Chapter 11 : Mother?

1.3K 94 0
                                    

Tak lama Landon pergi, datang sebuah kereta kuda. Sebelum mereka memasuki hutan ini, aku turun dari pohon dan memanah ke arah jalanan yang akan dilalui kereta kuda itu. Sontak kereta itu berhenti. Dua lelaki bertubuh besar ke luar dari dalam kereta itu. Aku bersembunyi di balik semak-semak namun, mereka mengetahui keberadaanku.

"Hei! Siapa di sana!" seru lelaki itu. Aku hanya diam tak menjawab. Akhirnya, kedua lelaki itu berjalan dengan cepat ke arahku. Sebelum mereka mendekat, aku ke luar dari tempat persembunyian dan mengancam mereka sambil menarik panahanku. "Bergerak, akan kulepaskan anak panah ini," ancamku dengan suara yang diberatkan. Mereka berdua terlihat tidak takut dengan ancamanku. "Hei, anak kecil. Pulang saja ke rumah-mu sebelum kami menyakitimu!" usir salah satu dari kedua lelaki itu.

Aku tidak sanggup membunuh mereka maka dari itu, aku meletakkan kembali anak panah ke dalam tempat panahan yang kusandang di bahu. Aku harus masuk ke dalam kereta kuda itu!

Kedua lelaki itu berjalan mendekatiku. Mereka akan menyakitiku. Aku tidak takut karena Landon telah mengajariku membela diri. Aku sungguh berhutang padanya. Lelaki besar itu hendak memukulku namun, aku menangkisnya. Terjadi perkelahian kecil di antara kami bertiga. Aku terkena pukulan beberapa kali pada bagian pipi. Memang sakit tetapi, aku sangat yakin mereka adalah orang yang raja Jorge cari maka dari itu, aku harus masuk ke dalam kereta itu!

Perkelahian kami terhenti saat seorang wanita ke luar dari kereta itu. "Hei, apa yang kalian lakukan?" ucap wanita itu. Sulit dipercaya. Wanita itu adalah ibuku. Untung saja ibu tentu tidak tahu siapa aku karena samaranku. "Kau, anak lelaki. Lebih baik jangan ganggu kami dan kembali ke orang tuamu," perintah ibuku. Apa benar ia ibuku? Bahkan aku tidak menganalinya lagi. Ia mengenakan dress pas dengan tubuhnya berwarna hitam. Cukup mewah. Dari mana ibuku mendapatkan uang sebanyak itu?

Rambutnya bahkan keriting terlihat seperti habis dari salon mewah. Aku merasa sangat geram. Selagi kedua lelaki itu melihat ke arah ibu dan ini kesempatanku. Aku bisa memukul mereka dari belakang agar mereka pingsan. Tubuh mereka sangat besar sehingga susah bagiku untuk memukul tengkuk lehernya jadi, aku memanjat pohon sedikit lalu melompat ke atas punggung salah satu lelaki itu dan memukul tengkuknya hingga ia pingsan. Aku tahu temannya pasti akan menyerangku. Aku mengeluarkan pisau saku lipat dari saku celanaku dan menyodorkannya untuk menakuti lelaki itu.

"Hei! Sudah! Dasar anak nakal!" teriak ibuku. "Jack, lawan dia," perintah ibu. Untung saja ibu tidak mengenaliku. Jack berlari ke arahku. Dengan penuh keberanian, aku menusuk kakinya dengan pisauku lalu kabur menunggangi kuda sambil melihat ke arah mereka. Ibuku hanya menatap kedua mataku dengan penuh kebencian. Tiba-tiba ke luar seorang laki-laki bertubuh besar dari kereta itu. Seperti dugaanku, orang itu adalah Dexter!

Kepercayaanku pada ibu mulai hilang. Siapa mereka?[]

Scarlett (Book One) : The Hooded ArcheressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang