Aku menunjukkan hiasan rambut yang kubeli barusan. Landon mengusulkan untuk tidur sekarang agar nanti malam tidak mengantuk. Aku pun tidur di kamarku sedangkan Landon tidur di sofa. Aku sangat senang dan tidak sabar menanti hingga akhirnya aku terbangun pukul empat sore sedangkan Landon belum bangun. Aku menyiapkan makan malam.
Aku memasak fettucini untuk makan malam. Aku diajarkan ibu untuk memasak segala macam pasta sejak aku kecil. Ibuku berkata bahwa sebagai perempuan itu kewajibanku untuk bisa memasak dan membersihkan rumah. Usai menyiapkan makan malam, aku membangunkan Landon lalu kami menyantap makan malam bersama. Landon berkali-kali memuji hasil masakanku. Aku tersipu karena baru pertama kali aku dipuji sampai berkali-kali.
Usai makan, aku kemudian pergi mandi. Begitu juga dengan Landon. Usai aku mandi, aku mengenakan gaun yang diberikan dari Landon untuk kupakai malam ini. Usai memakai gaun itu, aku pergi ke luar kamar karena Landon sudah tak sabar melihatku. Matanya berbinar-binar begitu ia melihatku. "Semakin indah kau pakai," katanya. Aku hanya tersenyum. Aku tak tahu harus berkata apa karena gaun ini memang sangat indah!
Landon kemudian menata rambutku. Dengan perlahan dan teliti ia mengepang rambutku. Ia bahkan menyematkan beberapa bunga rambut yang kubeli tadi. Indah sekali. Ia benar-benar terampil dalam hal apa pun. Ia juga menyapukan sedikit riasan wajah pada wajahku. Aku melihat diriku sendiri di depan kaca. Benar-benar bukan diriku.
Wajah yang cantik, rambut yang tertata rapih, gaun yang indah sekali. Seperti bukan diriku. Bahkan aku pangling melihat diriku sendiri. Landon pun juga sudah berpakaian rapih. Ia berkata bahwa baju itu pernah dipakai ayahnya. Dan katanya, raja Jorge juga pernah mengadakan pesta dan mengundang seluruh rakyat di desa termasuk ayah dan ibu Landon.
Untuk mendandaniku saja butuh waktu satu jam. Pukul tujuh malam, kami menuju ke crimson. Sesekali aku tersandung karena menginjak gaun yang panjang ini. Untung saja Landon menangkapku dan aku tidak jatuh ke atas tanah sehingga gaun yang kupakai tidak kotor. "Bagaimana jika dia mencariku?" tanyaku pada Landon. "Mencarimu?" tanya Landon balik. "Mencari Scars yang berbeda," kataku. "Aku sudah membuat alasan yang sangat tepat," katanya. Ia menyuruhku untuk tetap tenang. Tak lama, kereta kuda dari kerajaan datang menjemput kami. Aku benar-benar merasa tidak pantas untuk semua ini.
Tak lama, kami sampai di depan istana. Megah. Banyak sekali cahaya pemanis istana ini. Tak sedikit jumlah orang yang diundang. Kami langsung diperbolehkan masuk karena tamu spesial raja Jorge. Raja Jorge dan Mason menyambut kami. "Di mana Scars?" tanya raja. "Maaf yang mulia. Scars tidak bisa datang karena ia harus menjaga adiknya yang sedang sakit parah," bohong Landon. Aku menahan tawaku. "Tidak apa-apa. Aku sungguh berharap ia akan datang tapi apa boleh buat. Temanmu ini, siapa namamu?" tanya raja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett (Book One) : The Hooded Archeress
FantasyNamaku Scars Rose. Mereka mengenalku dengan sebutan the hooded archeress. Aku hanyalah gadis biasa yang tinggal bersama ibuku di dalam hutan. Keseharianku sangat membosankan hingga suatu hari, aku bertemu dengannya, Adelio Landon, teman pertamaku ya...