mengambil laporan di tangannya.

"Hei, gue kerja!"

"Ssshh, dengerin gue dulu, kalau ini nanti si Dian berhenti gara-gara patah hati ama lo, rekor Bi, 11 sekertaris dalam waktu 3 tahun, kasian kan mereka."

"Iya, iya ngerti." Jawabnya malas.

"Bagian mana yang lo ngerti?" desak Noel.

"Bagian jangan bikin sekertaris gue patah hati."

"Nah, tuh ngerti, pinter."

"Ye, maksud lo gue bego?"

"Ga lah, kalo lo bego ga mungkin lulus Yale university cumlaude lagi. Cuma lo ga bisa mengendalikan diri."

"Mengendalikan diri?"

"Iya kalau gue amati ya, lo itu termasuk orang yang punya sekretaris fetish Bi."

Bian terbengong-bengong mendengar perkataan Noel. "Tunggu, apa maksudmu ama sekretaris fetish?"

"Itu orang yang turn on sama sekretaris."

"Lo pikir aku punya kelainan sexsual?"

"Ya barangkali, dengan melihat track record."

"Ngaco, kenapa sih semua menganggapku aneh? Lo sendiri hampir sebulan sekali ganti cewek ga ada yang anggap lo aneh. Tapi giliran gue?"

"Lebay lo, kapan gue sebulan sekali ganti cewek?"

"Ga mau ngaku lagi."

"Gini lho, mungkin karena lo itu bos besar di sini, CEO man!, terus korban lo Sekretaris, jadi itu aneh."

My 200 Pounds FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang