Chapter 17 : Ball

1.1K 86 0
                                    

Mataku terbelalak saat melihatnya. Mirip sekali denganku! Dia adalah orang yang menaiki kereta kuda itu. Ternyata dia adalah putri raja. Sepertinya ia sudah lupa denganku. "Scarlett, sayang, maafkan ayah. Sebagai keluarga kerajaan, kita harus mematuhi adat dan peraturan yang berlaku," jawab raja Jorge. Betapa miripnya denganku. Rambutnya, matanya, postur tubuhnya, hanya saja ia memakai mahkota di atas kepalanya dan rambutnya sedikit bergelombang. "Kau ikut kami ke ruangan diskusi," pinta raja pada putrinya. Kami lalu berjalan menaiki tangga ke ruangan diskusi.

Tiba di ruangan diskusi, sudah ada tiga orang di situ. Mereka menyebutkan nama masing-masing. Kami lalu duduk di atas sofa yang sangat empuk dan nyaman. "Jadi akan diadakan pesta kerajaan dan kami mengundang beberapa rakyat terpilih termasuk kau berdua," kata raja Jorge. "Ta—tapi—"

"Tidak boleh menolak karena ini perintah dariku," lanjutnya. Tidak ada dresscode aku hanya meminta kalian berpakaian rapih,"sambungya. "Dan Landon, kamu boleh mengajak teman perempuanmu itu," tambahnya lagi. "Baik, yang mulia," jawab Landon tenang. Kami lalu berbincang tentang pesta itu. Pesta yang megah di dalam istana kerajaan dan hanya mengundang beberapa rakyat jelata yang terpilih. Aku merasa bersalah karena belum menemukan Lucas tapi kami sudah berpesta.

Namun kata raja, pesta ini justru diadakan untuk menemukan si penculik dengan mengundang banyak orang sekaligus mencari jodoh untuk Scarlett dan perayaan ulang tahunnya. Raja juga mengundang beberapa keluarga kerajaan dari kerajaan lainnya. Seperti kerajaan Angralods, Euthoniua, Hasrago, dan Grisigha. Setelah berjam-jam berbicara, kami pun diberi istirahat dan dipersilahkan untuk makan apapun yang ada di ruang makan. Di ruang makan hanya aku, Landon, dan putri Scarlett. "Aku tahu kau yang menyerangku," katanya padaku.

Sial. Ternyata dia ingat. "Maafkan aku yang mulia," pintaku sambil merendah. Ia tertawa. "Tidak apa-apa. Lagipula kau tidak sedikitpun menyakitiku dan aku tidak akan memberi tahu siapapun. Dan kau juga sudah membantu banyak mencari kakakku," ucapnya. Aku berdiri seperti semula lagi. "Aku sangat ingin membantu mencari Lucas. Aku merindukannya tapi apa boleh buat kami harus menjaga nama dan mematuhi adat dari nenek moyang kami," tambahnya.

"Tidakkah kau merasa adat dan peraturan tentang larangan perempuan itu banyak sekali?" tanya Scarlett. "Ya, aku merasakannya," jawabku jujur. "Kita hanya diperbolehkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah sedangkan para lelaki boleh melakukan apa saja pada perempuan dan juga melakukan apa saja yang mereka mau. Banyak sekali larangan untukku," tambahnya. Andai saja ia tahu bahwa aku juga merasakan hal yang sama karena aku perempuan. "Kau boleh menggunakan panah sedangkan aku hanya ingin menyentuhnya tidak diperbolehkan," lanjutnya. Menurutku, putri raja yang satu ini memang banyak mengeluh. Selama berdiskusi tadi ia juga mengeluh dengan manja. Aku tak yakin ia bisa membantu.

Setelah berlama-lama di dalam istana, akhirnya kami diperbolehkan untuk kembali. Aku lebih memilih untuk tinggal di hutan karena sepi dari orang lain dan terasa sejuk serta pemandangannya yang indah. Mungkin kau berfikir kalau di hutan aku hanya bisa melihat pepohonan tinggi dan semak belukar yang menyeramkan. Kau benar sebagian tapi, beragam sekali bunga yang tumbuh dengan seenaknya di sini.

Setiap hari terdengar nyanyian para burung. Tercium bau rumput yang menyegarkan dan bunyi rumput yang bergesekan saat tertiup angin membuat kau ingin selalu mendengarnya. Perasaan itu saat kau menginjak rumput yang basah karena embun pagi dengan kaki telanjang pasti membuatmu senang. Terkadang, di sore atau malam hari kunang-kunang berkeliaran menemani malam yang gelap. Banyak sekali rusa dan hewan buas lain yang melintas dan mereka tidak akan menyerang kita jika kita tidak mengganggu mereka.[]

Scarlett (Book One) : The Hooded ArcheressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang