Chapter 27 : Suspicious House

1.1K 84 0
                                    

Itu artinya, ia ada di rumah ini. Aku pun menyantap sarapan pagiku. Roti panggang serta telur setengah matang yang masih hangat dan segelas teh manis panas serta buah-buahan memang sungguh nikmat. "Kau menyukainya?" tanya Landon. Aku terkejut mendengar suaranya dan hampir tersedak. "Terima kasih," kataku sambil tersenyum. Landon menarik kursi yang ada di depanku lalu duduk di atasnya. "Ini kubuat spesial untukmu. Aku sengaja membuatkan panahan lagi untukmu karena, kupikir kau tidak terlalu senang dengan panah warna crimson itu," jelas Landon.

Oh ya, panahan yang ia berikan kepadaku kali ini berwarna silver dan anak panah berwarna rose. "Aku sangat menghargai pemberian setiap orang. Dan panahan crimson darimu itu, adalah salah satu benda favoritku." Kataku dengan mantap. Itu memang benar. Aku tahu membuat panahan itu tidak mudah. Apalagi kau harus membuat variasi agar terlihat menarik. Variasi yang dibuat Landon benar-benar cantik. "Sebenarnya, itu adalah panahan peninggalan ayahku. Beliau mengoleksi banyak sekali. Aku mengambil yang terbaik lalu membetulkannya sedikit," tambahnya Aku mengangguk-anggukkan kepala.

Usai sarapan, kami pun pergi ke tempat biasa dan Landon menjelaskan tentang apa yang ia bicarakan tentang pangeran Lucas semalam di istana.

Aku ditugaskan untuk pergi ke rumah mencurigakan yang aku temukan bersama pangeran Alastair dan memasuki rumah itu bersama Pangeran Alastair. Aku merasa aneh jika harus bekerja sama dengannya karena, ia tahu tentang samaranku. Apakah aku harus melepas tudungku begitu saja saat hanya bersamanya? Entahlah. Aku akan memutuskan hal itu nanti.

Tak lama, Mason dan yang lain serta Pangeran Alastair tiba. Kini Mason membawa banyak orang lagi. Aku pun langsung menunggangi Ivory dan menunjukkan jalan ke rumah mencurigakan itu kepada Alastair. Pagi itu, langit terlihat mendung.

"Kita sampai." Kataku sambil menarik tali yang menghubungkan dengan Ivory sehingga ia terhenti. "Aku sudah pernah mencoba masuk ke dalamnya namun, gagal karena hampir ketahuan," jelasku. Kami tidak berhenti tepat di depan rumah itu melainkan kami berhenti beberapa meter tidak terlalu jauh dari rumah itu.

Kami berdua pun turun dari kuda yang kami tunggangi. Tak lupa aku membawa panahan crimson. Kami berdua berjalan dengan perlahan mendekati rumah itu. Gelap, tak ada sumber cahaya. Terlihat kosong dan menyeramkan. "Apa kau yakin dengan ini?" tanya Alastair gugup. "Ya, ya. Aku sangat yakin." jawabku sambil mengeluarkan dua alat untuk membuka kunci dari saku celanaku.

Rumput liar mengelilingi rumah itu. Aku pun mengintip melalui jendela untuk memastikan rumah ini kosong. Setelah pasti, aku pun membuka pintu itu dengan beberapa alat yang kubawa. Lima menit lamanya aku mencoba, akhirnya pintu itu terbuka juga. Aku dan pangeran Alastair pun melangkah perlahan, masuk ke dalam rumah itu. Bau busuk dapat tercium saat kami baru membuka pintu.

Bau sampah, baju kotor, dan makanan basi menjadi satu. Lantainya berdebu dan terlihat menjijikan. Dindingnya pun sudah mengelupas. "Apa kau yakin ada orang yang tinggal di sini?" tanya Alastair. Aku mengangguk dan menjawab, "Tentu saja. 100 persen aku yakin."

Aku pun membuka salah satu ruangan yang ada di situ. Dinding penuh sarang laba-laba dan gagan pintunya pun berdebu. Aku orangnya suka dengan kebersihan dan berada di dalam rumah kotor ini membuatku ingin langsung membersihkan rumah ini. Benar-benar tidak enak dipandang!

Pintunya tidak dikunci. Aku mengambil sebuah kain kecil dari saku celana lalu menutup hidung dan mulutku dengan sapu tangan itu. Mataku menjelajahi ruangan itu. Kosong. Tidak ada yang mencuriga—Tunggu! Sebuah piring makan berisi sisa makanan dan gelas berisi ¼ air. Aku pun berjalan

Bukankah berarti ada orang yang baru saja makan? Aku pun mengambil piring itu lalu mencium bau makanan. Piringnya masih terasa hangat dan aku sentuh sisa-sisa telur goreng di piring itu. Masih hangat. Kemudian kuletakkan kembali piring itu lalu aku menyentuh gelas di sampingnya. Dingin. Air dingin. Ada orang yang baru saja makan dan minum di sini. Namun, aku tidak melihat siapa pun di dalam ruangan ini.

Scarlett (Book One) : The Hooded ArcheressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang