Chapter 28 : Familiar

1K 80 0
                                    

Aku pun menghampiri Alastair dan berkata, "Kita harus segera pergi karena baru saja ada orang yang makan dan minum di sini!"

Alastair hanya membelalak dan mengangguk. Kami berdua lalu pergi ke luar rumah ini. Aku merasa sesuatu ada yang tak benar. Maksudku, rumah ini sudah sangat tua dan berdebu apakah mungkin manusia tinggal di tempat seperti ini?

Dan entah mengapa, aku merasa seakan ada suara memanggil namaku. Mungkin hanya halusinasi.

Kami pun menunggangi kuda lalu berkeliling hutan. Kami tidak menemukan apa-apa selain desa terpencil. Sebuah desa dengan penduduk yang sangat sedikit berada di tengah-tengah hutan seperti ini?

"Permisi, ah, apakah kau pernah melihat pangeran dari kerajaan Arabella?" tanya Alastair pada seorang wanita yang menggendong anaknya. Cara bertanyanya benar-benar tidak profesional.

"Maaf, aku tidak tahu siapa beliau," jawabnya jujur. Ya, bagaimana mereka tahu? Mereka tinggal di daerah terpencil!

Aku merasa sesuatu yang janggal. Tunggu dulu.. sepertinya aku mengenal desa ini

"Aku tidak ingin kau tinggal di rumah ini. Kau ini spesial dan harus tinggal di rumah yang lebih layak! Desa ini sampah. Aku tidak akan pergi ke sini lagi!"

Suara itu terngiang-ngiang dalam benakku. Suara itu sangat familiar dan aku masih bisa mencium aroma kayu bakar dan melihat jelas langit-langit rumah berwarna cokelat. Sayang sekali aku tidak bisa melihat jelas wajah wanita itu!

Aku benar-benar merasa sangat familiar dengan tempat ini. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya. "Ah, maaf, bu. Apakah ibu pernah melihat seorang wanita berambut pirang, memiliki mata berwarna hitam, tinggi badan sekitar.. 169 cm, Suka memakai baju berwarna krem dan tinggal di rumah sekitar sini?" tanyaku. "Saya kenal dia! Saya tidak ingat namanya tetapi, ia dan anak serta suaminya pergi dari desa ini sekitar.. sebelas tahun yang lalu," jawabnya.

"Apa ibu tahu di mana rumahnya?" tanyaku lagi.

"Ya. Rumah itu sudah tua sekali dan tidak ada yang pernah masuk ke dalamnya. Kalian hanya butuh berbelok ke kanan dari sini lalu lurus sebelum gerobak kosong, belok kiri dan rumahnya nomor empat belakang," jelasnya. Aku pun berterima kasih kepadanya.

Aku dan Alastair pun pergi sesuai ke arah yang ditunjukkan wanita tadi. Kami tiba di depan rumah sangat tua. Aku pun berusaha membuka pintunya. Tidak dikunci.

"Aneh sekali," kata Alastair. Lantai yang kuinjak berdecit-decit dan sudah rapuh. Debu ada di mana-mana. Mataku tertuju pada sebuah lemari besar tertutup kain putih yang dipenuhi debu. Aku pun menutup hidung dan mulutku lalu menarik kain itu. Terlihat lemari kayu cokelat yang masih utuh. Mungkin lemari ini adalah satu-satunya yang tidak terkena debu.

Tanpa basa-basi, aku membuka pintu pada lemari itu satu per satu sedangkan Alastair hanya menontonku sambil melipat tangannya di dada. Bingo. Aku menemukan sebuah kertas berisi tulisan "Family"

Dan terdapat sobekan foto. Sobekan foto yang menempel pada kertas itu hanya menunjukkan foto sebuah bunga mawar merah. Aku pun teringat pada sesuatu. Foto milik ibu. Foto itu sobek pada bagian pinggirnya. Mungkinkah ini sambungannya?

Aku pun terus mencari sesuatu yang mungkin akan berguna bagiku. "Kau mencari apa sih? Apakah ini ada hubungannya dengan Lucas?" tanya Alastair. "Aku mencari sesuatu yang sangat penting selagi aku ingat," jawabku.

"Apakah ini ada hubungannya dengan Lucas?"

"Ti—tidak," jawabku pelan tapi tanganku terus bekerja mencari sesuatu. Aku pun tidak tahu mencari apa tapi, aku yakin ada sesuatu yang sangat spesial dan penting dari isi lemari ini. "Jika tidak, mengapa kita ke sini? Apa kau tahu? Lucas? Ia sangat menderita sekarang! Diculik oleh orang yang bahkan kita tidak ketahui. Ia sangat berharap pada kita. Aku kenal betul Lucas. Kita tidak seharusnya di sini," omelnya.

Harus kuakui ia benar. Tapi aku juga punya kepentingan sendiri. Aku butuh mencari tahu silisilah keluargaku karena aku selalu merasa ada sesuatu yang janggal terutama saat Dexter mencium pipi ibuku. Siapa dia? Siapa Dexter? Siapa Jack? Siapa yang mereka bawa dalam kereta kuda di hari itu?

"Kau boleh tinggalkan aku di sini. Maafkan aku, aku mengaku salah tapi, aku butuh waktu sebentar untuk menemukan kenangan yang tersisa dari rumah ini. Aku telah mengingat sesuatu yang bagiku sangat penting. Ini tidak ada hubungannya dengan Lucas tetapi ada hubunganya denganku. Dan jangan berharap aku akan menceritakan segalanya padamu karena aku tidak akan pernah membongkar rahasia yang kupendam selama ini kecuali pada saat-saat tertentu.

Maafkan aku. Aku akan menyusul." Kataku panjang lebar.

Scarlett (Book One) : The Hooded ArcheressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang